KEAJAIBAN

8 7 0
                                    

“Ayah?” Terdengar suara Adna dari dalam ruang UKS.
Mendengar suara anaknya, Ayah Adna langsung bergegas masuk ke dalam UKS.
“Sayang? Untung kamu sudah sadar. Ayo kita pulang sekarang,” ucap Ayah Adna yang sudah jelas tak ingin Adna dekat-dekat dengan temannya.
“Temen-temen aku mana Yah?” Tanya Adna.
“Gak usah kamu pikirin. Ayah bawa mobil, kita pergi sekarang,” desak Ayah Adna.
“Om? Saya tahu Om takut Adna kenapa-napa, tapi kalo kalian pergi sekarang bakalan bahaya,” sahut Beva yang berusaha menenangkan Ayah Adna.

“Gak, saya gak bakal biarin anak saya deket-deket sama kalian lagi. Kalian ternyata anak-anak gak jelas dan berbahaya,” balas Ayah Adna.
“Tenang Ayah, mereka gak berbahaya. Mereka baik sama aku, Yah,” Adna berusaha menenangkan Ayahnya.

Namun tetap saja Ayah Adna tak bisa percaya lagi dengan anak-anak Terra. Suasana menjadi sangat hancur. Semua orang terpancing esmosi saaat ini. Mereka sama-sama tak bisa mengontrol esmosi masing-masing karena panik. Ayahnya Adna tak berhenti menyalahkan anak Terra. Bahkan ia mengancam akan melaporkan hal ini pada pihak berwajib.
“Maaf saya lancang. Tapi mau kemana Om lapor? Sekarang gak ada yang namanya polisi atau apalah itu. Mungkin yang kami lakuin tadi agak kejam, tapi ini juga demi kebaikan kita semua Om. Pasti Om mau berpihak ke orang-orang tadi kan? Asal Om tau, itu namanya bunuh diri. Karena mereka rela jadiin Om dan Adna sebagai bahan percoban biar bisa ngelawan monster itu. Memang ngelawan moster itu susah, tapi lebih susah lagi kalo kita ngelawan sesama manusia. Monster gak punya akal, sedangkan manusia punya. Artinya kita gak bakal bisa keluar kalau udah masuk ke perangkap,” jelas Ghea pada semua yang ada di dalam ruang UKS.
Setelah di jelaskan pun, Ayah Adna masih tak mau mengerti. Sedangkan di luar ruang UKS terdengar suara langkah kaki. Mereka kira itu adalah bala bantuan untuk orang-orang misterius tadi. Ternyata itu adalah mahkluk yang mirip seperti monster tapi ukurannya sebesar manusia. Dan jumlah mereka tidak sedikit, tapi sangat banyak.

“Sekarang kita harus gimana?” Sahut Zayn yang panik setelah melihat gerombolan monster di ujung lorong.
Gheea dan Baskara merasa panik, karena serangan ini tak mereka prediksi.
“Gue punya rencana,” ucap Beva sambil mengambil tongkat kayu yang tadi di gunakan Baskara untuk memukul dirinya.
“Apa?” Tanya semua orang pada Beva.
“Serang, gue lebih milih mat* karena ngelawan monster itu. Dari pada cuma mat* karena gak ngelawan apa lagi di jadiin bahan percobaan.” Sebenarnya itu rencana yang waras, tapi yang di ucapkan Beva ada benarnya.

Akhirnya mereka melawan monster yang jumlahnya tak terhitung dengan senjata yang ada. Namun, mau bagaimanapun mereka tidak bakal bisa menang. Semuanya sudah mengerahkan kekuatan masing-masing. Beva berusaha melindungi Athena dan Zayn berusaha melindungi Zaki. Mereka saling bekerja sama dan mencoba bertahan hidup. Tetap saja monster itu bukan tandingan mereka.

“Gue punya rencana,” ucap Beva.
“Kalo rencana gak jelas mending lo gak usah ngomong,” balas Adna.
“Huh. Kalian lari dari sana terus turun lewat tangga. Bawa Athena sama Zaki ke temapat yang aman. Nanti gue nyusul,” Sebenarnya itu sama saja artinya bahwa Beva mau mengorbankan dirinya.
“Gak, lagian kita semua gak akan setuju. Kalo gak ada ide lain mending diem aja deh,” ketus Adna.

Tapi monster itu seperti tidak lelah sama sekali. Bahkan mereka belum bisa melumpuhkan setengah dari monsteer itu. Sekarang ide Beva sepertinya memang benar. Jika tak ada yang berkorban, monster itu tak akan berhenti. Zayn tanpa pikir panjang langsung membawa adiknya pergi ke luar UKS.
“Emang harus ada yang berkorban sekarang. Siapapun itu, terimakasih!” ucap Zayn dan langsung melarikan diri keluar.
Setelah Zayn melarikan diri, Adna dan Ayahnnya juga ikut pergi.
“Selamatin Athena! GAK USAH PEDULIIN GUE,” seru Beva.
Ghea tanpa  pikir panjang langsung menopang Athena pergi keluar. Baskara juga pergi mengikuti Ghea. Sekarang hanya tersisa Beva dan Senja.
“Ngapain lo masih disini? Pergi!” Ucap Beva pada Senja.
Namun Senja hanya terdiam di tempat. Hingga salah satu monster berlari menyerang Senja. Beva dengan spontan melindungi Senja dari serangan monster itu

Dan lagi-lagi Beva merasakan dejavu. Ia tak merasakan sakit sedikit pun. Ketika ia melihat kebelakang, monster itu seperti tercekik. Dan Beva melihat dengan matanya sendiri ada seorang lelaki di belakang Senja yang sedang mengontrol monster-monster itu. Ketika lelaki itu mengepalkan tanganya monster-monster itu ikut hancur berlebur-lebur.

InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang