Chapter 42

14.4K 1.4K 227
                                    

LUHAN POV

Aku, Baekhyun, dan Kyungsoo memutuskan untuk mengitari halaman belakang rumah sakit yang luas sambil menunggu. Kami membeli es krim, lalu terduduk di ayunan lebar sambil mengobrol. Atau mungkin tepatnya hanya mereka berdua, tanpaku. Aku masih gelisah memikirkan Sehun di dalam sana. Tampaknya penyakit ayahnya benar-benar serius.

"Luhan?"

Aku menoleh, mengira bahwa kedua temannya yang memanggilku. Namun ternyata sosok wanita paruh baya berdiri di depanku sambil menatapku datar. Aku mengerutkan alis bingung ketika mengenali siapa wanita itu.

"Ms. Nara?" Tanyanya bingung. Wanita itu mengangguk pelan. "Bisakah kau ikut denganku? Aku ingin berbicara beberapa hal padamu." Katanya dengan nada ter datar yang pernah ku dengar. Bahkan ketika ia mengajar, ia terdengar lebih ramah.

"Ya, tentu." Jawabku lalu melirik kedua orang lainnya yang tadi bersamaku. Mereka menatapku bingung ketika aku berdiri dan mengikuti langkah Ms. Nara. Aku berdoa semoga apa yang dibicarakannya tidaklah sesuatu yang buruk.

Kami berdua berhenti tepat di tepi sungai yang lebar. Aku hampir saja melamun karena pemandangan di depanku tapi Ms. Nara menghentikanku dengan kata-katanya.

"Bagaimana bisa kau menjadi kekasih putraku?" Tanya Ms. Nara dingin. Sebelum bahkan aku menjawab kata-katanya, ia sudah membuka bibirnya lagi. "Aku tahu dia menyukai Baekhyun sampai-sampai ia rela mengorbankan nyawanya."

Aku hanya bisa menatap rumput di dekat kakiku bingung. Aku tidak punya apapun yang bisa kukatakan untuk membela diriku. Bahkan Sehun belum berkata kalau ia benar-benar menyayangiku. Apa yang bisa kulakukan selain diam?

"Jelaskan padaku tentang semua yang terjadi antara kau dan Sehun."

Aku meliriknya sekilas sebelum menghembuskan nafas pelan, lalu mulai menjelaskan padanya. Mulai dari ia yang menyelamatkanku dari pukulan Gunho dan teman-temannya, dan semenjak itu kami menjadi dekat. Aku mendapat ancaman dari Gunho, dan segala sesuatu yang lain sampai akhirnya aku bisa berdiri disini sebagai kekasihnya.

"Jadi ia menjadikanmu kekasihnya hanya karena ia ingin melindungimu?"

Suara Ms. Nara dan beberapa pertanyaannya membuat hatiku tertekan, entah mengapa. Lubuk hatiku menolak menyetujui apa yang di katakannya karena aku tahu Sehun bukan melakukan itu hanya untuk melindungiku. Ya, benar kalau kekasihku itu menyukai Baekhyun namun bukan berarti Sehun hanya menjadikanku kekasihnya karena kasihan, bukan?

"Kau tidak menjawabku." Tanya wanita paruh baya itu sekali lagi membuatku semakin tertekan. Aku tidak ingin mengatakan apapun dan aku tidak butuh mengatakan apapun. Ia jelas tidak menyetujui hubunganku dengan Sehun, mengapa ia tak langsung mengatakan itu padaku?

"Maaf, Bu. Aku akan tetap menyukai Sehun meskipun tak seorang pun merestui hubungan kami." Aku berkata cepat dan membungkuk untuk memberi hormat, aku menjaga nada bicara maupun ekspresiku sebelum berbalik menjauh.

"Luhan,"

Aku terpaksa berhenti. Meskipun tidak menoleh, bisa ku dengar nada putus asa yang terselip dari bibir guruku itu. Sebisa mungkin kutahan tanganku agar tidak terkepal. Sehun adalah satu satunya hal baik yang terjadi padaku, apa aku harus kehilangan ia seperti ini?

"Kumohon pergilah dari sisi Sehun."

Aku tahu. Seharusnya aku memang menjauh dari sisinya sejak awal. Seharusnya aku tidak perlu menuruti kemauan Gunho dan membiarkan diriku dipukuli hingga mati. Seharusnya aku tidak berkenalan dengan Sehun dan menghancurkan kehidupannya.

"Ini memang terdengar konyol tapi... kumohon," Suara guruku itu semakin meninggi. Aku tidak tahu apa yang harus di lakukan selain mengepalkan tangan dan menutup mataku rapat-rapat. Aku juga tidak mengerti perasaan panas yang sekarang meletup-letup di dadaku, seluruh isi kepalaku seakan menyebut-nyebut nama Sehun sampai-sampai aku bisa melihat wajahnya yang tersenyum di depanku.

[ChanBaek] TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang