Side Story: ChanBaek

24.6K 2.5K 131
                                    

For my top 5 commenter: @oppanimine

Chanyeol menonton Baekhyun yang sedang menggali tanah beberapa meter di depannya sambil menyeruput lemon tea-nya. Hari itu hari minggu pertama sejak Baekhyun dan ibunya memasuki rumah, mereka berencana menahan beberapa bunga di halaman belakang dan sekitar kolam berenang. Chanyeol terus berusaha mengalihkan tatapannya dari tubuh mungil Baekhyun yang bergerak lincah, namun sesuatu dalam diri namja kecil itu seakan menahannya.

"Baekhyun sangat manis, ya 'kan?" Ayahnya tiba tiba datang dan duduk disampingnya, membuat Chanyeol tersedak.

"Manis? Jangan bahkan mencoba untuk melucu."

Ayahnya tersenyum, "Tapi kau terlihat tidak membencinya. Lagipula, siapa yang bisa membenci sosok Baekhyun yang manis itu?"

Chanyeol mendengus, sedikit heran kenapa ia bersemangat ingin melawan ayahnya. "Sedikit pun tidak ada manis-manisnya."

Ibu Baekhyun menghampiri mereka, tersenyum ke arah Chanyeol. "Kalian ingin makan sesuatu? Akan kubuatkan beberapa camilan ringan."

"Aku ikut ke dapur bersamamu. Chanyeol, kenapa kau tidak membantu Baekhyun? Dia terlihat kesusahan." Ayah Chanyeol menepuk bahu putra sulungnya sebelum melangkah menjauh bersama ibu Baekhyun.

Baekhyun menanam bibit mawar dengan hati-hati, memiringkan kepalanya perlahan-lahan lalu mendesah lega saat bibit itu tertanam sempurna. Dengan semangat ia mengambil sekop dan menyiramkan tanah diatas bibit itu, dengan harapan mereka akan tumbuh dengan indah nantinya.

Sinar matahari yang tadinya sangat menyengat tiba-tiba tertutupi sebuah tubuh besar disampingnya. Baekhyun menoleh dan menemukan Chanyeol ikut berjongkok bersamanya.

Ia tersentak namun buru-buru berdeham, begitu juga dengan Chanyeol yang merasa telinganya semakin memerah. "Kau terlihat bagus jika sedang menanam."

"Kau mau coba?"

Chanyeol terlihat ragu namun akhirnya mengangguk. Ia meraih sekop lain dan menatap tanah didepannya bingung. "Apa yang harus kulakukan pertama kali?"

"Kau ingin menanam apa? Kita punya bibit mawar dan lily."

"Lily." Jawab Chanyeol sambil menatap Baekhyun. Ia dapat merasakan betapa senangnya Baekhyun saat namja itu mengambil bibit dengan hati-hati dan tersenyum.

"Pada jaman dahulu, Lily disebut sebut sebagai lambang pengkhianatan. Itu karena seorang raja Yunani menikahi adiknya sendiri dan mengkhianati ayahnya, pada pesta pernikahan itu setiap sudut ruangan dipenuhi oleh bunga Lily. Semenjak itu, bunga Lily dilarang tumbuh di Yunani." Baekhyun tersenyum, "Sayang sekali, bukan? Padahal bunga ini adalah bunga yang sangat digemari di Korea."

Baekhyun memindahkan bibit itu ke tangan Chanyeol, "Sekarang coba kau letakkan bibit itu didalam cekungan tanah pelan-pelan." Chanyeol menurut, meletakkan bibit itu dengan perlahan meskipun tangannya terasa kaku.

Setelah itu, Baekhyun mulai menyirami tanah untuk mengubur bibit itu. Dengan hati-hati dan pelipisnya dialiri setetes keringat, ia terlihat manis di mata Chanyeol. Diluar kesadarannya, ia tersenyum dan mengangkat tangannya untuk mengelap keringat Baekhyun. Ketika jarinya hendak menyentuh pelipis Baekhyun, namja kecil itu menoleh dan terpaku. Jari Chanyeol sukses mengelap keringat Baekhyun-masih diluar kesadarannya.

Sekitar lima detik, keduanya saling menatap dan Baekhyun merasakan jantungnya berhenti berdetak. Tanpa ia sadari, genggamannya pada sekop semakin mengerat. Wajah mereka hanya berjarak tiga inchi dan itu membuat Baekhyun bisa menghitung bulu mata Chanyeol.

"A-aku akan mengambil camilan," Baekhyun buru buru berdiri saat ia merasa jantungnya kembali berdetak. Ia berdiri dan berbalik, melangkahkan kakinya tanpa memerhatikan apa yang dipijak, membuatnya terkejut saat merasakan kakinya menyentuh permukaan air kolam berenang, selanjutnya, ia tidak lagi bernafas di udara.

Chanyeol terbelalak dan menelan ludahnya, berdiri lalu membuka kaosnya sebelum meloncat ke air untuk mengambil Baekhyun.

Namun, sosok Baekhyun tidak dilihatnya dalam air. Ia terus menoleh ke segala arah dan menahan nafasnya yang sepertinya akan habis sedetik kemudian. Chanyeol bisa merasakan keringat dingin didalam air, lalu ia merasakan sebuah lengan menariknya keluar dari air.

"Uhuk, uhuk!" Chanyeol menepuk-nepuk dadanya dan matanya melebar, lalu segelas lemon tea tergantung didepan matanya, digenggam oleh seseorang. Ia mengadah.

"Kau sedang apa? Kenapa kau menceburkan diri ke kolam berenang?" Baekhyun mengelap telinganya dengan handuk yang digantung dilehernya.

"Aku... aku menyelamatkanmu. Kenapa kau sudah berada diluar air?"

Baekhyun tertawa, menampakkan gigi rapinya dan mata bulan sabitnya yang khas. "Aku bisa berenang. Pantas saja saat aku keluar dari air, kau sudah menghilang. Kupikir kau sudah masuk ke dalam rumah."

Chanyeol merasa gondok dan segera meminum lemon tea-nya. Dalam hati menyesali kenapa ia repot-repot masuk ke dalam air untuk menyelamatkan Baekhyun. Tapi sungguh, ia tidak sadar jika ia memasuki air, yang ia pikirkan hanyalah Baekhyun.

"Anak anak! Hey, kenapa kalian basah?"

Kedua saudara angkat itu menoleh ke sumber suara dan kembali menatap satu sama lain. "Hanya treat or dare." Jawab Chanyeol, pipinya memerah. Baekhyun melihat ke arah yang lain, tersenyum geli sebelum meminum jusnya.

[ChanBaek] TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang