Chapter 2

3.3K 228 0
                                    

Haechan duduk di dalam kelas sembari mengerjakan tugas yang belum selesai padahal sekarang kelas sudah berakhir tapi haechan masih menyibukkan diri dengan tugas tugas.

“haechan, ayo ke kantin gue traktir”

jaemin tau haechan tengah bersedih tapi lagi lagi pemuda manis itu enggan menunjukkan kesedihannya, jaemin lupa kapan terakhir haechan menangis di depannya mungkin sudah sangat lama.

“ga usah jem, gue sibuk banget setelah ini gue langsung ke minimarket gue shift siang”

“lo ga capek chan?” haechan menoleh menatap jaemin yang duduk di sebelahnya kemudian kembali memfokuskan perhatiannya pada lembar lembar di meja

“ga ada kata capek jem di hidup gue, ada chenle yang harus gue hidupin, ada kuliah gue yang harus gue bayar, ada kos gue yang harus gue bayar dan ada masa depan gue yang harus gue kejer”

jaemin menutup rapat mulutnya, sejauh yang ia kenal haechan memang pantang menyerah tapi bukankah ada titik dimana manusia akan kelelahan? kemana haechan pergi saat kelelahan?

“sayang!”

jaemin dan haechan menoleh ke arah pintu masuk melihat pemuda yang sangat mereka kenal kini menghampiri keduanya.

“kenapa?”

“ayo katanya mau jalan? oh, ya haechan gue ajak nana jalan dulu ya”

haechan menatap kekasih jaemin, jeno. ia tersenyum mengangguk cepat meski jaemin merasa tak enak tapi haechan tetap menyuruh jaemin untuk pergi bersama kekasihnya itu.

“yaudah gue pergi dulu ya, chan”

“iya hati hati ya jem” jaemin mengangguk

jaemin dan jeno kini berada di parkiran mobil sejak tadi jeno mengajak jaemin berbincang tapi pemuda itu hanya tersenyum kemudian kembali termenung.

“ada apa?”

“aku kasihan sama haechan, gara gara ketabrak sama seseorang jadi kuenya rusak dan kamu kenal kan sama amira?” jeno mengangguk

“dia marahin haechan, haechan pasti sedih banget padahal dia ga sengaja”

“siapa yang nabrak haechan?” tanya jeno

“ga tau juga, haechan juga jadi orang terlalu baik dia sama sekali ga nerima pertanggung jawaban orang itu”

—°°—

Haechan memasuki minimarket berjalan ke arah kasir bergantian dengan rekan kerjanya yang sudah selesai shift pagi. haechan mulai melayani pembeli yang sudah mengantri di depan kasir.

“ada lagi kak yang mau di beli—

haechan menjeda ucapannya kala mendongak menatap si pembeli yang sangat ia kenali wajahnya.

“lah, lo yang gue tabrak itu kan?”

haechan menghela nafas pelan kemudian melemparkan senyuman kembali. “totalnya 29.000 kak”

pemuda itu memberikan cash pada haechan kemudian menyelipkam kartu namanya, haechan menyeringit bingung.

“itu nama dan nomor gue, sebenernya gue ga suka pergi gitu aja tanpa tanggung jawab tapi karena gue ada bimbingan jadi harus cepet. lo hubungi gue aja kalo perlu sesuatu anggap aja tanggung jawab gue buat motor sama kue lo” jelasnya

“tapi kan saya udah bilang—

“nama lo siapa?” potongnya

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang