SEPERTI APAKAH KEBAHAGIAAN ITU?

12 9 0
                                    


Senja Almecca, aneh dan cuma anak orang kaya. Begitu lah menurut semua orang. Namun ia memiliki mental yang luar biasa. Korban pelecehan dari pamannya sendiri, dan jarang merasakan kehangatan dari orang tuanya. Ia tetap bernafas meski ia tak merasa bebas. Bebas dalam artian, hidup aman dan bahagia sesuai keinginan nya. Walau terdengar mudah, tapi tak semua anak bisa mendapatkannya.

Sejak dulu Senja adalah anak yang pendiam. Tetapi karena suatu keajaiban sehingga ia bisa merasakan kebahagiaan yang sebenarnya.

8 tahun yang lalu
Senja seperti biasa di ajak bermain ke mall oleh bibinya. Karena di hari tertentu, Ayah dan Ibunya ingin menghabiskan waktu berdua saja. Saat itu Senja hanya bisa mengikuti perintah bibinya.
"Kamu mandi bola aja ya, Sen." sahut Bibi Senja. Senja mengikuti perintah Bibinya, hingga akhirnya ditinggal di sana sendirian.
Senja sudah terbiasa dengan hal itu, karena ia tahu nanti akan dijemput kembali.

Senja hanya bermain sendiri disana. Karena mall itu baru buka dan Senja sudah ditinggal kan disana. Sebenarnya Senja sudah cukup muak bermain di sana. Ia bermain prosotan beberapa kali, lalu termenung. Begitu terus, hingga Bibinya menjemput Senja. Mungkin bagi anak-anak lain, main bola adalah hal yang menyenangkan tapi itu terasa biasa saja bagi Senja. Mungkin mereka akan bahagia karena bisa bertemu teman baru, tapi hal itu terasa mustahil bagi Senja. Karena terdapat satu bodyguard yang menjaga Senja. Memang tak ikut masuk, tetapi setiap ada anak yang mendekati Senja, bodyguard itu pasti akan menyuruh orang tua anak itu untuk menjauh dari Senja.

Kehidupan Senja memang selalu seperti itu. Di jaga namun tak diperhatikan. Senja hanya boleh bermain dengan anak-anak yang dekat atau ada hubungan bisnis dengan orang tuanya.

Tapi hari itu terdapat hal berbeda. Senja sedang termenung sambil melihat anak-anak lain bermain bersama. Namun salah satu anak laki-laki yang ada disana mendekati Senja dengan senyum yang ramah.
"Hai? Kamu kok sendirian disini. Ayo gabung sama aku," sahut anak laki-laki itu.
Bodyguard Senja langsung mendekat dan memberikan tatapan tajam pada anak laki-laki itu untuk menjauhi Senja.

Anak kecil mana yang tak takut jika diberi tatapan tajam seperti itu. Begitu lah menurut Senja. Dan akhirnya anak itu menjauhi Senja.

"Sstt! Sstt! Sini-sini," Suatu suara muncul dari dalam terowongan.
Senja mencari asal suara tersebut, dan tak disangka itu adalah suara anak laki-laki tadi. Senja melihat ke arah bodyguard nya dan mencari celah untuk pergi. Tapi sayangnya bodyguard itu benar-benar memperhatikan dirinya. Senja berpura-pura tak mendengar apa-apa dan berjalan ke arah terowongan dengan muka polosnya.

Bodyguard itu mengira Senja hanya ingin bermain, jadi ia membiarkan Senja bermain.
"Hehehe, Ayah kamu galak banget sih," ucap anak laki-laki itu dengan tawa kecil.
"Itu bukan Ayahku. Tapi seenggaknya dia lebih perhatian daripada Ayahku," balas Senja dengan wajah yang murung.
Suasana menjadi canggung karena ucapan Senja. Namun, tiba-tiba anak laki-laki itu menggenggam erat tangan Senja.
"Hehe, gapapa. Aku aja gak punya Ayah. Tapi seenggaknya dia gak pernah ngasih luka buat aku. Kamu harus semangat ya. Aku gak bisa deh kalo jadi kamu. Yang penting kamu tetep ada rasa untuk hidup. Kalau lelah itu wajar, karena hidup itu susah banget. Nangis aja, ketawa aja, kamu bukannya gak waras. Tapi kamu berusaha mengeluarkan emosimu. Aku seneng bisa ketemu sama kamu. Kamu tau gak? Kok kamu cantik banget sih? Coba aku tanya, dua ditambah tiga berapa?" Ucapan anak laki-laki itu hampir semuanya tak bisa dipahami Senja. Namun Senja berusaha memahami nya.

"Lima kan.... Yang kamu maksud apa?" Balas Senja dengan rasa yang penuh keinginan tahuan.
"Yeyy, bener. Kamu udah cantik, pinter lagi. Keren deh. Hahaha, gak usah dipikirin omongan ku tadi. Kamu kan masih kecil," ucap anak laki-laki itu yang membuat amarah Senja bergejolak.
"Kamu juga kan, coba umurmu berapa?" Cetus Senja.
"Umur ku? Lima puluh delapan dikali enam," Senja terkejut mendengarnya.
"Hahahaha, kamu ngarang kan.... Kalo dikali itu hasilnya lebih banyak kata guruku. Berarti kamu bohong," Senja tertawa lepas mendengar jawaban anak laki-laki itu.
"Hehe, akhirnya ketawa. Ya deh, suka' kamu aja. Kamu kalo ketawa tambah imut tau. Andai adek ku ada disini, pasti dia seneng banget ketemu kamu," jawab anak laki-laki itu.
"Emang adek mu kemana?" Tanya Senja dengan polosnya.
"Dia di Aeria, kamu pernah kesana?" Tanya balik anak laki-laki itu.
"Aeria? Gak, aku baru denger malah. Itu dimana emangnya?" Balas Senja.
"Tempat yang jauh dari sini. Intinya dunia ini gak seperti yang kamu kira. Dunia ini besar banget, kayak rasa suka ku ke kamu," ucapan anak itu membuat Senja tersipu.
"Ihh, apasih kamu. Jangan bercanda terus ih, aku gak suka," sahut Senja dengan nada bicara yang tak beraturan.

Anak laki-laki itu hanya menatap Senja. Lalu ia mulai mengajak Senja bermain. Namun permainan yang mereka mainkan terasa tak asing bagi Senja, padahal ia baru pertama kali memainkan itu. Walau hanya di dalam terowongan yang cukup gelap, mereka tetap bermain dan terkadang berbincang. Entah berapa lama mereka bermain didalam situ. Senja mulai merasa janggal, karena bodyguard nya tidak mengkhawatirkan Senja.

Namun Senja tidak terlalu memikirkan hal itu, karena ia merasa nyaman bermain dengan anak laki-laki itu. Hingga akhirnya Senja merasa lapar dan mengajak anak laki-laki itu untuk keluar dari terowongan.
"Gak bisa, kamu gak bisa keluar sekarang. Kamu mau ninggalin aku sendirian?" Tanya anak laki-laki itu dengan nada yang agak ketus.
Senja berusaha membujuk namun itu tak berhasil. Hingga akhirnya tiba-tiba saja Senja terduduk termenung kembali seperti beberapa jam yang lalu. Pikirannya terasa kosong, namun wajah anak laki-laki itu terbayang dipikiran Senja. Anak itu seakan-akan memberitahu Senja sesuatu yang buruk akan terjadi. Namun pikiran Senja menjadi terganggu dengan gambaran seorang lelaki dengan mata merah dan rambut putih berusaha menariknya. Dan itu membuat Senja merasa pusing.

"Non? NONA SENJA!" Teriak bodyguard Senja yang melihat Senja pingsan di dalam arena bermain.
Bodyguard Senja langsung membawa Senja ke tempat istirahat. Namun ditengah jalan, mereka bertemu dengan Paman Senja. Dan tanpa pikir panjang, Paman Senja langsung bergantian mebawa Senja.

Namun sayangnya, itulah hari dimana Senja pertama kali bisa tertawa lepas dan terakhir kali merasakan kehidupan. Karena hari itu adalah saat ia dihancurkan oleh Pamannya sendiri. Setelah saat itu ia seperti hidup di neraka.

Butuh waktu yang sangat lama bagi Senja untuk melupakan saat itu. Walau ia sudah bertemu dengan Adna, Senja tetap masih dihantui dengan perasaan waspada dan katakutan. Mulai dari hari itu pula, pola hidupnya berubah. Senja akan bangun lebih pagi untuk merenung dan memikirkan lebih baik mati atau melanjutkan hidup di neraka. Dan senjak hari itu, emosi Senja tak bisa di atur. Ia sudah seperti tak waras. Dan dia menjadi lebih cengeng. Ia lebih sering menangis dari pada tertawa.

Tapi, semenjak hari itu pula Senja sering sekali memimpikan anak laki-laki yang ia temui di mall. Mereka seakan-akan terhubung. Namun disaat Senja memimpikan anak itu, esoknya ia merasa seperti harus tetap bertahan hidup. Mimpi itu yang membuat Senja tetap bertahan. Dan ia tak pernah menceritakan tentang mimpi tersebut kepada siapapun.

Masa kini

Di UKS
"Zaki?" Ucap Senja dengan suaranya yang lembut.
"Uhh, hehe gapapa kok Sen. Kegores dikit," balas Zaki dengan suara yang lesu.
"Aku khawatir tau sama kamu! Besok jangan kaya gitu lagi! Biar aja mereka berantem, lagian ngapain dilerai sih," balas Senja dengan penuh amarah.
"Biar kamu khawatir, hehe," jawab Zaki dengan santainya.
"Ihh, besok aku biarin deh kamu mau pingsan. Mau kamu pergi kek, aku gak bakal peduli," ucap Senja sambil mengerucutkan dahinya.
"Jangan gitu dong. Tau gak dunia ini gak seperti yang kamu kira. Dunia ini besar banget, kayak rasa suka ku ke kamu," sahut Zaki dengan penuh percaya diri.
Senja tertegun mendengar ucapan Zaki. Ia seperti Dejavu. Senja merasa pernah mendengar ucapan Zaki dari orang lain.
"Senja?" Zaki bingung, melihat Senja yang kembali merenung.
"Ah, apasih. Jawabannya gak nyambung," sahut Senja.
"Biarin, yang penting bisa gombal. Aku akan mencintaimu secara ugal-ugalan," balas Zaki.
"Stress, males ah," ucap Senja dengan wajahnya yang kesal.
Zaki hanya menertawakan wajah Senja yang begitu lucu dan cantik.





InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang