AUTHOR POV
"Satukan Baekhyun dan Sehun."
Hening. Nara menatap lurus kedua mata sahabatnya, entah apa yang sedang dipikirkannya. Ia tahu permintaan semacam ini termasuk konyol, namun ia pikir inilah satu-satunya hal yang bisa ia lakukan untuk Sehun.
"Kenapa? Kau dan aku tahu kalau Chanyeol dan Baekhyun saling menyukai satu sama lain."
"Tapi Sehun menyukai Baekhyun."
"Bagaimana dengan Chanyeol?"
"Ia sudah cukup bahagia." Manik mata Nara berubah menjadi memelas, "Ia sudah cukup bahagia. Chanyeol akan mendapatkan segalanya. Ia akan mewarisi semua perusahaan ayahnya, hidup didalam ke mewahan dan tanpa beban. Lalu bagaimana dengan Sehun? Sehun-ku?"
Ibu Baekhyun tidak mengerti kenapa nama Chanyeol terus berputar-putar di otaknya. Chanyeol sama sekali tidak bahagia, itu yang ia lihat. Anak itu mungkin terlihat tegar, tapi sesungguhnya ia tidak se-bahagia yang Nara pikirkan.
"Nara, kau tidak mengerti. Chanyeol tidak bahagia... tidak sama sekali. Ia terlihat penuh dan kuat di luar, namun sesungguhnya ia jauh lebih rapuh dibanding itu. Chanyeol-"
"Apa ia bahkan pernah memikirkan adiknya? Atau mungkin aku?" Nara berbicara seolah-olah hidup dan matinya tergantung pada jawaban sahabatnya.
"Ibu."
Keduanya menoleh ke asal suara. Saat Nara melihat siapa yang memanggilnya, air mata pertamanya jatuh. "Chanyeol..."
Chanyeol tidak sendirian. Ia mengaitkan jari-jarinya dengan Baekhyun. Kedua pemuda itu meremas tangan yang lainnya, berharap itu tidak akan pernah lepas. "Karena sungguh terlambat mengucapkan salam padamu, aku minta maaf." Ucap Chanyeol tegas. "Tapi ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu, ibu."
Nara tidak lagi berfikir jernih saat anak sulungnya memanggilnya dengan sebutan 'ibu' seperti itu. Ia meremas kayu yang ia duduki karena tampaknya Chanyeol akan mengatakan banyak hal.
"Aku sama sekali tidak bahagia setelah kepergianmu dan Sehun. Aku bukan lagi Chanyeol yang kalian kenal, aku hanya sebuah batu yang berjalan." Baekhyun menatap namja di sampingnya dengan tenang, meskipun hatinya juga berdebar-debar menunggu apa yang Chanyeol katakan.
Tanpa diduga, Chanyeol membalas tatapannya dengan lebih tenang. Ibu jarinya mengelus punggung tangan Baekhyun pelan. "Aku tidak pernah menuntut, meski sebenarnya aku memiliki hak jauh lebih besar untuk itu. aku tidak pernah melawan keputusan ayah, meskipun sebenarnya aku bisa. Aku selalu menuruti keinginan ayah, meskipun tak sepenuhnya sesuai dengan yang ayah harapkan. Semua yang terjadi padaku tidak sesuai dengan bayanganmu selama ini tentangku, bu."
"Aku tampak penuh dan bahagia, tubuhku yang bersih tanpa cacat memperkuat kesan itu, aku tahu. Tapi kenyataannya, aku menangisi Sehun setip hari, sampai-sampai air mataku tak lagi turun di suatu malam. Aku tidak lagi mempercayai semua orang karena itu. Aku menyalahkan setiap orang yang ada selama aku tumbuh, karena aku sendirian." Chanyeol memberi jeda untuk mengambil nafas. "Aku selalu sendirian."
"Aku memakan apapun yang tersaji diatas meja, aku mengangguk di semua pertanyaan ayah. Aku tidak pernah berusaha untuk sesuatu yang benar-benar kuinginkan, karena selama ini aku hanya berharap kau dan Sehun kembali ke dalam keluarga kecil kita."
Baekhyun bisa merasakan ujung hidungnya memerah karena haru. Tak sedikit pun pupil matanya ia alihkan dari sisi wajah Chanyeol.
"Jadi jika ada satu satunya hal yang sangat kuinginkan selain kau dan Sehun kembali, itu adalah memiliki Baekhyun, orang yang sekarang berdiri di sampingku. Ini terdengar konyol, atau mungkin bodoh. Tapi untuk kali ini saja, aku tidak akan melepaskannya." Tegas Chanyeol, menarik Baekhyun mendekat ke sisinya. "Aku akan melakukan segala hal; termasuk membahayakan nyawa-ku sendiri jika perlu. Aku tidak peduli, asal lelaki ini bisa terus berada di dalam dekapanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Troublemaker
Fanfiction"Berjanjilah satu hal padaku." "Apa itu?" "Jangan jatuh hati pada Chanyeol." [YAOI, 15+] [Beberapa dari chapter akan di privat. Untuk membaca, follow me first, akan bisa automatis terbaca jika sudah.]