Chapter 32

15.7K 1.5K 127
                                    

BAEKHYUN POV

Ini sangat aneh, Sehun tidak biasanya membiarkan sembarang orang untuk menyentuhnya. Ia bahkan selalu membawa saput tangan dan setahuku, dia gay. Wanita itu tampak sangat senang berada dipangkuan Sehun dan terus menikmati setiap inchi kulit albino itu, membuatku mengepalkan tanganku kuat.

Aku berjalan mantap mendekati pintu, lalu memegang kenob bersiap-siap untuk membukanya. Saat kakiku hendak menyentuh tanah beton, sebuah tangan menarikku kuat dan pintu itu terayun tertutup. Merasa terganggu, aku menoleh dan terperanjat saat melihat wajah yang mulai memerah didepanku.

"L-Luhan." Kataku gugup, entah kenapa. Luhan menarikku menjauh tanpa berkata-kata dan aku tidak berniat melawannya. Kami menduduki sebuah ayunan kayu, yang terdengar hanya suara nafas dan angin yang berhembus. Aku tidak bisa berhenti memikirkan sederetan hal yang terjadi dalam beberapa menit lalu.

"Kau tahu apa yang terjadi padanya, 'kan?" Tanyaku dan Luhan tetap diam. Kakinya berayun-ayun lemah namun tidak membuka bibirnya sedikit-pun.

"Luhan,"

Luhan menoleh, kali ini setetes air mata sudah mengaliri pipinya. "Tak apa, kau bisa bicara padaku." Kataku berusaha menenangkannya.

"Hidupku rumit. Sangat rumit."
The day before, 01.30AM, Club.

"Luhan, jawab aku!" Seorang wanita berteriak ditengah tengah keributan club malam lalu mendorong bahu Luhan sampai-sampai namja itu harus memundurkan dirinya untuk mengimbangi dirinya. "Kau akan menjadi kekasihku atau tidak?"

Pertanyaan itu sudah didengar Luhan setidaknya enam kali dalam semenit. Luhan tidak berniat membuka mulutnya meskipun yeoja didepannya terus saja memukuli dadanya.

"Luhan!"

Keduanya menoleh ke satu arah, seorang namja putih nan tinggi menghampiri mereka. Luhan terbelalak saat Sehun berjalan kearahnya, begitu juga dengan yeoja didepannya yang tampak heran.

"Siapa dia?" Tanya Sehun to the point. Yeoja itu terlihat terganggu akan datangnya Sehun. "Siapa dia, Luhan?" Tanya yeoja itu.

"S-Sehun-"

"Dia kekasihku." Kata Sehun dingin, meraih pinggul Luhan lalu mendorongnya mendekat. "Ada urusan apa kau dengannya?" Tanya Sehun, matanya menatap yeoja itu tajam.

Yeoja itu tampak bingung lalu tertawa setelahnya, "Kau... kekasih Oh Sehun? Seriously?"

Luhan menunduk, menggigit bibir bawahnya. Ia sangat ingin melepaskan diri dari Sehun maupun dari tatapan wanita jahat didepannya, namun tampaknya itu tidak mungkin karena jari-jari Sehun menarik Luhan mendekat.

"Jangan berbohong." Yeoja itu mendadak berhenti tertawa dan berkata serius. "Kau menyewa seorang hoobae untuk melindungimu, ya? Sangat jelas terlihat. Kudengar keluargamu menjual seluruh aset keluarga untukmu. Apa uangnya kau pakai untuk menyewa dia?"

Sehun terbelalak. Yeoja didepannya baru saja mengajak Luhan untuk menjadi kekasihnya, namun dari nada bicara dan kata-katanya, ia sama sekali tidak menunjukkan kasih sayang terhadap Luhan. Lelaki kecil disampingnya tetap diam, meskipun rahangnya mengeras. Yeoja itu mendekat dan meletakkan tangannya dibahu Luhan, menatapnya intens. "Sepertinya benar."

Sehun sangat benci melihat jari-jari lain menyentuh Luhan. Atau mungkin bisa ia bilang Luhan-nya. Dengan kasar ia menepis tangan yeoja itu lalu menatapnya tajam. "Kuperingati kau, jangan mendekati Luhan."

"Atau?"

"Atau-"

"Sehun." Ucapannya terhenti saat Luhan memegang bahunya, menggeleng pelan. Namja kecil itu tersenyum simpul menyuruhnya berhenti. Sehun menatap Luhan penuh harap agar membiarkannya menyelesaikan kata-kata yang tertahan namun Luhan tetap diam.

[ChanBaek] TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang