KEKUATAN SEORANG RATU

0 0 0
                                    


Karena waktu yang tersisa tinggal sedikit. Asyifa langsung menyusul dan langsung tiba di gua mereka. Ternyata Ghea dan Keyla sudah menunggu disana. Tangis mereka pecah disaat Zayn membawa may*t Adna pulang. Namun mereka tidak bisa menghabis kan waktu. Mereka membalut tubuh Adna dengan kain, dan menyimpan nya di dalam peti.
Ketika semua orang sedang bersedih, Lilian dan Keisha tiba-tiba muncul dan meminta pertolongan kepada Asyifa dan anak-anak Terra. Mau bagaimana lagi, mereka harus secepat nya membunuh Zein.
“Kalian harus ikut kami! Senja dalam bahaya!” Ajak Lilian yang terlihat sangat panik.
“Dimana Senja sekarang?” Tanya Asyifa.
“Tidak usah banyak tanya! Kita harus pergi sekarang.” Balas Keisha yang langsung membuka portal.
Asyifa dan anak-anak Terra yang tersisa melewati portal itu. Kali ini amarah mereka sudah tak bisa di tahan lagi. Yang ada dipikiran mereka adalah, Zein harus mati. Ketika emua nya sudah melewati portal, mereka tiba di subeuh hutan yang sangat lebat. Dan disana sudah ada banyak sekali prajurit yang berperang melawan Zein. Juga tak sedikit para prajurit yang sudah mati di sana. Padahal Zein hanya sendirian, namun tidak ada satu pun orang yang bisa mendekat atau pun melukai Zein. Tepat di belakang Zein, ada Senja yang terbering di atas batu besar. Yang jelas Zein menunggu gerhana matahari agar ia memindahkan jiwa Ishtar ke Senja.dengan begitu, Zein baru bisa menikahi Senja yang berstatus ‘Dewi.’
Ketika melihat Asyifa, Keisha, Lilian dan anak-anak Terra yang lain Zein hanya tersenyum. Namun terlihat jelas bahwa itu adalah senyuma meremeh kan.
“Oke, kita buat rencana dulu.” Ucap Lilian.
Namun Zayn tidak mau mendengarkan Lilian dan langsung menyerang Zein sendirian.
“Maaf kak. Tapi kami ga butuh rencana. Tidak usah membuat rencana yang akhirnya akan gagal. Bertahan atau mati, itu rencana kami.” Balas Ghea yang sudah merasa muak.
Mereka menyerang secara blak-blak an. Pereasaan marah dan sedih bercampur menjadi satu di dalam hati mereka. Berkali-keli mereka berfikir lebih baik mati dari pada hidup di dunia yang sudah menjadi neraka ini. Sejak kecil, sedari kecil pikiran itu muncul di dalam benak mereka semua. Namun nyata nya mereka tetap bertahan kan? Tak sedikit orang yang menyerah akan kehidupan nya. Lelah? Itu sudah pasti, namun mereka masih punya akal untuk bertahan. Dan ada saat nya mereka tidak perlu menggunakan akal sehat untuk bertahan kan?
Seperti itu lah pertarungan saat ini. Menurut Zayn, Keyla, dan Ghea, untuk apa menggunakan akal sehat untuk melawan? Jika lawan mereka sendiri tidak memiliki akal maupun otak. Percuma melawan orang yang tidak memiliki akal dengan logika. Jika dia gila, maka kita harus lebih gila lagi untuk menang.
Sejauh ini, hanya Zayn yang bisa mendekat dan membuat Zein cukup kewalahan. Disaat Zein lengah, Keyla dan Ghea akan melawan Zein secara bersama. Melihat anak-anak Terra yang melawan Zein, membuat para prajurit ketakutan. Saat ini mereka bukan hanya takut pada Zein, namun juga pada anak-anak Terra yang tidak pikir panjang untuk membunuh orang di depan mereka.
“APA YANG KALIAN LAKUKAN?! BANTU MEREKA!” Bentak Lilian kepada para prajurit nya.
Karena tak punya pilihan, mereka memilih pasrah. Tapi anak-anak Terra membuktikan bahwa sudut pandang para prajurit kepada mereka itu salah. Mereka bertiga juga berusaha melindungi para prajurit se bisa mungkin. Walau tak memiliki rencana apa pun, jika ada yang butuh pertolongan se bisa mungkin mereka akan membantu. Melihat kenyataan bahwa anak-anak Terra sangat lah peduli akan hidup orang lain namun tidak peduli dengan hidup mereka sendiri, membuat semangat para prajurit semakin membara.

Dengan segala cara, Zayn mencoba menusuk Zein namun tak berhasil. Karena Zein cukup gesit dalam menghindar. Dan berkali-kali pedang itu di oper ke satu sama lain agar tidak di rebut oleh Zein. Tak terasa pertarungan itu berlalu cukup lama. Namun, Zein dan anak-anak Terra belum terlihat lelah sama sekali. Berbeda dengan para prajurit yang sudah merasa sangat kelelahan, begitu pula Keisha dan Lilian. Dan gerhana matahari sebentar lagi akan terjadi, sehingga waktu mereka sudah tak banyak. Zayn memberikan kode pada Ghea untuk membawa Senja ke tempat yang lebih aman. Sedangkan Zayn dan Keyla akan mencoba melawan Zein lebih kuat lagi.
Dan rencana itu berhasil, Ghea membawa Senja menuju tempat perlindungan Keisha. Namun tetap saja, semua nya tidak akan berjalan semulus itu. Zein yang menyadari bahwa Senja telah dibawa oleh Ghea, ia langsung mengarah kan sihir nya dan membuat perut Ghea terluka parah. Tap Ghea tetap menggendong Senja hingga akhirnya tiba di tempat yang lebih aman. Zayn dan Keyla tidak melihat bahwa Ghea terluka, sehingga mereka tidak menyusul Ghea. Sesampai nya Ghea dan Senja ke tempat perlindungan Keisha, Ghea langsung terduduk lemas. Sedangkan Senja sadar dengan sendiri nya ketika tiba disana. Baju Senja berlumuran darah milik Ghea. Padahal ia baru sadar, namun sudah melihat sahabat nya yang sedang sekarat.
“Ghea! Gimana ini? Tolong! Tolong siapa pun,” teriak Senja, namun tidak ada yang datang.
Semua orang sibuk melawan Zein, begitu pula Lilian dan Keisha. Senja sampai menangis melihat Ghea yang sekarat. Dengan segala cara Senja mencoba menghentikan pendarahan Ghea, namun tetap saja percuma.
“Udah Senja. Ga usah nangis, yang penting sekarang kamu selamat. Kamu aman kok, ada Zayn yang bakal ngelindungin kamu. Jangan kaya gini, tangan mu jadi penuh darah. Jangan nangis, aku ga suka lihat kamu nangis kaya gini. Tetap semangat ya? Masih ada banyak orang yang sayang sama kamu. Ini udah saat nya aku pergi, jadi jangan sedih. Kaya Baskara kangen deh sama aku, hehe,” ucap Ghea yang mencoba bercanda.
“Jangan bercanda Ghea. Kenapa kamu selalu aja nolongin orang? Biarin aja aku mati! Aku ga suka kaya gini. Kematian kalian semua itu salah aku. Seharusnya aku mati aja saat itu. Kenapa aku masih bertahan sampai sekarang itu karena kalian. Kalau kalian pergi satu-persatu, berati aku juga ga pantas hidup. Jangan tinggalin aku, aku ga bisa hidup diatas pengorbanan kalian. Aku ga bisa Ghea,” balas Senja dengan air mata yang mengalir di pipinya.
“Hei? Siapa bilang ini salah kamu? Kamu ga salah Senja. Ga ada yang salah. Ekh, ini emang takdir, terus kita mau gimana lagi? Aku ga ninggalin kamu kok, kami ga pernah ninggalin kamu. Kami selalu ada untuk kamu, Senja Almecca. Kamu harus menang ya? Demi aku, demi kita semua. Kamu pasti, ahk. Kamu pasti bisa Senja,” jawab Ghea yang sudah terlihat sangat kesakitan.

InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang