JATI DIRI ANTAGONIS

1 0 0
                                    


Ketika sedang dalam perjalanan, Ghea dan Keyla harus berhadapan dengan sekelompok jambret. Jambret itu dengan sengaja memojokkan Ghea dan Keyla ke dalam gang. Karena energi mereka sudah terkuras tadi, mereka jadi kesulitan untuk melawan jambret itu. Dan tiba-tiba saja mereka ditolong oleh seorang perempuan. Yang lebih mengejutkan nya lagi, perempuan itu melawan menggunakan sihir.
“Nona-nona cantik, ada yang terluka?” Tanya perempuan itu sambil melawan para jambret tadi.
Ghea dan Keyla hanya bisa melongo melihat tindakan perempuan itu. Akhirnya jambret-jambret itu lari dengan terbirit-birit. Ketika mereka hampir bisa keluar, jambret itu dihadang oleh seoarang lelaki. Dan sepertinya ia adalah teman dari perempuan yang membantu Ghea tadi. Dengan sigap, lelaki itu menyihir pikiran para jambret tadi. Setelahnya mereka jalan sempoyongan namun tetap berusaha melarikan diri.
“Kalian gapapa? Emang banyak jambret disini,” ucap perempuan itu.
“Kalian dari negeri Aeria juga?” Sahut Ghea dengan spontan.
Namun tiba-tiba saja, mereka berdua yang tadi nya ramah. Menatap tajam ke arah Ghea dan Keyla.
“Kalian dari Aeria? Kalian para pemberontak yang dikirim kesini?!” Bentak lelaki itu kepada Ghea dan Keyla.
“Bukan! Kami dari bumi! Aku bertanya karena kalian bisa menggunakan sihir,” balas Ghea.
Perempuan tadi mulai mendekat ke arah Keyla dengan tatapan tajam. Namun Keyla juga berbalik menatap tajam ke arah perempuan itu. Dan lagi-lagi perempuan itu mengejutkan Ghea. Ia tertawa karena merasa ekspresi Ghea dan Keyla terlalu serius.
“Maaf ya nona-nona. Saya Helen, dan dia teman saya Bastian. Saya senang bisa bertemu dengan kalian. Kami tahu kok, kalian bukan pemberontak. Tapi ada yang aneh,” ucap Helen mencoba menenangkan Ghea dan Keyla.
“Kalian terlalu cepat datang kesini sembilan tahun ya? Ya, kami tidak ingin mengusik rencana kalian untuk apa kesini. Tapi kalian tahu negeri Aeria, berarti kalian bukan orang biasa. Walau asal kalian dari bumi, kalian tahu tentang dunia lain. Dan kami menghargai itu. Jadi cepatlah pergi dari sini,” tambah Bastian.
Akhirnya Ghea dan Keyla pamit pergi. Namun ketika mereka mau keluar dari gang itu, terdengar suara tembakan yang begitu kencang dari samping gang. Karena khawatir Ghea dan Keyla berlari ke gang sebelah. Gang itu lebih sempit, dan disana ada seorang perempuan yang sedang kesusahan. Dan di depan nya ada seorang lelaki yang sudah tertembak. Mereka langsung berlari mendekati perempuan itu. Mereka mencoba membantu, namun tangan Ghea dan Keyla malah melewati tubuh wanita itu.
Hal itu membuat mereka berdua sangat kebingungan. Helen dan Bastian menyusul ke arah Ghea dan Keyla. Dan mereka juga mengalami hal yang sama. Mereka tak bisa dilihat oleh perempuan yang terluka itu. Perempuan itu mencoba menghubungi seseorang menggunakan jam tangan pintar nya. Namun tidak ada balasan, dan dia berkali-kali meneriakkan nama Nessa. Hingga akhirnya perempuan itu tertembak. Melihat itu membuat Ghea dan Keyla sangat syok. Terutama Helen, dia langsung berteriak.
“PUTRI SENJA! TIDAK, TIDAK! JANGAN TINGGAL KAMI PUTRI!” Teriak Helen dengan air mata yang sudah terjatuh di pipinya.
Keyla dan Ghea benar-benar merasa sangat kebingungan. Padahal mereka berdua sudah berteriak meminta pertolongan sedari tadi. Namun seperti tak ada yang mendengar. Dan ketika ada orang yang datang, mereka tak bisa melihat Keyla, Ghea, Helen, dan Bastian.
Hingga akhirnya, ketika mereka saling memandang dan bergenggaman tangan. Mereka berpindah di depan rumah sederhana. Dan disamping mereka ada seorang pria yang sedang marah-marah.
“Kalian ini bisa kembali ke masa lalu pakai alat apa sih? Kalian benar-benar merusak liburan gue aja,” bentak pria itu pada Ghea dan Keyla.
Dan mereka berdua tak bisa menjawab, sejujurnya mereka masih syok dengan kejadian tadi. Namun pria itu masih saja berceloteh panjang.
“AHK, KALIAN INI MASIH KECIL. ANDAI SYIFA UDAH KEMBALI, GA AKAN GUE NGEHADAPIN ANAK KECIL KAYA KALIAN,” mendengar ucapan Pria itu membuat Ghea dan Keyla tambah terkejut.
“Om pacar nya kak Asyifa?!” Tanya Keyla dengan penuh semangat.
“Om-om. Emang gue setua itu? Buset kita cuma beda tiga tahun, woy. Eh tapi bener sih, gue pacar nya Syifa. Kalian siapa? Kok kenal Syifa,” balas Pria itu.
“Kak Elgard? Kirain kalem kaya Baskara. Ternyata sebelas dua belas sama kak Syifa,” bisik Keyla pada Ghea.
“Pantes jodoh, sifat nya ngeri. Ini karena saking pinter, jadi kaya gini ya? Ga expect bakal kaya gini bentukan nya,” balas Ghea pada Keyla.
“What? Dikira gue budek? Hello? Jarak kita cuma satu meter disini. Sekarang jawab pertanyaan gue, kalian kenal Asyifa? Terus ngapain kalian disini?” Tanya Elgard.
Keyla dan Ghea hanya saling memandang satu sama lain. Mereka cukup terkejut dengan kepribadian Elgard yang di luar ekspetaksi. Mereka berdua sama-sama tertampar ekspektasi yang terlalu tinggi.
“Kak Asyifa nyuruh kami ngasih surat ini buat kak Elgard,” jawab Keyla.
“Kata kak Asyifa, dibaca yang bener. Soalnya isi nya penting,” tambah Keyla.
Elgard membaca surat itu. Ia membaca dengan sangat serius. Dan tiba-tiba saja dia tertawa sendiri. Keyla dan Ghea hanya bisa saling pandang, mereka mulai berimajinasi tentang isi surat yang ditulis oleh Asyifa.
“Jadi kalian mencari gelang itu. Sebentar ya gue ambilin gelang sama obat nya. Mungkin agak lama, soalnya gue juga mau ngebalas surat ini. Kalian masuk aja dulu.” ajak Elgard yang mengarahkan Keyla dan Ghea masuk.
Keyla dan Ghea mengikuti ajakan Elgard untuk masuk.
Di sisi lain
“Masih lama kah? Kaya nya kita udah jalan agak jauh,” sahut Zayn.
“Kaya nya sebentar lagi. Yang jelas tempat nya itu kaya gundukan pasir. Karena sebisa mungkin ga disadari sama siapapun,” balas Asyifa yang sibuk dengan kompas nya.
Sedangkan Adna berjalan duluan di depan Asyifa dan Zayn. Adna memperhatikan sekeliling untuk berjaga-jaga. Ia tak bisa berhenti over thinking, karena mereka tidak tahu penghuni kota itu ‘saat ini.’
Dan tiba-tiba saja Adna menghentikan jalan nya dan melirik ke Asyifa. Asyifa yang mengerti langsung berhenti dan memberikan kode pada Zayn untuk waspada. Adna merasakan getaran dari dalam salah satu rumah.
“Di barat!” Ucap Adna pada Zayn dan Asyifa.
Mereka langsung waspada dan mengeluarkan senjata. Dan benar saja, ada seseorang yang berjalan keluar dari rumah itu. Mereka bertiga langsung mendekat dengan senjata masing-masing.
Dan ternyata yang keluar adalah seorang anak perempuan dengan baju seperti putri zaman dulu. Ia sangat cantik dengan rambut dikepang satu. Zayn langsung menurunkan senjata nya, namun tidak dengan Asyifa dan Adna.
“Dia cuma anak kecil loh,” ucap Zayn sambil mendekat ke arah anak itu.
“Zayn! Jangan mendekat,” perintah Asyifa pada Zayn.
Namun Zayn malah tak peduli dan mengulurkan tangan nya ke arah anak perempuan itu. Anak itu dari tadi hanya menunduk, dan ketika Zayn mengulurkan tangan nya anak itu perlahan menggapai tangan Zayn. Zayn merasa bahwa anak itu sangat lah imut, namun kenapa Adna dan Asyifa tak menyukai nya? Namun memang lelaki selalu salah. Setelah anak itu berhasil meraih tangan Zayn, ia mengenggam erat tangan Zayn. Dan kekuatan anak itu bukan seperti anak seumuran nya. Dia menatap tajam ke arah Zayn, dan pupil mata nya berwarna merah darah.
Asyifa dan Adna tidak lagi heran, mereka sudah tahu bahwa tak ada yang bisa dipercaya di sana. Mereka tidak ada berniat membantu Zayn. Zayn dengan spontan mendorong anak perempuan itu. Anak perempuan yang tadinya di anggap imut oleh Zayn, menunjukan wujud aslinya. Ternyata sosok aslinya adalah raksasa besar berwarna merah. Adna dan Syifa tak peduli dengan Zayn, mereka berdua malah menjauh. Itu karena mereka kesal saat memperingati, Zayn malah tak peduli. Jadi biar Zayn melawan nya sendiri. Sekalian untuk pemanasan bagi Zayn.

“Ga usah di bantuin ya,” sahut Asyifa.
“Hooh. Biarin aja, dibilangin ngeyel. Biar kena batunya.” balas Adna.
Akhirnya mereka hanya melihat dan memperhatikan cara raksasa itu melawan Zayn. Zayn juga tak panik, ia menggunakan pedang nya untuk melawan raksasa itu. Dan dalam waktu singkat, raksasa itu langsung tumbang. Ketika selesai, Zayn mengeluarkan pesona nya. Namun respon Adna dan Asyifa tidak sesuai ekspektasi.
“Idih, mirip kaya apa kak Syifa?” Tanya Adna.
“Mirip kera ga sih? Muka nya sama soalnya,” ejek Asyifa dengan senyum jahatnya.
“HAHAHA, IYA LAGI.” Tambah Adna.
Asyifa dan Adna dengan puas menertawakan Zayn.
“Ish, keren gini di bilang mirip kera. Maaf deh soal yang tadi,” balas Zayn.
“Di bilangin sok banget sih. Imut kan?” Sepertinya Asyifa tak bisa berhenti mengejek Zayn
“Dia cuma anak kecil loh, makan tuh anak kecil. Imut banget kan. Nanti kalo ketemu modelan kaya gini, di peluk aja langsung.” Timpal Adna.

Zayn hanya bisa diam ketika di ejek. Karena dia juga tahu, bahwa tadi adalah kesalahan Zayn sendiri. Setidak nya mereka bisa menjadi kan kejadian tadi sebagai evaluasi. Bahwa, tak pernah ada yang bisa dipercaya di tempat seperti ini. Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan lagi. Karena bosan dan stress tak bisa menemukan pedang nya, mereka mulai bercerita.
“Kak Syifa tahu ga tujuan Zein sebenarnya?” Celetuk Adna.
“Nah, itu menarik. Sebenarnya kenapa dia bisa se stress itu sih? Sebenarnya apa yang membuat seorang Dewa bisa kaya gitu?” Tambah Zayn.
“Cerita nya sih panjang. Tapi aku ceritain deh, biar kita ga bosen di jalan.” Balas Asyifa, dan ia mulai bercerita.
Dewi perang Ishtar, julukan lainnya adalah Dewi cinta dan kesuburan, manusia memuji Ishtar yang cantik. Di mana ada cahaya, disitu ada bayangan. Penghancur yang terlahir di bawah kemalangan. Begitulah Zein.
Zein sangat tidak nyaman dengan Ishtar yang sangat berbeda dengannya, tapi sama seperti orang lain. Tak lama kemudian, dia terpikat oleh Ishtar.
“Zein, ke marilah, jangan sendirian di sana. Lihat ini, manusia adalah makhluk yang sangat lucu. Kau pasti akan menyukai mereka juga.”
Sorot mata yang berkilau, suara yang lembut, dan senyuman yang indah.
Zein yang mengawasi Ishtar dari jauh dan membentangkan tangannya, “Aku menginginkan Ishtar.”
Lalu dia terjatuh ke khawatiran yang dalam. Bagaimana caranya mendapatkan Ishtar? .
“Hanya aku. Kuharap Ishtar hanya memperhatikan diriku seorang.” Semakin memandang Ishtar, ke inginannya memiliki Ishtar semakin membesar,
“Kuingin memiliki mu se utuh nya. Tapi, kenapa dia tidak melihat ku? Manusia… Kalau manusia-manusia itu mengabdi padaku, Ishtar juga akan melihat ku.”
Tapi, karena Ishtar tak pernah memandang Zein.
Zein terpaksa masuk di antara manusia yang Ishtar cintai. Dan dia memulai perang untuk memamerkan kekuatannya. Dia percaya bahwa dengan begitu, Ishtar akan mulai melihat dirinya.
Tempat yang disentuh Zein menjadi kering, rerumputan layu, dan tempat yang dilaluinya jadi mengobarkan api. Hanya menyisakan puing, dunia yang dicintai Ishtar lenyap.
Manusia-manusia yang tak tahan dengan kekejian Zein meminta pertolongan. Ishtar lalu mengalahkan Zein seperti Dewi Perang sesungguhnya. Namun hanya sebatas mengalahkan, bukan membunuhnya. Mau tak mau, Zein harus berbalik membunuh orang yang dia cintai.
Zein beranggapan bahwa manusia lah yang menyebabkan kehilangan nya. Ia bersumpah akan membuat manusia merasakan penderitaan yang sama dengannya. Melihat amarah Zein, mengharuskan para tetua Dewa turun tangan. Termasuk Liliana yang memimpin disaat itu, ia terpaksa mengajukan kerja sama yang ditentang semua Dewa.
Perjanjiannya adalah, Liliana akan mengabulkan ke inginan Zein. Namun Liliana hanya bisa membantu secukupnya saja. Dan Liliana akan mengambil serta mengamankan pedang yang digunakan Zein untuk membunuh Ishtar. Jika pedang itu sudah membunuh Dewi perang, maka dengan pedang itu dapat membunuh Dewa yang lain.
Dan siapa sangka disaat Senja lahir, hari itu memperingati kematian Ishtar yang ke seribu tahun. Disaat itulah Zein dapat memindahkan jiwa Ishtar pada Senja.  Perjuangan Zein  bukanlah main-main untuk mengembalikan Ishtar nya. Ditambah lagi, Zein harus menunggu hingga Senja berumur 18. Yang dimana Senja sudah dirasa pantas untuk dihilangkan ingatan nya selama 17 tahun ini. Dan jiwa Ishtar akan benar-benar kembali dengan tubuh barunya.
Sayangnya menginjak umur Senja yang ke-17 tahun, Liliana menunjukan ruh dan menggunakan kekuatan nya. Yang artinya, semua perjuangan Zein sia-sia. Zein yang sudah menunggu lebih dari se-abad. Hanya karena satu kesalahan dari salah satu pihak, membuat semua perjuangan dan penantian Zein tiada artinya.
Akhirnya amarahnya tak bisa dikendalikan, dan lagi-lagi Zein merasa kali ini semua manusia harus merasakan kegagalannya. Liliana juga ikut menghilang, orang pertama yang menghilang adalah Liliana.

InfinityTerra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang