DIALOG DINI HARI

11 8 0
                                    


Adna Juansa, anak yang penyabar dan hidup selalu bahagia. Begitu menurut Senja. Adna dan Senja sudah berteman cukup lama. Itu mungkin karena keluarga mitra bisnis. Tanpa disadari Adna dan Senja jadi sering bertemu dan menjadi dekat. Entah sejak kapan mereka mulai saling membutuhkan satu sama lain. Mungkin semenjak hari itu.

6 tahun lalu
Adna terpaksa mengikuti ayahnya ke kantor karena dirumahnya tak ada yang menjaga Adna.
"Adna.... Jangan ngambek terus dong, nanti ayah beliin es krim, mau?" Tanya Ayah Adna dengan wajah penuh harapan.
Namun anak kecil yang sedari tadi mengerutkan dahinya, tak mau melirik sedikit pun. Adna masih mendiamkan ayahnya, hanya karena Ayahnya lupa membawakan mainan untuknya di kantor nanti. Ayahnya hanya bisa menunggu hingga Adna tak marah lagi. Kantor Ayah Adna sudah dekat, tetepi Adna tak kunjung memaafkan Ayahnya juga.

Hingga akhirnya Adna melihat anak perempuan yang menunggu di luar kantor sendirian.
"Ayah, itu siapa?" Tanya Adna lugu
"Akhirnya... Mana? Eh gak tau juga, ayo turun dulu, gih" ajak Ayahnya.
Adna keluar dari mobil, tetapi pandangan nya hanya tertuju kepada anak perempuan itu. Tanpa pikir panjang Adna langsung menghampiri anak itu dan mengulurkan tangannya.
"Hai, aku Adna. Kamu namanya siapa," Tanya Adna dengan polosnya.
Ayah Adna langsung mengejar Adna, dan sedikit menasehati nya .
"Adna, jangan lari-lari gitu. Nanti kamu jatuh, loh." Nasihat Ayahnya
Namun Adna hanya terdiam dan menunggu balasan dari anak perempuan tadi.

Suasana menjadi canggung, bukannya membalas Adna anak perempuan itu malah memberi salam pada Ayah Adna.
"Halo om, aku Senja. Aku nunggu Papa, katanya dia nunggu Om Juan didalam. Jadi saya nunggu diluar," ucap Senja sambil tersenyum dan sedikit menunduk.
"Ah, kamu sopan banget. Suaramu serak, kamu flu ya?" Tanya Ayah Adna.
"Iya om, makanya dijemput papa. Tapi mampir kesini dulu" Balas Senja dengan suara mungilnya.
"Ayah, Om Juan itu kan Ayah. Mending Ayah masuk deh. Gak usah ganggu in aku," Ucap Adna yang terlihat kesal karena perhatian Senja hanya tertuju ke Ayah nya.
"Kamu ini kalo ngomong pinter banget, ya. Ayah masuk dulu, kamu ajak Senja ke ruang istirahat ya. Diajak main," Ayah Adna langsung bergegas masuk untuk menemui Ayah Senja.

Adna hanya melirik dan tersenyum.
"Ayo, aku anterin. Kamu kan lagi pilek," Adna langsung menarik tangan Senja dan mengajaknya masuk.
Senja hanya mengikuti Adna. Dua anak kecil itu berlari kecil ke arah ruang istirahat. Tapi ditengah jalan Senja berhenti dan tak mau mengikuti Adna.
"Aku gak mau, ikutin anak kaya kamu. Kamu gak sopan sama orang tua. Aku gak suka," Tegas Senja pada Adna.
"Gak kok, aku anaknya nurut. Tapi Ayah hari ini ngeselin," Balas Adna tak mau kalah.
"Tetep aja, kamu gak boleh kaya gitu tau sama orang tua," Adna hanya terdiam dan terlihat murung.

Senja jadi tak enak karena membuat hati Adna terluka,
"Ya udah, aku gak ikut campur deh. Tapi kamu gak boleh gitu lagi okey?" Ucap Senja, dan langsung memberikan jari kelingking sebagai kesepakatan bersama Adna.
Adna menerima kesepakatan itu dan akhirnya bisa mengantar Senja ke ruang Istirahat.

Semenjak hari itu, mereka jadi sering bertemu. Senja disuruh Ayahnya untuk ikut karena Ayahnya Adna menyukai Senja. Dan Adna mengikuti Ayahnya ke kantor karena ingin melihat Senja.

Masa Kini
"Adna Juansa! Tungguin aku, maaf deh janji gak gitu lagi." Gadis cantik dengan rambut terurai mengejar Adna yang sedang badmood.
Adna hanya mengabaikan gadis itu, yang tidak lain adalah senja.

Adna badmood sedari pagi karena, dia sudah menunggu Senja didepan rumahnya dari pagi. Tapi ternyata Senja sudah berangkat duluan dan meninggalkan Adna. Mengembalikan mood Adna adalah hal yang sangat mudah. Itu karena Adna sangat penyabar. Namun hari ini seperti nya cukup sulit. Karena Senja bukannya minta maaf, malah mengejek Adna yang terlambat berangkat karena Senja. Adna ingin marah tetapi melihat wajah Senja yang memelas sedari tadi, ia jadi tak tahan.

"Oke! Jangan manggil aku pake nama Ayah! Aku kesel tau gak sih, kan kemarin kamu yang minta dijemput tapi malah ninggal bareng Athena.
"Hehehehe, kan Adna orang terbaik sedunia," ucap Senja dengan senyum lucunya.
"Udah ah, udah ditungguin yang lain" Balas Adna.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju kantin. Tiba-tiba langkah Adna Terhenti.
"Ih males banget, si sok keras juga di kantin," ucap Adna dengan wajah jijik.
"Hush, gak boleh gitu," balas Senja.
Siapa lagi orang yang membuat Adna jijik kecuali satu, Beva.

InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang