InfinityTerra

KEANEHAN

"Kalian kenapa? Athena kok pingsan?" Tanya Ghea yang panik.
Beva langsung bergegas masuk ke UKS sambil menggendong Athena. Semua orang terlihat panik saat ini. Senja dan Beva sibuk mencari obat untuk Athena, sedangkan Adna hanya terdiam di pojok ruang UKS. Anak lain langsung sigap untuk menjauh dari Athena. Karena jika mereka berkerumun di sana hanya membuat Athena sulit bernafas. Beva hanya mondar-mandir terus di dalam UKS. Ia merasa sangat khawatir pada Athena.

"Lo mau sampe kapan kaya gitu? Bikin risih aja tau gak sih?" Ucap Adna karena ia tak bisa mengontrol emosinya.
"Berisik. Lo cuma beban di sini!" Balas Beva tak terima dengan ucapan Adna.
"Udah-udah, bisa diem gak sih? Athena lagi sekarat sekarang, kalian jangan berisik," ucap Senja yang berusaha menenangkan suasana.
Beva merasa muak berada di sana, ia akhirnya pergi keluar dan berusaha menjernihkan pikirannya.

Melihat suasana hati Beva yang buruk, Zaki menyusul Beva keluar. Sedangkan di UKS Ghea masih bertanya-tanya dengan apa yang terjadi.
"Sebenarnya ini ada apa sih, Sen?" Tanya Ghea.
Senja menghela nafas panjang, ia juga berfikir bahwa Ghea juga perlu tahu apa yang terjadi. Akhirnya Senja menjelaskan apa yang terjadi.

Di ruang BK. (Sebelum kejadian)
"Kalian gak capek ketemu Miss terus di ruang Bk?" Ucap Miss Lily.
"Lagian dia yang mulai duluan Miss," balas Beva dengan tatapan merendahkan.
"Circle mereka itu yang ga bener Miss," Xilo (teman sekelas Athena) berusaha mengelak.
"Hm, ada benernya juga sih," jawab Miss Lily.
Xio merasa senang karena ia kira Miss Lily membelanya.
"Jadi untuk masalah ini, Xilo kamu di hukum. Sapu lapangan depan selama seminggu," Xioo yang tadinya tersenyum, sekarang terkejut mendengar ucapan Miss Lily.
"Loh gak bisa gini dong Miss!" Xilo lagi-lagi berusaha membela dirinya sendiri.
Miss Lily hanya bisa terdiam. Sedangkan Beva dengan senang hati mengejek Xilo.
"Udah ah, nanti omongin sama Ayah saya!" Ancam Xilo pada Miss Lily.

Satu ruangan hanya terdiam. Tak ada yang berani mengelak lagi. Mau bagaimana lagi, Ayah Xilo adalah kepala dan donatur terbesar di Sekolah itu. Jadi tidak  heran Xilo bisa berperilaku se enaknya di sekolah.

"Udah Miss, gak usah di pikirin omongan anak manja itu. Mulutnya lemes banget emang," saut Athena yang berusaha menyenangkan hati Miss Lily.
"Hush, gak boleh kaya gitu. Kamu cewek, harusnya bisa jaga sopan santun. Walah bener, emang mulutnya lemes sih," balas Miss Lily.
Beva dan Athena tertawa mendengar ucapan Miss Lily. Miss Lily adalah salah satu guru yang sangat sayang dengan anak-anak Infinity Terra. Miss Lily selalu membela mereka, jika memang tindakan mereka benar. Tapi Miss Lily juga tidak segan untuk menghukum mereka jika mereka memang salah.

"Nih, Miss buatin brownies buat kalian. Banyakin buat Zaki ya," ucap Miss Lily.
"Emang anak tiri kita tuh, Bev," balas Athena.
"Haha, emang. Kalo gitu buat Baskara gak usah ya. Kan harus kasih yang banyak buat Zaki," Canda Beva pada Miss Lily.
"Jangan dong, buat Zaki lebihin yang banyak. Tapi buat Baskara udah ada plastik nya sendiri, jangan di ambil loh! Kemarin kata Baskara dia gak dapet bolu buatan Miss kan?" Beva hanya terdiam mendengar ucapan Miss Lily.
"Yang nyuruh Beva Miss, katanya makan aja. Lagian Baskara gak suka yang manis-manis, hehe," Athena mencoba membela diri mereka berdua.
Miss Lily hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah anak muridnya.
"Udah lah Miss, yang lama di lupakan saja. Terus masalah ini gimana Miss?" Tanya Beva karena ia juga khawatir pada Miss Lily.
"Ah, itu gak usha kalian pikirin. Biar Miss yang urus. Kalian belajar yng bener, bukan malah bikin ribut terus tiap hari. Tapi gapapa sih, Miss jadi bisa nitip buat Baskara. Eh, tapi jangan di ulangi lagi loh besok," Baskara adalah anak kesayangan Miss Lily.
Selain pintar, Baskara juga memiliki bakat yang sangat banyak sehingga hampir semua guru suka.

"Miss kok pucet? Miss belum sarapan kah?" Tanya Athena yang heran tiba-tiba saja Miss Lily terlihat sangat pucat.
Miss Lily seperti berbicara sesuatu tapi tak terdengar oleh Athena dan Beva.

Tiba-tiba salah satu guru berteriak sangat  kencang. Tubuh Miss Lily terlihat memudar seakan-akan berubah menjadi debu dan perlahan menghilang. Beva dan Athena sangat terkejut melihat Miss Lily yang tiba-tiba hilang. Beberapa orang di ruang BK juga mengalami hal yang sama dengan Miss Lily.
"Bev, aku gak bisa nafas!" Saut Athena yang tak bisa mengatur nafas karena panik.
"Athena? Nafas Athi!" Beva berusaha menenangkan Athena namun tak berhasil.
"Obat kamu mana?" Beva semakin panik karena Athena tak membawa obatnya.
Ia baru ingat mereka berencana membeli obat Athena saat pulang sekolah.

Tanpa pikir panjang, Beva langsung menggendong Athena dan bergegas ke UKS. Di sepanjang lorong, beberapa anak juga mulai menghilang. Beva mempercepat langkahnya. Dari jauh terlihat Senja, Adna dan Zayn yang juga terlihat bingung.
"Thena kenapa?!" Senja sangat terkejut melihat Athena yang kesulitan mengatur nafasnya.
"Awas!" Beva tak bisa memikirkan sekeliling nya saat ini.
Senja langsung paham sendiri dan ikut Beva kembali ke UKS.
"Aku ngantuk Bev," ucap Athena lemas.
"Jangan tidur Thi, bangun. Demi kita," balas Beva.
Mereka akhirnya tiba di UKS dan Beva langsung membaringkan Athena di ranjang UKS.

Masa kini
Ghea dan Baskara yang mendengarkan cerita Senja merasa tak percaya. Rasanya itu adalah hal yang tidak mungkin.
"Hilang? Gak, gak mungkin banget. Kalo bener, mereka kemana?" Ghea masih tak bisa mencerna situasi.
"Aku juga gak percaya Ghe, tapi itu kejadian di depan mata ku sendiri. Dan gak cuma aku, yang lain juga lihat!" Senja juga merasakan hal yang sama dengan Ghea.

Di lorong sekolah
"Bev! Gak usah di pikirin omongan Adna," Zaki berusaha menenangkan suasana hati Beva.
Beva tak memperdulikan Zaki. Namun Zaki tetap berusaha agar Beva bisa menjernihkan pikiran nya. Di luar sekolah terlihat Ayah Adna yang berlari masuk dan mendekati mereka berdua.
"Zaki! Kamu lihat Adna gak?" Tanya Ayah Adna.
"Adna di UKS om. Dia gapapa kok, ayo saya antar sekalian kesana," balas Zaki.
Akhirnya Beva terpaksa ikut kembali ke UKS. Karena bagaimana pun ia masih khawatir dengan Athena.