Chapter 38

15K 1.4K 195
                                    

BAEKHYUN POV

Seperti yang ku bayangkan, suasana ruang tunggu di rumah sakit terlihat sangat menegangkan. Aku dan Kyungsoo baru saja tiba dan semua orang tampak hanyut dengan pikiran masing-masing. Chanyeol yang terdiam disamping Sehun, Jongin yang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan seperti namja yang menunggu istrinya melahirkan.

Ms. Nara terduduk dengan pandangan kosong namun matanya mulai basah. Aku sempat melihatnya berbincang dengan Chanyeol beberapa saat lalu, tampaknya itu menjadi pengaruh terbesar kenapa ekspresi-nya berubah menjadi seperti sekarang. Saat ini aku sedang menggenggam tangan ibuku, entah kenapa ibuku terlihat sangat tenang, meskipun tetesan keringat sudah mengaliri sebagian dahinya.

Sehun yang berada ditengah 'kakak-kakaknya' membuka mulut dengan ragu. "Jadi, bisakah salah satu diantara kalian menjelaskan padaku apa yang terjadi disini? Kenapa kau adalah kakakku, dan kenapa ayah mengalami serangan jantung mendadak?"

"Aku tidak tahu kenapa ayah mengalami serangan jantung mendadak, aku tidak pernah berfikir kalau ternyata ayah memiliki riwayat penyakit jantung, Sehun. Ia tidak pernah berkata padaku tentang itu."

Sehun menoleh ke arah Jongin, menunggu jawaban dari pertanyaan satunya. Namja tan itu menghela nafas, sebenarnya tidak yakin bisa menjelaskan keadaan disaat seperti ini. "Itu semua di mulai di Jepang." Mulai Jongin dan semua kalimat terluncur dari bibirnya sangat lancar, menceritakan satu persatu kejadian yang ia ingat. Seiring ceritanya, aku dan Kyungsoo ikut mendengarkan.

Kulirik Chanyeol yang memasang ekspresi datar, sepertinya semua yang dikatakan Jongin benar apa adanya. Berbeda dengan Chanyeol, mata Sehun mulai berapi-api. Namja albino itu melirik ibunya, yang jelas-jelas juga ikut mendengarkan cerita Jongin. Yang aku herankan, kenapa semua orang terdiam seakan-akan hanya Sehun yang sangat buta soal hal ini?

"Dan begitulah, setelah aku lahir, aku hanya menerima sejumlah uang yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan satu bulan. Setiap minggu ayahmu akan menghubungi ibuku, menanyakan kabarku. Aku tidak mengerti apapun dan hanya bersekolah sesuai perintah ibuku, setidaknya sampai orang-orang itu menarik ibuku pergi." Tutup Jongin, sepertinya tidak ingin membahas lebih jauh mengenai ibunya.

Sehun tiba-tiba bangkit dari duduknya, mengundang tatapan bingung semua orang termasuk aku dan ibuku. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Beberapa detik, aku merasakan degupan jantungku berhenti. Sehun menoleh ke arah Jongin, dan tanpa disangka-sangka, namja albino itu meraih kerah baju Jongin.

Kyungsoo dengan sigap berdiri, namun sebelum ia bahkan meraih Jongin, kepalan tangan Sehun mendarat dengan sangat tidak mulus di pipi Jongin hingga namja itu tersungkur di lantai.

Namun apa yang dikatakannya membuatku dan semua orang terkejut;

"Kalau kau tidak lahir, aku dan Chanyeol hyung tidak akan berpisah." Sehun menggeram tertahan, menatap marah Jongin di lantai. "Kalau kau tidak lahir, keluargaku tidak akan terpisah seperti ini."

Sehun hendak mengambil kerah Jongin kembali, namun dengan cepat Chanyeol mengunci lengannya ke belakang membuat pergerakan Sehun terbatas. Namja bungsu dari tiga bersaudara itu tidak melepaskan tatapannya pada Jongin. Tatapan yang seakan-akan berkata 'aku bisa membunuhmu'. Sehun tidak pernah marah besar seperti ini sebelumnya, bahkan ibunya hanya diam menatap putranya yang marah.

"Lepas!" Sehun melepaskan diri paksa dari pegangan Chanyeol. Karena tidak sigap, namja albino itu akhirnya terlepas. Ia sekarang berbalik menatap hyung keduanya, dengan tangan terkepal dan wajah yang memerah. Tidak ada orang yang tidak berkeringat menatap tingkah Sehun. "Aku berharap kau, Kim Jongin, tidak pernah di lahirkan. Aku menyesal karena mengakuimu sebagai sahabatku, aku menyesal sudah mempercayaimu selama ini."

[ChanBaek] TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang