CHANYEOL POV
"Letakkan saja disana,"
"Bukan, disamping sofa dan meja nakas."
"Baik, terima kasih."
Aku memandang sekitar ruangan dimana aku berdiri dengan tatapan puas. Setelah berdiri ditempat selama hampir empat puluh lima menit membuatku jengah namun akhirnya mendekorasi ruangan ini sudah selesai.
Dan aku mengerjakannya sendirian. Karena hari ini adalah ulang tahun ayah, jadi ibu Baekhyun sibuk menyiapkan hal lainnya, membuatku akhirnya terkena getah mendekorasi-tugas paling netral gender.
Aku melangkah keluar ruangan setelah memastikan seluruh ruangan tertata sebagaimana mestinya, menghirup udara segar yang terhembus langsung dari samudera. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat bibir pantai dengan jelas dan murid-murid yang tampak senang berlari-lari diatas pasir pantai. sebagian besar dari mereka hanya memakai pakaian dalam, berkeliaran sambil membawa segelas minum yang beragam jenis.
Pemandangan seperti ini tidaklah asing bagiku, jadi aku tidak butuh waktu lama untuk memelototi lekukan lekukan tubuh para wanita yang berjalan sambil menggerakkan pantatnya dengan sengaja agar terlihat menonjol.
"Chanyeol!"
Aku menoleh kearah suara. Ibu Baekhyun melambai ke arahku lalu ia menghampiriku. "Apa kau melihat Baekhyun?"
"Uhm, tidak. Ada apa, bu?"
Ibu Baekhyun mendesah, "Haah, kenapa susah sekali mencari anak itu. Aku tahu ia pasti bersama teman-temannya. Aku hanya ingin memberikan tuksedo resmi untuk malam ini padanya, tapi ia tidak ditemukan dimanapun."
Aku melirik sepasang tuksedo putih yang tergantung di jari-jari ibu Baekhyun, terpikirkan ide bagus, lalu mengambil tuksedo itu. "Biar aku saja yang memberikan ini pada Baekhyun, bu. Lagipula aku juga ingin berjalan-jalan."
Ibu Baekhyun memandangku dengan enggan, "Apa itu tidak akan merepotkanmu?"
"Tidak, bu. Kembalilah ke pekerjaanmu yang lain. Aku bisa menangani ini."
"Baiklah, tolong ibu, ya?"
Aku mengangguk, lalu mendapat tepukan dibahuku sebelum wanita paruh baya itu berbalik meninggalkanku sendiri. Aku menatap tuksedo ditangannya sambil berfikir bagaimana cara memberikan ini pada Baekhyun.
Kuraih ponsel disakuku dan mengetik pesan, mengirimnya pada Baekhyun. Saat pesan itu telah terkirim, tanpa sadar aku mengeluarkan senyum kemenanganku. Ini pasti akan menarik.
.
BAEKHYUN POV
'Ambil tuksedo mu dikamarku sebelum jam enam. Atau pakai tuksedo lain. PS: Ini titipan ibumu. -Chanyeol'
Aku menatap layar ponselku datar saat membaca pesan dari Chanyeol. Aku memasukkan kembali ponselku ke saku dan mendengus pelan. Nama pengirim itu membuatku teringat kejadian kemarin, yang susah payah kulupakan.
Kejadian kemarin juga mengingatkanku kejadian di trotoar malam itu, dimana aku dan Chanyeol saling memberikan ciuman pertama. Tanpa dapat kucegah pipiku memerah, jika dipikir-pikir sepertinya semalam Chanyeol juga tampak terkejut dan ia mendorong Taeyeon terlebih dahulu.
Aku menutup mataku dan memijit pelipisku, kenapa otakku malah membandingkan ciuman Chanyeol denganku dan ciumannya dengan Taeyeon? Baekhyun bodoh. Aku melirik jam ditanganku lalu terkejut karena jarum pendek sudah hampir menyentuh angka enam, dengan buru-buru aku menaruh orange juice ku lalu berlari menjauhi pantai.
Dengan bantuan resepsionis akhirnya aku tiba di lantai 5, karena dengan polosnya aku tidak bertanya pada Chanyeol dimana kamarnya. Saat pintu lift terbuka, aku terkejut melihat Taeyeon berdiri didepan lift dengan wajah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Troublemaker
Fanfiction"Berjanjilah satu hal padaku." "Apa itu?" "Jangan jatuh hati pada Chanyeol." [YAOI, 15+] [Beberapa dari chapter akan di privat. Untuk membaca, follow me first, akan bisa automatis terbaca jika sudah.]