AUTHOR POV
Menghela nafas beberapa kali, Baekhyun memejamkan matanya. Ia berharap nama itu cepat hilang dari kepalanya karena ia tidak mau menempatkan perusahaan Jongdae sebagai resiko kalau ia tidak fokus. Baekhyun membenarkan penampilan lalu berjalan ke dalam gedung, tak lupa mengunci ferrari merahnya terlebih dahulu.
Gedung yang ia telusuri koridornya itu tampak sangat berkelas, rapi dan cerah. Para pegawainya pun sangat rapi dan menarik secara fisikal. Ia bertanya-tanya bagaimana cara mengolah sebuah perusahaan agar bisa rapi secara men detail seperti ini.
Setelah akhirnya menemukan meja informasi, Baekhyun mengeluarkan sebuah kartu nama, lengkap dengan embel-embel 'sekretaris Kim Jong Dae' di ujung bawah. Ia sudah sering membantu Jongdae, jadi sahabatnya itu memberinya kartu nama dengan keterangan palsu. Tanpa kecurigaan, pegawai bertubuh langsing itu memberi tahu letak ruangan sang CEO. Baekhyun mengangguk sopan lalu berlalu, meskipun ia tahu banyak pegawai yang menaruh mata padanya.
Ia berjalan menyusuri lorong-lorong sesuai dengan petunjuk yang ia dengar. Memastikan bahwa dirinya tidak salah jalan ketika melihat pintu lift. Ia menekan tombol di depan lift dan menunggu hingga lift itu terbuka, setelahnya melangkah masuk.
CHANYEOL POV
Aku menunggu angka di lift menurun dengan cepat. Aku harus memberikan tugas pada seseorang pada bagian kredit sebelum utusan Kim Corporation mendatangiku. Setelah mencapai lantai satu, pintu lift terbuka lebih dulu.
Lalu seorang lelaki memasuki lift dengan wajah tenang. Seketika gerakan tubuhku membeku ketika melihat wajahnya. Ia tampak membungkuk padaku seolah tak mengenalku lalu berdiri di sampingku. Dengan wajah kaku, aku terus melihat ke arahnya.
"Permisi, Tuan, apa kau tidak akan turun?"
Aku tahu aku harus membuka mulutku, menjawab pertanyaannya. Namun mata kelam itu menatapku lurus dengan raut wajah bingung, tidak berubah sedikit pun sejak terakhir kali aku melihatnya. Ia berdeham canggung lalu menutup pintu lift. Ia lalu menatap lurus ke depan, tampak risih dengan perlakuanku. Tapi sungguh, aku tidak bisa berpaling sedikit pun dari wajahnya.
Byun Baekhyun, bagaimana aku bisa melupakan wajahmu? Kau tampak sama, sama sekali tidak berubah. Kecuali ekspresi tenang dan rambut hitam pekat itu. selain itu, tak satupun bagian tubuhmu berubah. Aku melirik jarinya untuk memastikan, dan menahan nafas ketika bisa ku tatap jari-jari lentik itu bermain-main dengan kukunya.
Banyak sekali pertanyaan yang hinggap di kepalaku saat ini. Mulai dari bagaimana bisa ia sampai ke perusahaanku, bagaimana ia bisa bersikap setenang ini ketika bertemu denganku, bahkan memanggilku Tuan, dan ia merasa risih dengan tatapanku. Ia tampak seperti orang lain, yang sama sekali tidak mengenalku.
Baekhyun menatapku sekali lagi, kali ini semakin bingung dan ia mengelus tengkuknya gugup. "Apa ada yang salah dengan diriku sampai-sampai kau melihatku seperti itu?"
Demi Tuhan, Baekhyun, ada apa dengan mu? Apa kau mencoba bercanda denganku sekarang? Aku mengepalkan tanganku, kuat. Baekhyun menyadari itu, dan ia menelan ludahnya.
"Byun Baekhyun."
Matanya terbelalak, "Bagaimana bisa kau tahu namaku?"
Keningku berkerut, ini aneh. Baekhyun memeriksa bajunya, sepertinya memastikan bahwa ia tidak memakai nametag atau semacamnya. Bahkan ketika matanya terbelalak, ia masih terlihat sama dengan empat tahun lalu.
"Ada apa denganmu?" Tanyaku gemas, terlalu bingung akan sikapnya. Namun sebelum ia sempat menjawab, pintu lift terbuka dan kami sampai di lantai enam, dimana ruanganku berada. Tanpa berkata-kata, aku meraih tangannya dan menariknya keluar dari lift, menyeretnya sepanjang koridor tanpa peduli akan tatapan-tatapan pegawaiku. Baekhyun meronta, namun kami berdua tahu siapa yang lebih kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Troublemaker
Fanfiction"Berjanjilah satu hal padaku." "Apa itu?" "Jangan jatuh hati pada Chanyeol." [YAOI, 15+] [Beberapa dari chapter akan di privat. Untuk membaca, follow me first, akan bisa automatis terbaca jika sudah.]