“Hah? Jadi Senja itu reinkarnasi nya Ishtar? Terus pedang yang kita cari sekarang ini, memang aslinya punya Zein?” Tanya Adna.
“Bukan, tapi bisa di bilang begitu. Senja cuma kebetulan aja lahir di saat hari kematian Ishtar yang ke-seribu. Dan entah mengapa wajah, sifat, serta kepribadian Senja sangat mirip dengan Ishtar. Dan sebenarnya para tetua juga tahu, bahwa itu adalah sebuah malapetaka. Dengan segala cara, mereka mencoba membunuh Senja secara tak langsung. Namun walau sudah di berkali-kali mereka mencoba membunuh Senja, Senja tetap saja bertahan. Aku sih pernah denger kalau para tetua gila itu memberikan masa lalu yang kelam untuk Senja. Makanya, aku mau anak itu hidup dengan aman setelah ini. Dan soal pedang itu, itu pemberian dari Raja Aeria sebelum nya. Alias Ayah nya Zein dan Zackhi,” balas Asyifa.
“Jadi itu semua gara-gara mereka? Kenapa mereka bisa segila itu? Padahal salah mereka sendiri lebih lemah dari Zein. Tapi kenapa jadi Senja yang kena? Aku ingin dia cepet-cepet mati!” Tambah Zayn.
Asyifa hanya bisa mengehala nafas. Memang dari awal Asyifa tak menyukai dunia para Dewa itu. Namun, entah kenapa Elgard tak bisa lepas dari dunia seperti itu. Menurut Asyifa itu bukan urusan manusia biasa, tapi tetap saja Asyifa mencoba mengikuti keinginan Elgard. Hingga akhirnya Elgard mati juga karena berurusan dengan dunia itu.
“Kalau gitu kita harus cepat-cepat nemuin pedang itu. Aku ga sabar unutk membunuh Zein,” sahut Adna.
“Iya deh, eh. Liat ke sana,” ucap Asyifa yang melihat tempat aneh.
Tempat itu seperti gundukan pasir, namun warna pasir nya berbeda. Warna pasir itu merah kecoklatan. Karena warna nya yang berbeda, mereka bertiga langsung sigap mendekati nya. Asyifa memberikan kode untuk jangan gegabah dan tetap waspada. Asyifa yang memandu Adna dan Zayn, perlahan mencoba menyentuh pasir itu. Mereka yakin bahwa pedang itu terkubur di dalam pasir aneh itu.
“Kalian ngapain?” Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul.
“Eh, Kak Ana?” Sapa Asyifa, namun Asyifa terlihat panik
“Asyifa! Ih, aku kanegn banget tau sama kamu, Elgard ga pernah ngajak kamu main lagi ke rumah. Loh, Elgard dimana?” Tanya Diana yang merupakan kakak tiri Elgard.
Bukan nya menjawab, Asyifa malah terpana melihat Diana.
“Kenapa Syifa? Kangen ya? Dua hari lagi deh, kita main ya?” Tambah Diana.
“Kak Diana, Elgard. Elgard dia,” balas Asyifa dengan sesegukan.
“Cup, cup. Kok jadi sedih gini? Nanti aku duluan yang nangis loh. Kenapa Elgard? Dia nakalin kamu ya? Besok aku marahin deh, dia nya. Udah, udah jangan nangis. Syipa kan udah gede?” Ucap Diana sambil memeluk Asyifa.
Karena merasa nyaman, Asyifa malah menangis di pelukan Diana. Saat ini, Adna dan Zayn sama sekali tak kenal dengan Diana. Namun mereka tahu alasan Asyifa menangis. Melihat kedekatan Asyifa dengan Diana, membuat Adna yakin bahwa mereka dulu nya adalah keluarga.
“Terus ini dua kurcaci ini siapa? Kok ngekor kamu? Kamu juga ngapain kesini? Bahaya tahu, soal nanti kakak bakal ngelawan orang jahat. Eh, kok kamu cepet banget gedenya? Perasaan sebulan yang lalu masih sekecil berang-berang. Kamu pake sihir ya? Hayo, ngaku kamu,” tanya Diana sambil berusaha menenangkan Asyifa.
Tapi bukan nya tenang, Asyifa malah menangis lebih keras. Karena panik, Diana berkali-kali mengelus kepala Asyifa. Dan Diana memberikan kode kapada Adna dan Zayn untuk menjauh.
“Hah? Dia ngasih kode apa sih?” Tanya Zayn yang masih belum mengerti maksud Diana.
Sedangkan Adna yang sudah mengerti, langsung menarik Zayn untuk menjauh. Tapi tetap saja, Zayn masih belum mengerti. Dan ia berkali-kali menanyakan apa yang terjadi.
“Kamu ini bodoh apa gimana sih? Dia nyuruh kita buat menjauh, ngerti lah cewe. Ribut aja perasaan, jujur aku lebih suka kamu yang dulu. Ga banyak omong,” sahut Adna yang sudah muak dengan Zayn.
“Ya udah sih. Kan aku bukan cewe,” balasan Zayn membuat Adna tambah naik darah.
“Kamu berubah seratus delapan puluh derajat, tahu ga sih? Semenjak kita ketemu Asyifa kamu beda banget. Kaya orang gila,” timpal Adna.
“Ya ga tau. Lagian siapa tahu nanti aku mati, mending nyari pahala kan? Perasaan baik salah, kasar juga salah. Ini bukan karena cewe itu, lagian cewe stress kaya gitu mana bisa buat aku berubah,” jawab Zayn.
“Serah, serah. Ndak ngurus aku. Suka-suka kamu.” ucap Adna.
Sementara itu, Asyifa masih belum berhenti menangis. Alhasil, Diana mulai mengajak nya mengobrol.
“Kenapa kamu kesini? Walau kamu bukan Asyifa yang dulu, kamu tetap imut kok. Jangan nangis ya,” ucapan Diana membuat Asyifa terkejut.
“Kakak udah tahu? Kalau gitu, kakak ikut aku terus ya. Jangan,…” balas Asyifa yang tiba-tiba di potong oleh Diana.
“Sstt. Udah nangis nya? Kakak tahu kamu dari masa depan, tapi jangan kasih tahu kakak apa yang akan terjadi di masa depan nanti. Kakak ga mau tahu, tapi kakak tahu kalau masa depan ga baik sama kamu kan? Gapapa ya sayang, kebahagiaan ga bisa berpihak ke kamu terus kan? Nanti hidup mu jadi ga imbang. Tapi kakak tahu, kamu kan anak yang kuat. Jadi jangan nangis ya?” tambah Diana sambil menepuk-nepuk bahu Asyifa.
“Aku ga kuat kak. Aku capek, aku rasa aku udah ga punya arti hidup lagi. Buat apa aku masih hidup, kalau semua kebahagiaan ku direnggut? Aku takut sendirian, aku ga mau sendirian. Aku capek Kak,” ucap Asyifa sambil bersandar di bahu Diana.
“Kamu salah Syifa. Kebahagiaan itu, asal nya dari diri mu sendiri. Cuma kamu yang bisa menentukan kamu bahagia atau tidak. Lagi pula kamu ga sendirian. Masih ada banyak orang yang sayang sama kamu. Lihat mereka berdua, mereka sayang loh sama kamu. Aku juga sayang kamu. Elgard juga sayang sama kamu. Almarhum Bunda juga sayang kamu. Asal kamu tahu, kamu itu kesayangan Asyifa. Jadi jangan takut sendirian. Jangan merasa bersalah, karena nyatanya kami selalu ada untuk kamu. Inget kata-kata terakhir Bunda? Walau kamu ga bisa lihat, Bunda akan selalu ada di sebelah kamu. Dia ngomong nya sama kamu doang loh. Kami anak nya aja ga di bilangin kaya gitu. Tapi kamu ngerti ga maksud Bunda? Walau Bunda udah ga ada sekali pun, dia selalu ada disisi mu. Dari menenang kan hati mu hingga melindungi mu juga. Bunda selalu bilang sama kami, kamu anak kesayangan Bunda. Jadi jangan sampai ada orang yang berani nyakiti kamu, selama kami berdua masih hidup. Jadi, semangat ya? Walau nanti aku udah ga ada, pasti ada orang baru yang bisa ngebantu kamu. Mulai dari keluar dari masa lalu, hingga membangun masa depan yang lebih baik bersama mu. Jadi tenang saja,” terlihat jelas seberapa besar rasa sayang Diana pada Asyifa.
Akhirnya mereka melanjutkan mengobrol hingga Asyifa tenang. Karena tak mau lama-lama menghabiskan waktu, Asyifa menjelaskan tujuan nya datang kemari. Dan tanpa basa-basi, Diana langsung mewujudkan keinginan Asyifa. Alasan nya bukan karena ia sayang pada Asyifa, tapi karena Diana yakin ini demi banyak orang. Asyifa langsung di buka kan pintu untuk masuk ke dalam. Dan Asyifa memanggil Adna dan Zayn untuk mendekat.
“Terimakasih kakak. Nanti saat keluar aku kasih pelukan deh,” ucap Asyifa.
“Iya deh. Maaf kakak ga bisa nemenin masuk, soalnya kakak harus menjaga dari luar. Semanagat ya!” Ucap Diana dengan senyum tulus nya.
Adna dan Zayn juga mengucapkan terimakasih pada Diana. Dan ketika mereka sudah masuk, pintu nya tertutup kembali.
“Kenapa kak Syifa nangis pas lihat dia?” Tanya Adna pada Asyifa.
“Dia kakak tiri nya Elgard,” balas Asyifa.
“Wow, kirain Elgard hidup sebatang kara. Ternyata di angkat jadi anak Dewi Hujan ya?” Tambah Zayn.
“Kok tahu?” Tanya Asyifa yang terkejut bahwa Zayn tahu Bunda nya Diana adalah Dewi Hujan.
“Ga tahu. Kaya lewat aja di pikiran ku tiba-tiba,” jawab Zayn.
“Terus kenapa kak Syifa ga tinggal sama dia pas kak Elgard meninggal?” Timpal Adna.
“Dia udah mati. Dan ia mati hari ini.” Mendengar balasan Asyifa, membuat Adna dan Zayn terdiam.
Adna hanya bisa menyemangati Asyifa. Adna bisa membayangkan betapa sedih nya Asyifa saat ini. Apa lagi, sekarang semua keluarga Asyifa sudah tak ada lagi. Mereka masuk cukup dalam, namun belum juga terlihat tanda-tanda pedang itu. Karena lelah, mereka beristirahat sejenak.
“Dimana sih pedangnya? Perasaan kita udah masuk cukup jauh loh,” celetuk Adna yang sudah lelah.
“Sabar aja. Lagian ga mungkin semudah itu kita nemuin nya kan?” balas Zayn.
Ketika mereka semua terdiam karena lelah, terdengar suara teriakan dari luar. Dan Asyifa yakin bahwa itu adalah suara nya Diana. Mereka bertiga langsung mempersiap kan diri untuk melawan yang datang setalah nya. Benar saja, ada suara angin yan sangat kencang datang ke arah mereka bertiga. Asyifa langsung menyuruh Zayn dan Adna mempersiapkan diri untuk melawan. Tapi, yang awal nya mereka kira itu adalah Zein, ternyata yang datang adalah seorang pria yang sedang menggendong Diana. Mereka berdua terlihat sangat panik. Dan Diana menyuruh Asyifa untuk cepat-cepat mengambil pedang itu.
“Syifa, kamu harus cepat-cepat pergi mengambil pedang itu. Biar Cloude, dia akan mengantar mu. Nanti kami menyusul,” ucap Diana dengan penuh luka di tubuh nya.
“Permisi Nona,” Cloude langsung sigap menggendong Asyifa dan menggunakan kekuatan nya agar lebih cepat sampai.
Sedangkan Zayn memapah Diana untuk segera pergi juga. Bagaimana pun, Zein akan menyusul mereka.
“Dia mendekat!” Sahut Adna yang masih di belakang.
“Kita harus mengulur waktu! Lawan dia dulu,” perintah Diana pada Zayn.
Zayn langsung menurun kan Diana dan menyuruh Adna untuk menjaga Diana. Ketika Zein datang, Zayn langsung menghentikan Zein.
“Sialan, kenapa para Dewa itu memberikan banyak tumbal untuk ku?” Ucapan Zein tentunya membuat Zayn kesal.
“ Cih, kenapa orang gila seperti mu harus ada di dunia ini? Matilah!” Bentak Zayn pada Zein.
Akhirnya pertarungan antara Zein dan Zayn dimulai. Mau bagaimana pun, kekuatan Zein lebih unggul dari pada Zayn. Namun setidak nya Zayn bisa menghentikan Zein sejenak. Dan Zayn tetap saja kalah dari Zein . melihat itu Adna langsung berusaha membantu Zayn. Namun baru saja mendekat, Adna dengan mudah terhempas oleh Zein. Ketika Zein hampir memukul Adna, tiba-tiba saja gerakan nya terhenti. Dan ternyata Diana menggunakan kekuatan nya untuk menahan Zein.
“Pergi! Kalian ga boleh mati disini!” Teriak Diana.
Zayn dan Adna saling membantu untuk memapah diri satu sama lain. Mereka berdua dengan sekuat tenaga berlari untuk menyusul Asyifa. Kekuatan Diana yang tak seberapa, hanya dapat menahan Zein sebentar. Zein yang kesal, langsung menusuk perut Diana dengan kekuatan nya. Walau tanpa pedang, Zein tetap bisa membunuh Dewa atau Dewi yang kekuatan nya jauh di bawah Zein. Karena kesal, Zein menggunakan pistol milik Adna yang tadi nya terjatuh. Awalnya Adna dan Zayn tidak menyadari nya. Namun ketika Adna melihat kebelakang, Zein sudah melepaskan peluru yang mengarah ke mereka berdua. Dengan sigap, Adna mendorong Zayn kesamping hingga terjatuh. Dan peluru itu akhirnya hanya mengenai Adna.
“Hah, bagaimana rasanya mati karena alat jelek kalian sendiri?” Bentak Zein
Zayn yang melihat Adna terbaring lemas di depan nya, tak bisa melakukan apa-apa lagi. Sedangkan Zein hanya melirik dan pergi meninggalkan mereka berdua. Zayn perlahan mendekati Adna dengan penuh kekesalan. Namun Adna hanya tersenyum melihat Zayn yang kesal.
“Haha. Jadi gini rasanya sekarat? Ga usah ngelihatin aku kaya gitu. Serasa cosplay jadi Zaki nih. Yah lagian gapapa sih, lumayan ketemu Athena, Baskara, ama Zaki. Jangan iri ya, aku ketemu Zaki duluan. Ga usah jadi sad boy habis ini. Kita semua pengin kamu tetap hidup kok Zayn. Kalau sampe habis ini kamu nyusul, nanti aku suruh semua orang musuhin kamu disana. Haha, bercanda. Jangan cepet nyusul ya? Maaf, maaf kalau aku ada salah sama kamu. Sama yang lain juga. Sekarang kamu harus cepet-cepet nyusul Asyifa. Biarin aku nunggu disini. Aku bakal nungguin kalian disini. Jangan ninggalin aku sendirian, aku takut.” Ucap Adna hingga akhirnya ia meninggal.
Zayn hanya terdiam. Tak bisa berkata apa-apa lagi. Walau mereka tidak terlalu dekat, mereka tetap memiliki rumah dan tujuan yang sama kan? Jadi mereka tetap lah saudara. Sesuai dengan keinginan Adna, Zayn tidak akan meninggalkan Adna sendirian di tempat seperti itu. Zayn menggendong Adna di atas punggung nya, dan menyusul Asyifa. Ia mengerahkan seluruh kekuatan nya untuk membawa Adna yang sudah tak bernyawa.
Di sisi lain
Asyifa dan Cloude akhirnya menemukan pedang itu. Mereka langsung mengambil pedang itu dan berencana menunggu Zayn dan Adna menyusul. Namun yang tiba duluan malah Zein.
“Kalian nungguin dua manusia lemah tadi? Mereka udah mati! Dan sekarang giliran kalian yang nyusul,” bentak Zein pada Asyifa dan Cloude.
“Kamu pulang duluan aja! Biar aku yang ngelawan,” bisik Cloude pada Asyifa.
Asyifa langsung mempersiapkan portal untuk pulang. Ketika sudah siap, Asyifa tidak bisa meninggalkan Zayn dan Adna. Walau Zein bilang mereka sudah mati, Asyifa masih tidak percaya.
“Tunggu apa lagi? Pergi Asyifa!” Teriak Cloude pada Asyifa.
Karena lengah, Cloude tidak bisa menghindari serangan Zein. Asyifa yang panik, berusaha menghidup kan portal. Namun tidak berhasil karena Asyifa terlalu terburu-buru. Zein mendekati Asyifa dan hampir merebut pedang nya kembali. Tapi dengan segala cara, Asyifa mencoba menghindar dan melawan. Dan tetap saja, Zein lebih unggul. Ketika Zein hampir mengambil pedang itu, tiba-tiba saja pedang itu menjauh dengan sendirinya. Zein merasa bingung dengan apa yang terjadi. Ternyata, pedang itu mengarah ke pada Zayn yang baru tiba. Ia membaringkan Adna, dan maju untuk melawan Zein menggunakan pedang itu.
Tidak hanya Zein yang bingung, Asyifa dan Cloude juga sangat terkejut melihat Zayn dengan mudah nya memegang pedang itu. Jika orang biasa yang memegang nya, ia akan merasa kan rasa sakit yang luar biasa. Akhirnya Zayn yang sudah merasa kesal, langsung menusuk Zein dengan penuh amarah. Namun Zayn terlihat sangat berbeda dari biasa nya. Setelah menusuk Zein, Zayn menatap tajam ke arah Asyifa. Dan melemparkan pedang itu ke arah Asyifa. Zayn melempar pedang itu dengan pelan, sehingga tidak membahayakan Asyifa. Asyifa berusaha membuka portal lagi, dan kali ini berhasil. Zayn kembali kebelakang dan membawa Adna melewati portal. Asyifa yang melihat Adna begitu pucat, hanya bisa menahan rasa sedih nya.
“Pergi lah kalian segera,” ucap Cloude.
“Iya. Eh? Zein dimana?!” Tanya Asyifa yang terkejut Zein telah menghilang dalam sekejap.
“Biar aku yang mengurus. Kalian cepat lah bunuh dia disana,” balas Cloude.
KAMU SEDANG MEMBACA
InfinityTerra
FantasyKebahagiaan tak harus selalu datang kepadamu, dan cinta tak harus selalu mengasihani mu, semua terasa baik jika kamu tau apa itu BERSYUKUR. Infinity Terra, adalah nama dari perkumpulan anak-anak broken home, anak dengan trauma, atau anak dengan masa...