CHANYEOL POV
Waktu berjalan sangat lambat saat aku terduduk dipinggir ranjang menunggu sosok Baekhyun memasuki kamar. Jujur saja, aku tidak merencanakan apapun saat aku mengajak Baekhyun bertemu dikamar ini. Aku hanya... uhm... merindukannya? Bisa dibilang begitu.
Namun setelah kupikir-pikir, sepertinya sebuah kamar bukanlah tempat bertemu yang baik. Saat aku melihat ranjang yang putih tanpa kusut ini pikiranku melayang jauh, mulai membayangkan hal yang sangat tidak ingin kubayangkan-sepertinya kalian lebih tahu dibandingan aku.
Aku mengacak rambut belakangku karena imajinasi sialanku bertambah liar. Aku tidak seharusnya membayangkan hal semacam itu dengan Baekhyun-tapi jujur saja, sepertinya figur Baekhyun memang sangat tepat jika ia berbaring dibawahku.
Dan setelah membayangkan itu tiba-tiba aku melebarkan mata dan mengerang frustasi, bisa-bisanya aku memikirkan hal aneh dengan Baekhyun. Berbicara soal dia, dimana ia sekarang? Kenapa ia tak kunjung datang?
Aku beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu, lalu membukanya sedikit dan menengok ke lorong. Tidak ada tanda-tanda Baekhyun yang datang membuatku semakin tidak sabar. Apa yang dilakukannya sampai ia terlambat... sepuluh menit?
Rupanya aku terlalu tidak sabar. Park Chanyeol, kau akhir-akhir ini memang jadi sangat berlebihan. Aku kembali ke ranjang dan menunggu beberapa menit lebih lama, tampaknya itu membuatku semakin tidak sabar. Aku mempunyai ide, aku lalu berjalan ke arah saklar dan mematikan lampu.
Pintu kamar terbuka, dan itu membuatku menoleh cepat. Seseorang berdiri didepan kamar namun aku tidak bisa melihatnya dengan jelas karena gelap. Ia mendekat ke arahku, tampak bingung. Bisa kulihat ekspresi cerahnya saat mendapati aku yang menduduki pinggir ranjang, dan itu membuatku tersenyum, memanggilnya dengan tanganku.
Baekhyun mendekat, namun saat ia tiba didepanku, ia malah memandangku dengan ekspresi tidak jelas karena saat inipun aku tidak bisa melihat wajahnya. Baekhyun merunduk, mendekatkan wajahnya. Tangannya terangkat perlahan untuk menyentuh pipiku dimana ini terasa sangat aneh. Entah kenapa perasaanku menjadi tidak enak dan tanganku meraba sekitarku-mencari penerangan terdekat yaitu lampu nakas.
Bisa kurasakan nafas Baekhyun yang sangat berbeda dari biasanya menerpa pipiku, anehnya aku bisa mencium aroma stroberi dari bibirnya. Tanganku meraba nakas lebih cepat saat Baekhyun memiringkan wajahnya, siap menciumku. Jariku akhirnya menyentuh saklar lampu nakas, dimana aku langsung menekannya cepat saat bibir itu hampir menyentuh bibirku.
Pemandangan selanjutnya didepanku sangat mengejutkan. Bukan Baekhyun yang berada didepanku, melainkan Taeyeon. Gerakannya terhenti lalu terdiam diposisi beberapa saat sebelum berdiri tegak, menjauhkan wajahnya dariku. Dengan kemarahan yang meluap didalam hatiku, aku berusaha tenang dan menuntut penjelasan padanya lewat tatapan tajamku, aku yakin ini cukup tajam untuk membuktikan kalau aku serius.
"Apa-apaan ini?" Tanyaku dingin karena ia tak kunjung membuka mulutnya. Rupanya setelah kutanya pun, ia tetap terdiam dan tidak membuka mulutnya. Itu membuatku berdiri dan mengepalkan tanganku marah, "Dimana Baekhyun?"
"Chanyeol, sadarlah. Kau yang menempatkan Baekhyun didalam bahaya. Kau tidak mengenalku baru-baru ini, kenapa kau terus memaksaku untuk diam dimana itu tidak mungkin?" Taeyeon mendekatiku, "Kau ingat saat aku melarikan diri dari rumah hanya karena ibuku tidak membelikan notebook untukku? Apa menurutmu aku akan diam saja saat orang yang kusukai didekati orang lain?"
Rahang Chanyeol mengeras saat melihat wajah tenang Taeyeon. Dari kata-katanya, ia mengakui kalau ia menempatkan Baekhyun dalam bahaya. "Apa maumu?"
"Mudah, Chanyeol," Taeyeon memainkan jarinya yang sengaja dipoles dengan berbagai warna cat kuku, matanya memandang mataku ganas, dan ini memanglah Taeyeon. Setidaknya Taeyeon yang kukenal. "Bertunangan denganku, jadilah kekasihku dengan tenang, jangan mengabaikanku dan jangan biarkan aku tahu seberapa besar perasaanmu pada anak itu, atau aku akan terus ingin menyakitinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Troublemaker
Fanfiction"Berjanjilah satu hal padaku." "Apa itu?" "Jangan jatuh hati pada Chanyeol." [YAOI, 15+] [Beberapa dari chapter akan di privat. Untuk membaca, follow me first, akan bisa automatis terbaca jika sudah.]