KEHILANGAN

9 7 0
                                    

Saat sampai di UKS lagi, ternyata Adna sudah pergi keluar UKS.
“Adna di mana ya?” Tanya Ayah Adna yang terlihat sangat khawatir.
“Eh, Om Juan. Tadi Adna keluar, katanya nysul Beva. Om gak liat?” Balas Senja.
Suasana kembali hening dan Ayah Adna bertambah panik.
“Biar saya cari Om. Om Juan nunggu di sini aja, nanti Om capek,” Beva berusaha membantu Ayahnya Adna.
“Kalo gitu gue ikut,” ucap Baskara, Zayn dan Zaki barengan.

“Harus ada yang jaga di sini. Baskara sama Zaki ikut gue.” Balas Beva.
Zayn terlihat agak kesal dengan keputusan Beva. Tapi memang harus ada yang menjaga di UKS. Akhirnya mereka bertiga pergi mencari Adna.

30 Menit Kemudian
Sudah cukup lama mereka bertiga pergi mencari Adna. Namun tetap saja hasilnya nihil. Baskara melihat ke-sekeliling dan merasa aneh dengan keadaan tumbuhan di luar sekolah mulai layu.

“Adna di mana sih?” Beva mulai merasa bingung karena Adna bisa hlang begitu saja.
“Kalo tau pasti udah ketemu dari tadi Bev,” balas Zaki.
Padahal mereka sudah mencari disegala tempat, tapi tetap saja Adna tidak ketemu.
Tiba-tiba saja langkah Beva terhenti, ia terlihat sangat terkejut.
“Apa itu?!” ucap Beva.
Didepan mereka tiba-tiba saja muncul mahkluk aneh dan besar. Dan mahkluk itu membawa Adna yang pingsan. Mereka bertiga sangat terkejut, di sisi lain mereka juga khawatir melihat Adna yang pingsan. Mahkluk besar itu yang melihat Beva, Zaki, dan Baskara akhirnya mengejar mereka. Bukannya lari, mereka malah mengambil benda-benda tajam di sekitar mereka demi menyelamatkan Adna. Dan akhirnya pertarungan di mulai.
Mau seberapa berani mereka melawan monster itu, tetap saja tak akan menang. Terlebih lagi saat ini mereka belum memiliki rencana sama sekali. Yang ada di pikiran mereka hanya lah bertahan hidup dan menyelamatkan Adna. Monster itu juga tak terlihat lelah sama sekali. Zaki mulai merasa pusing dan perlahan kehilangan kesadarannya. Melihat Zaki yang pingsan membuat Beva dan Baskara bertambah panik. Sekaran mereka berdua bertambah bingung, anatara melindungi Zaki atau menyelamatkan Adna.

Menyelamatkan Adna terasa sangat tak mungkin. Karena monster itu tak mau melepaskan genggamannya sama sekali. Saat ini monster itu sangat lebih unggul daripada mereka. Monster itu mulai meraih Zaki yang pinngsan. Sedangkan Beva dan Basakara dengan mudah di singkirkan oleh monster itu. Mereka sudah mulai kehilangan kesempatan untuk menang.

Namun Beva terlihat sedang memikirkan cara untuk menyelamatkan salah satu sahabatnya itu.

“Baskara! Maaf ya kalo gue ada salah selama ini,” ucap Beva yang tiba-tiba saja menghalau monster itu.
Beva menutup matanya, ia takut tapi tetap saja di lakukannya. Monster itu langsung saja menyerang Beva. Namun anehnya Beva tak merasakan apapun. Ia malah mendengar suara tembakan. Belum sempat membuka mata, Baskara sudah menyeret dirinya dan Zaki ke pinggir lorong. Saat membuka mata, Beva malah tambah tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Ghea melawan monster itu dengan pistol di kedua tangannya. Ia terlihat sangat lihai dalam mengarahkan tembakan pada monster itu. Dan akhirnya monster itu tumbang. Baskara langsung berlari ke arah monster itu dan menangkap Adna yang pingsan.

“What? Apa-apaan ini? Ghea?!” Ucap Beva yang masih tak percaya.
“Huh? Mahkluk jelek apa ini?” Ucap Ghea yang menatap jijik ke arah monster tadi.
“Ntah, ambil kulit, darah sama rambutnya. Kasih ke aku nanti,” Balas Baksara dengan santainya.
Ghea hanya mengangguk dan melakukan apa yang di suruh Baskara. Sedangkan Baskara mengeluarkan alat dari kantongnya yang bisa mengobati luka Adna dengan mudahnya.

“Hei! Gue masih di sini loh, jangan kacangin gue. Seakan-akan kalian gak liat gue,” cetus Beva yang tak tahan melihat Ghea merusak tubuh monster tadi dengan santainya.
“Cih, gimana sih kamu Bas? Urusin Beva, biar yang lain aku urus.” Ucap Ghea pada Baskara.

Baskara mendekati Beva sambil membawa tongkat kayu dan memukul Beva pelan. Beva yang sudah lelah sedari tadi, langsung pingsan karena pukulan Baskara.

InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang