PENGUJIAN

8 7 0
                                    

Spontan Beva menjauh dari Senja. Laki-laki di belakang Senja perlahan menghilang. Beva merasa tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, karena laki-laki itu sangat mirip dengan Zaki.

“Senja?” Beva masih kebingungan dan Senja terlihat akan pingsan.
Beva langsung saja menahan Senja yang hampir saja terjatuh.
Beva merasa sangat senang karena ia tak mat* tapi ia juga merasa bingung saat ini. Siapa sangka tak ada yang menyusul Senja ke atas. Beva berfikir jika Zaki tak pingsan pasti dia tak akan pernah meninggalkan Senja.

Dengan beberapa luka di tubuhnya, Beva menopang Senja dan turun ke bawah. Ternyata di tengah jalan Beva bertemu lagi dengan Ghea dan Baskara.
“Beva! Kamu gapapa?” Tanya Ghea yang terlihat sangat panik.
“Athena di mana?” Beva bingung karena ia tak melihat Athena.
“Athena udah ke lab, sekarang giliran kalian,” timpal Baskara.

Baskara dan Ghea langsung berlari keluar dan di susul Beva. Ternyata di luar sudah ada helikopter yang menunggu mereka. Sebenarnya Beva sudah tak kuat berjalan lagi. Tapi demi bertemu dengan Athena ia mempercepat langkahnya.

Setelah naik, mereka langsung berangkat. Senja langsung di baringkan sedangkan Beva di obati. Baskara menyuruh Beva beristirahat saja karena perjalanan cukup panjang. Tapi Beva bilang ia tak mengantuk sama sekali, walau akhirnya ia tertidur juga.

2 jam kemudian
Beva akhirnya membuka matanya dan tubuhnya terasa lebih bugar. Ia melihat Senja yang sudah sadar, langsung menanyakan apa yang terjadi tadi dengan Senja.

“Senja, tadi cowo yang di belakang lo itu siapa?” tanya Beva.
Namun Senja hanya terdiam dan tak melirik sedikitpun ke Beva. Beva juga berusaha memanggil Ghea dan Baskara, tapi tak satu pun dari mereka menjawab Beva. Dan tiba-tiba saja Senja mendorong Ghea keluar. Baskara malah tersenyum melihat Ghea yang terjatuh dari Helikopter. Beva merasa bingung dan panik, ia akhirnya menutup matanya. Di saat ia membuka mata, Beva sudah berada di sebuah ruangan seperti lab.

Kepalanya terasa sangat pusing, di sampingnya sudah ada Athena yang tertidur. Beva melihat ke sekeliling dan semua orang sedang tidur kecuali Ghea dan Baskara.

“Eh Beva?” Ucap Ghea.
“Stt, Athena masih tidur,” bisik Beva
Ghea langsung terdiam. Ia mengajak Beva untuk mendekat. Beva beranjak dari tempat tidurnya dengan perlahan, agar Athena tak terbangun.

Disaat Beva mendekat ke Ghea, ia merasa bingung. Karena ada hologram yang sangat besar memancar dari bawah meja bundar.

“Apa ini?” Tanya Beva karena ia merasa kagum.
“Ini yang namanya kecerdasan buatan (AI). Dia punya nama loh, namanya Dias,” balas Ghea.
Beva tertawa kecil seolah mendengar nama yang di sebut Ghea.
“Nama macam apa itu? Ganti yang keren dikit gitu,” ejek Beva.
“Setiap nama memiliki makna tersendiri. Mengejek sama dengan iri,” hologram itu tiba-tiba saja bersuara dan membuat Beva terkejut.
“Wow, dia bisa ngomong?” Beva semakin terkejut.

“Dia agak sentimen aja, lagian jangan asal ngejek,” timpal Baskara.
“Huh, kaya nya sekarang lo banyak ngomong ya? Dulu kemana aja?” cetus Beva.
“Eits, udah. Beva jangan cari masalah aja disini,” Ghea berusaha menenangkan suasana.
“Lo juga, sejak kapan lo deket ama dia?” Tanya Beva.
“Hei, itu hak gue ya. Bukan urusan lo juga!” Bentak Ghea.
“Owh, sekarang pakenya lo gue? Oke, gue juga muak liat kelakukan kalian berdua. Kalo bukan karena Athena, gue gak bakal mau ikut kesini,” bentak Beva.
“Udah. Beva mending lo istirahat. Kamu juga Ghe, kayanya kalian capek,” balas Baskara.

Beva langsung rebahan di sofa. Sedangkan Ghea masih ingin membantu Baskara.
“Kamu capek kan Ghe? Mending istirahat aja, aku bisa sendiri,” perintah Baskara pada Ghea.
“Gak. Aku gak mau tidur sampai kita tahu ini mahkluk apa. Juga Keyla masih belum ada kabar,” Ghea merasa khawatir pada Keyla.
“Keyla ga bakal kenapa-napa. Yang ada monsternya yang takut sama Keyla,” jawab Baskara yang berusaha membuat Ghea tertawa.
Ghea hanya tertawa kecil mendengar omong kosong yang di lontarkan oleh Baskara.

“Plis, kalo kalian gak mau tidur mending jangan berisik. Jujur ganggu yang tidur tau,” ucap Zaki yang tiba-tiba saja bangun.
“Iya tau,” ucap Senja dan Athena bersama.

Baskara dan Ghea merasa malu karena ternyata teman-temannya mendengar yang mereka bicarakan.
“Tapi gapapa sih, moga langgeng ya,” candaan Zaki membuat anak-anak lain yang bangun jadi tertawa.

“Hasil sudah keluar tuan,” ucap AI yang tiba-tiba bersuara.
Anak-anak Terra yang terbangun, ikut kepo dengan hasilnya.
Baskara dan anak-anak lain membaca hasilnya.
“Aeria? Di mana itu?” Tanya Athena.
“Kaya ga asing,” timpal Senja.
“Aeria itu sebuah negara, tapi itu cuma mitos menurut kebanyakan orang. Juga katanya tempatnya ada di antara planet Jupiter sama Saturnus. Tetap aja, belum ada bukti ilmiahnya,” jelas Ghea.
“Kok kamu bisa tahu sih, Ghe,” Ghea hanya tertawa mendengar pertanyaan Senja.

InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang