ADA ATAU TIADA

10 8 0
                                    


Keyla Amalia, sangat kekanak-kanakan itulah Keyla. Dia berusaha membuat orang lain bahagia dan lupa cara membuat dirinya sendiri bahagia. Dia orang normal. Memiliki keluarga utuh tapi bukan Cemara dan tidak broken juga, pendidikan nya selalu lancar, dan ekonomi tak pernah normal. Bisa dibilang begitulah hubungan keluarga mereka sekarang.

Dulu ia memiliki fisik yang lemah dan sifat yang acuh tak acuh. Karena ia selalu merasa memiliki tameng untuk menjaga dirinya. Yaitu Kakak perempuan satu-satunya. Sebagai anak perempuan pertama, ia sudah seperti pedoman hidup bagi Keyla. Sejak kecil, Keyla sudah memiliki cita-cita menjadi seperti kakaknya. Namun sekarang semua itu hanyalah hal yang mustahil.

Karena disaat Keyla kelas 2 SD, kakaknya ditemukan gantung diri di kamarnya. Begitu menurut semua orang, tapi Keyla memiliki alibinya sendiri. Menurut Keyla, Kakaknya melakukan hal itu secara terpaksa demi Keyla adik kesayangannya. Dan dalang dari semua itu adalah Ayahnya sendiri. Pemikiran ini selalu disimpan Keyla hingga kelas 4 SD

Sejak kepergian Kakaknya, Keyla jadi sadar bahwa ia hanyalah beban bagi Kakaknya selama ini. Keyla selalu melihat bahwa Kakaknya memiliki mental yang lebih kuat dari Keyla, sehingga ia lebih sering berlindung dibalik Kakaknya. Namun sekarang ia harus menerima kenyataan, bahwa Keyla sendiri yang membuat Kakaknya semakin menderita dan lama-kelamaan hancur.

Setelah kepergian Kakaknya, Keyla jadi lebih pendiam dan jarang pulang kerumahnya. Ia lebih memilih tidur dijalanan dari pada pulang ke rumah. Walau fisiknya lemah, dulu Keyla cukup ceria karena ada Kakaknya. Sekarang hal itu sudah hilang. Ia menjalani hidup, tetapi jiwanya sudah mati. Dimata orang tuanya pun ia dianggap seperti ada dan tiada. Mereka bukannya bersedih, tapi malah bersenang-senang menggunakan uang sungkawan dari kematian anaknya sendiri. Itulah yang dilihat Keyla. Menurut Keyla mereka berdua sudah tak bisa ditoleransi lagi. Keyla sudah sering bercerita ke guru-gurunya, dan respon mereka selalu sama. Mereka bilang, suatu saat kamu akan mengerti mengapa mereka memilih tindakan itu. Keyla cukup lama mempercayai kata-kata itu, namun setelah dua tahun kepergian Kakaknya, orang tua Keyla masih saja suka bertengkar. Mereka masih aja suka melakukan kekerasan pada Keyla. Dan yang membuat Keyla sudah sangat kecewa, itu karena mereka masih saja menyebutkan nama Kakak Keyla dan menyalahkan anaknya itu.

Memang biaya untuk sekolah Keyla selalu ada, namun demi mendapatkan itu Keyla harus mengemis terlebih dahulu pada orangtuanya sendiri. Mereka melampiaskan amarah pada Keyla lalu memberikan uang untuk sekolah Keyla. Hari-hari seperti itu sudah biasa bagi Keyla. Keyla merasa seperti ada tapi disisi lain juga merasa sudah mati. Semarak nya sudah sirna, berharap sesak di dada yang tak kunjung hilang berhenti usik raganya. Keyla sudah tak bisa mempercayai siapapun.

Ia hanya menunjukkan senyum palsu. Demi menghindari pertanyaan tentang keluarganya. Menurut Keyla sudah tak ada arti baginya untuk hidup. Namun Kakaknya selalu bilang, bahwa apapun yang terjadi ia harus bertahan hidup.

Hidupnya yang hancur perlahan membaik sejak bertemu dengan Ghea Aflindias.

7 Tahun yang lalu
Di kelas Keyla hari itu ada anak baru. Anak yang cantik namun terlihat lemah. Disaat Keyla memperhatikan anak itu lebih dekat, ia menyadari bahwa anak itu juga korban kekerasan.

"Hai, nama kamu siapa?" Tanya anak baru itu pada Keyla.
"Brisik," jawaban Keyla memang kurang mengenakkan.
Tetapi anak itu tetap saja tak mau menyerah.
"Aku Ghea. Biar aku tebak, nama kamu Keyla kan," balas Ghea pantang menyerah.
"Aku gak mau temenan sama anak kaya kamu, kamu anaknya aneh," ucap Keyla.
"Ihh, kok kamu tau sih? Kamu cenayang ya?" Balasan Ghea tak pernah terlintas di pikiran Keyla.
Keyla baru bertemu anak seumuran nya yang begitu aneh. Dan karena Ghea yang terlalu berisik, membuat guru menghukum mereka karena berbicara di kelas. Mereka berdiri di depan kelas dengan kaki diangkat satu.

Suasana terasa canggung.
"HM, kamu suka unicorn?" Tanya Ghea tanpa aba-aba.
Dipikiran Keyla, Ghea benar-benar sudah tak memiliki urat malu.
"Pertanyaan nya bisa yang normal gak sih? Kamu aneh," balas Keyla.
"Hahaha, gapapa lah. Biar gak garing banget. Ayo jawab dulu kamu suka gak?" Ucap Ghea yang masih tak mau kalah.
Keyla hanya mengangguk. Semua pertanyaan yang dilontarkan Ghea hanya di jawab iya oleh Keyla. Keyla sebenarnya tak ingin berurusan dengan anak seperti Ghea.
"Kamu lebih sering dipukul siapa?" Kali ini pertanyaan Ghea terdengar agak aneh.
"Iya, eh. Kamu tau dari mana?" Tanya balik Keyla.
"Hm, mungkin karena aku pinter nebak? Hehe, kelihatan tadi kamu nahan sakit pas aku senggol. Aku juga sering kok, tapi sama Bunda," balas Ghea.
Keyla terdiam sejenak, "keduanya, mereka udah gak waras menurut ku. Tapi semua orang tetap aja bela mereka," jawab Keyla.

Keyla mulai menceritakan pada Ghea, tentang perasaan kesal yang selama ini ia pendam. Dan Ghea mendengarkan cerita Keyla dengan sangat serius.
"Dan aku gak tahu, kenapa mereka tega ngelakuin hal kaya gitu. Padahal kami anak kandung mereka," Keyla menceritakan semuanya dengan detail.
"Wow, ngeri sih. Aku turut sedih soal Kakamu ya. Tapi menurut ku orang tua mu," belum usai bicara Keyla sudah memotong.
"Pasti kamu mau bilang, mereka juga orang tua kamu. Pasti mereka ngelakuin hal itu demi kamu juga. Bisa aja kamu salah berfikir tentang mereka. Gak mungkin orang tua tega kaya gitu. Gitu kan? Aku udah muak dengar jawaban kaya gitu," timpal Keyla dengan nada kesal.

Ghea terdiam sejenak.
"Gak kok. Mungkin menurut mereka yang belum pernah ngerasain bakal ngomong kaya gitu. Tapi kita udah pernah bahkan sering. Kita seharusnya mendapatkan kasih sayang yang sama kaya anak lain. Tapi hidup emang suka gitu. Kalo gak kiding ya kegelinding. Menurutku orang tuamu udah gak bisa ditoleran lagi. Bunda selalu bilang kalau kepergian Ayah karena aku. Dia selalu marah, mukul, bentak, bahkan sering ngurung aku di kamar mandi. Dulu aku cuma bisa nangis. Tapi sekarang itu udah kaya rutinitas. Karena aku tahu satu hal, Bunda ku bukan gak waras tapi dia sakit. Dan kewajiban aku buat ngobatin dirinya, karena aku anaknya. Sedangkan kamu, mereka memang sakit, tapi yang buat mereka sakit adalah diri mereka sendiri. Mereka merasakan suatu kesenangan dalam menyiksa anak nya sendiri. Dan itu udah gak waras banget. Tapi semuanya gak bisa mereka yang disalahkan. Aku bukanya nyalahin kamu, tapi kamu pernah gak nanya apa yang mereka mau? Maksudku, gak semua orang tua bisa mengutarakan hal yang mereka mau dengan omongan. Mereka ingin kamu peka sendiri. Emang ada benernya, orang tua ngelakuin sesuatu itu demi anaknya juga. Kamu tau gak, karena kebencian yang udah tertanam di hati mu itu, semua yang mereka lakukan bakal kelihatan salah. Semuanya, bahkan mereka nafas pun kamu ngerasa mereka marah. Mungkin kamu gak bisa sadar sekarang. Aku juga gitu dulu. Aku selalu ngerasa kalau Bunda itu marah sama aku. Tapi lama-lama aku sadar, kalau ternyata selama ini Bunda mikirin apa. Dia mikirin gimana aku bisa bertahan hidup tanpa sosok Ayah. Dia ngerasa dirinya gak mampu ngejaga aku. Dia takut aku terluka dan ninggalin dirinya sendirian. Tapi tanpa dia sadari, dia jadi sering nyakitin aku karena itu adalah pelampiasan dari rasa bersalah. Mungkin terdengar aneh, tapi gimana pun dia tetap Bunda aku. Aku tebak, kamu habis dipukul langsung mengurung diri kan? Dulu aku gitu, tapi sekarang aku coba ngomong baik-baik sama Bunda. Aku tanyain Bunda mau aku ngapain biar Bunda seneng. Biasanya Bunda ku minta masakin sayur sop kesukaan nya. Nanti aku buatin, terus dia makan sambil aku ngobatin luka di tubuh Bunda. Awalnya aku gak percaya sama hasil dari percobaan itu. Tapi lama-lama Bunda jadi lebih lembut ke aku. Sekarang Bunda ngeliat aku benar-benar kaya anaknya, bukan lagi rasa bersalah nya. Kamu juga bisa coba. Mending dicoba dulu, kalo gak berhasil mungkin kamu bisa tanya aku. Karena banyak hal yang udah aku coba. Dan ini yang paling ampuh," Ghea menceramahi Keyla dengan panjang kali lebar.

"Wah, aku gak yangka. Kamu bisa ngadepin semua itu sendirian. Dulu aku hanya bergantung sama Kakak. Dan sekarang aku sadar, aku bukan apa-apa tanpa dia. Mungkin omongan orang lain ada benernya. Dari cerita mu aku sadar, maksud mereka sama kaya kamu. Tapi mereka gak bisa ngasih aku penjelasan lebih. Makasih Ghea." Balas Keyla.

Semenjak hari itu, mereka jadi sangat dekat. Keyla mencoba cara Ghea. Dan benar saja, orang tua Keyla hanya ingin Keyla melepaskan pikiran tentang Ayahnya sebagai pembunuh Kakaknya. Mereka bilang, mereka seakan-akan selalu dihantui rasa bersalah. Setelah Keyla mengajak orang tuanya bicara baik-baik, mereka bisa kembali normal. Hubungan mereka sudah cukup normal. Tapi masih belum ada yang mau menunjukan rasa kasih sayang kepada Keyla. Setelah mendengar saran dari Ghea, Keyla menjadi lebih periang. Mereka sama-sama saling berbagi ilmu dan kasih sayang. Mungkin mereka belum sempat merasakan kehangatan, tapi sekarang mereka berfikir bahwa hal itu bukan hal yang mustahil. Tidak ada kata gagal bagi orang yang selalu berusaha.

InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang