Ghea Aflindias, perempuan kuat yang selalu dianggap aneh oleh semua orang. Rumor tentang Ibunya sudah tersebar ke satu sekolah. Karena hal itu, para guru selalu memberikan perlakuan yang baik untuk Ghea. Dia adalah salah satu anak berprestasi di sekolah. Ghea memiliki minat di photography. Dan semua guru selalu memberikan support bagi Ghea untuk melanjutkan bakatnya. Walau berprestasi, 'dulu' hal itu tak akan bisa melindungi Ghea dari yang namanya bullying. Banyak anak yang tak menyukai dirinya. Namun Ghea selalu saja menurut ke-para pembully. Namun hal itu hanya berlaku 'dulu', sebelum ia bertemu dengan sahabat yang merubah hidunya.4 tahun yang lalu
Di ujung lorong, sudah terlihat para pembully yang memiliki satu sasaran, yaitu Ghea. Sebenarnya pemandangan seperti ini sudah biasa. Dan anak murid lain juga tak berani membela, karena mereka takut. Bukan takut kepada para pembully, tetapi orang yang dibelakang mereka."Ahahaha, semalam diapain lagi sama orang gila itu? Kasian banget sih.... Mending Lo tinggal di panti aja gak sih, seenggaknya Lo gak bakal kena pukul. Hahaha," ucap Daren, ketua dari genk pembully itu.
Ghea tak bisa mengelak ucapan Daren, karena Ghea sendiri juga takut sekolah nya akan terganggu atau bahkan hingga putus. Sebenarnya genk Daren hanya berani mengata-ngatai Ghea. Tapi tetap saja gaya mereka itu bisa membuat murid lain takut dan sedih. Ketika mereka asik mengata-ngatai Ghea, Baskara lewat. Baskara adalah anak yang senasib dengan Ghea sebenarnya. Tapi dia hanya lah anak 'biasa' yang berfikir sekolah tak penting. Ia sering tak berangkat karena kekerasan yang diterima Ayahnya."Pft, liat noh. Temen yang senasib kaya Lo. Emang ya, anak kaya kalian itu aura nya beda. Aura sampah, bau banget lagi. Bau darah maksudnya, lagian itu hidup emang buat pelampiasan ortu.... Hahaha," kata-kata Daren membuat emosi Baskara tak bisa dikendalikan.
"Haha," tiba-tiba saja Baskara tertawa, membuat genk Daren dan Ghea bingung.
"Gila Lo ya?" Ucap Daren.
"Hah, gila? Keluarga Lo kali itu. Gila harta maksudnya," balasan Baskara membuat Daren tak terima.
"HAH? MAKSUD LO APAAN," bentak Daren yang merasa malu karena perkataan Baskara.
"Aduh, tuan muda kok marah' sih. Kan orang tuanya terkenal. Apa orang tua lo gak malu, punya anak gak guna kaya lo? Haha, lagian yang sampah itu lo kali, soalnya bau. Bau anak mami. Cowo kok lemes banget sih, gak mulut gak badan, lemes semua. Eh, kok mukanya merah gitu sih? Aduh, tuan muda jangan nangis dong. Kan ada bekingan, ngapain takut. Kok diem aja? Biasanya udah nyindir aja tuh mulut. Apa? Emang lo kira, cuma lo yang berkuasa disini? Gue juga bisa buat lo hancur, kalo gue mau," balasan Baskara membuat Daren malu.Karena malu, Daren langsung pergi meninggalkan Ghea dan Baskara. Murid lain langsung membicarakan Baskara yang berani melawan Daren. Ghea bingung harus pergi atau mengucapkan terimakasih. Setelah Daren pergi, Baskara juga ikut pergi. Melihat hal itu, Ghea langsung spontan mengucapkan terimakasih.
"Makasih ,Bas." Itu lah pertama kalinya Ghea berani berbicara dengan Baskara, walau tak dibalas.Keesokan harinya
Ghea merasa khawatir, karena Baskara belum datang juga. Ghea takut Daren akan mengganggu kehidupan sekolah Baskara. Setelah itu, terlihat Baskara yang datang dengan dipenuhi luka. Ghea yang melihat hal itu pun menjadi sangat khawatir. Secara spontan saja, Ghea langsung menarik tangan Baskara dan membawanya ke UKS. Pastinya Baskara merasa bingung oleh tindakan Ghea."Eh, apasih. Gak usah pegang-pegang!" Ucap Baskara yang kebingungan.
Namun Ghea tak mempedulikan perkataan Baskara.Di UKS
Ghea langsung menyuruh Baskara duduk dan bergegas mengambil kotak P3K. Baskara merasa bingung namun juga tak ingin pergi dari sana. Ghea langsung mengoleskan obat untuk luka di muka Baskara. Baskara hanya terdiam dan mencoba menahan rasa sakit. Mereka berdua hanya diam-diaman. Namun Ghea tetap sibuk mengobati luka Baskara. Ghea membalut luka di tangan Baskara, ia merasa seperti mengobati ibunya yang sering melukai diri sendiri."Nah, udah. Makanya kemarin itu kamu gak usah ngelawan Daren. Ini pasti ulah dia kan?" Omel Ghea pada Baskara.
Baskara merasa malas diceramahi oleh Ghea, "heh, gak usah sok tau. Lagian itu anak gak bakal muncul lagi di kota ini. Jadi gak usah sok ngeceramahin orang. Gue dan Lo gak kenal, apalagi Deket. Jadi gak usah sok akrab," balas Baskara.
Ghea jadi tersadar, "eh, maaf. Sumpah aku spontan. Aku minta maaf banget," jawab Ghea.
Tiba-tiba saja Baskara beranjak dari duduknya, dan menyuruh Ghea untuk duduk. Ghea merasa bingung, karena Baskara membuka lengan kanan baju Ghea dan mengobati luka yang Ghea dapat tadi pagi dari ibunya.Ghea menatap Baskara dengan muka polosnya.
"Gak usah natap gue kaya gitu. Dah, beres. Ini imbalan dari gue," ucap Baskara sambil membereskan perban.
"Kok kamu tau?" Tanya Ghea.
"Kelihatan kali, gak usah sok ngobatin kalo gak bisa ngobatin diri sendiri. Lo aja dari tadi gak kuat megang gunting. Mana ada yang gak bisa megang barang ringan kaya gini," jawab Baskara.
Ghea merasa bingung, karena ia merasa tak memperlihatkan begitu jelas rasa sakitnya. Ghea jadi tersenyum sendiri. Ternyata anak dingin seperti Baskara bisa begitu peka terhadap orang lain.
"Emang bener ya? Lo udah stress sih. Pasti dipikiran Lo, kok gue bisa peka banget. Gak usah dipikirin lagian," ucapan Baskara terhenti karena perut Ghea tiba-tiba berbunyi.
Ghea merasa malu, dan suasana menjadi canggung. Baskara jadi tertawa melihat tingkah Ghea. Ghea belum pernah melihat Baskara tertawa sebelum nya. Sekarang, bergantian Baskara yang menarik tangan Ghea dan membawanya ke kantin.Baskara mentraktir Ghea makan. Mereka mulai dekat sejak hari itu. Walau awal nya tak kenal, sekarang mereka bisa menjadi sangat dekat. Dan sekarang mereka tahu bahwa mereka saling membutuhkan.
Masa kini
Di klub photography,
"Stt, tahu gak. Itu Thena sama Beva masuk BK lagi," ucap Anin, salah satu anak klub photography.
Ghea terkejut mendengar hal itu. Karena dari pagi Ghea sudah sibuk di klub. Semua anak langsung membicarakan Athena dan Beva.
"Eh, owh iya. Ghea, kamu dicariin Baskara tadi di luar," tambah Anin.
Ghea yang mendengar itu langsung keluar."Eh? Jangan lari-lari, nanti jatuh. Untung nabraknya aku kan," ucap Baskara yang berdiri sedari tadi di luar klub photography.
"Kamu gak manggil sih," balas Ghea.
"Udah ayo ke UKS, liatin tu temenmu," ucap Baskara yang langsung menarik lengan Ghea.
"Ehh, kok ke UKS? Gak ke BK?" Tanya Ghea karena ia hanya tahu setengah cerita.
"Makanya, jangan di klub terus. Lama-lama aku beli, terus tak tutup aja. Zaki dipukul sama temen sekelasnya Athena. Tadi sempet pingsan, tapi sekarang udah mendingan. Tapi aku belum tau pasti juga, makanya cepet jalan nya," jawab Baskara dan Ghea langsung memperbesar langkah nya.
"Iyaa, mentang-mentang tinggi. Gak usah pegang-pegang. Makanya panggil tadi tu. Sok jaga gengsi banget." Balas Ghea dengan sedikit amarah.
Baskara hanya tersenyum melihat tingkah Ghea. Mereka akhirnya tiba di UKS dan memutuskan untuk menemani Zaki sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
InfinityTerra
FantasyKebahagiaan tak harus selalu datang kepadamu, dan cinta tak harus selalu mengasihani mu, semua terasa baik jika kamu tau apa itu BERSYUKUR. Infinity Terra, adalah nama dari perkumpulan anak-anak broken home, anak dengan trauma, atau anak dengan masa...