Kita percepat alur ya~
Haechantik
Mark!!
Cepetan pulang!!
Mama Mark! Mama!Sayang ada apa?
Mama kenapa? Kamu diapain sama mama?Kamu tenang dulu ya...
Mama kecelakaan sama Jaemin
Ayo ke rumah sakit!!Deg
Mark menjatuhkan kopi di tangannya membaca pesan dari istrinya itu, jantungnya berdegup sangat kencang. Mark langsung menelepon Haechan untuk bertanya kepastian kabar tersebut.
“Sayang kamu serius?! Jangan bohongin aku!”
(Hiks! Mark, aku ga bohong cepatlah ke rumah sakit m-mama hiks!)
Terdengar suara getaran di seberang sana, bahkan nafas Haechan tersenggal senggal. Mark langsung mematikan ponselnya dan berlari keluar kantor untuk menuju rumah sakit.
Mark berlari dari lorong rumah sakit, matanya tak henti henti mengeluarkan cairan bening membasahi pipinya. Tiada kabar paling buruk selain kabar dari orang tua, Mark menatap ke satu ruangan penuh tangisan disana. Jeno sang adik bersimpuh di lantai menangis dan Haechan mengusap punggung adik iparnya itu, Mark menatap ke seberang sebuah ranjang seseorang tertutup kain putih sebatas leher dan wajah itu membuat kaki Mark lemas bukan main.
“M-mama?”
“Mark? Hiks..”
Haechan menoleh ke belakang melihat suaminya terduduk di lantai dengan tatapan kosong, ia menghampiri Mark kemudian memeluk tubuh Mark hingga pecah lah tangisan Mark.
“MAMA!!!”
“Hiks! M-mark...”
Mark melepaskan pelukannya kemudian berjalan cepat menghampiri ranjang itu, ia menangis kencang sembari memeluk erat mayat sang mama. Haechan terpundur menangis melihat betapa hancurnya temannya dan suaminya saat ini.
“M-mama? Ma! Ini Mark! Mama? Mama ga mungkin kan ninggalin Mark sama Jeno?! Mama jawab mama...”
Mark kembali terduduk, ia menjambak rambutnya kuat. Haechan menghampiri Mark kemudian memeluk kencang tubuh Mark, ia bawa kepala Mark kedalam dekapannya menangis sejadi-jadinya.
“Mark, sudah hiks sudah! Jangan begini hiks!”
“A-aku belum minta maaf sama mama....”
“Shhh.. mama sudah memaafkan kamu Mark! Mama sudah memaafkan kamu hiks!”
Tangisan itu sampai hingga 2 jam lebih setengah sang dokter mengatakan jenazah siap untuk di mandikan dan di kuburkan. Mark terduduk di kursi sofa di kamar rawat Jaemin sembari menyandarkan punggungnya pada dinding dingin rumah sakit itu.
Haechan memeluk tubuh Jaemin yang sedari tadi menangis merasa bersalah atas kecelakaan itu, berkali-kali Haechan mengatakan ia tak salah dan itu murni kecelakaan maut. Jeno, entah dimana pria itu. Padahal Jaemin baru saja menjalani operasi dan bayinya sudah lahir sedangkan jeno pergi menghilang begitu saja. Ia tau laki laki itu tengah berduka.
“Sudah jangan menangis lagi, sekarang jelaskan kronologinya, ya.”
Jaemin langsung menjelaskan kejadian maut itu, sore itu Jaemin mengadu kalo perutnya keram dan sepertinya ia ingin melahirkan. Gina menghubungi Jeno tapi anak itu sedang rapat itulah yang sekertarisnya ucapkan, sehingga Gina nekat mengendarai mobil untuk mengantarkan Jaemin lahiran, namun siapa sangka di perjalanan menuju rumah sakit sebuah mobil berlawanan arah menabrak sisi mobil mereka hingga mobil itu terpental jauh, ajaibnya Jaemin dan bayinya bisa selamat bahkan jika di lihat dari kejadian mustahil seorang hamil bisa selamat dari kecelakaan maut itu. Orang orang sekitar yang membantu mereka pun terkejut padahal tubuh jaemin berlumuran darah di kepalanya tapi perutnya tidak terjadi apapun.