Chapter 3

3.5K 231 6
                                    

Hari ini haechan dan jaemin sibuk memasukkan kue kue ke dalam bungkusan, sengaja haechan meminta tolong pada jaemin untuk membantunya karena chenle lagi sekolah dan dengan senang hati jaemin membantu haechan.

“naik mobil gue aja, ya.”

haechan menoleh menatap jaemin kemudian menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju, ia tak mau merepotkan jaemin terus menerus biar saja naik motor.

“ga usah jem, kita naik motor aja”

“udah, gapapa naik mobil aja haechan. kalo naik motor ribet lo mau nanti sial lagi berakhir lo di marahin lagi”

“yaudah deh”

jaemin melajukan mobilnya menuju alamat yang sudah haechan beritahu, sebenarnya ia sedikit familiar dengan alamat itu tapi mungkin salah(?)
sesampainya di area rumah tersebut, jaemin terdiam sejenak.

“loh, ini kan rumah Jeno cowok gue”

“lah? serius? apa kita salah alamat?” haechan menatap kartu yang di berikan Mark

“bener kok”

haechan menunjukkan kartu tersebut pada jaemin, setelah melihat kartu tersebut barulah jaemin menghela nafas.

“oh kak Mark yang pesen?” gumama jaemin

“l-lo kenal Mark?”

“iya, dia kakaknya jeno”

“ya ampun, dunia sempit banget ternyata” ucap haechan sembari terkekeh

“yaudah ayo masuk”

Haechan dan jaemin berjalan menghampiri pintu masuk menekan bel rumah tersebut, haechan berdiri di belakang jaemin karena ia kurang kenal jadi biarkan saja jaemin yang mengurusnya.

Cklek

“siapa—eh nana?”

sosok perempuan baru saja membuka pintu terkejut melihat tamu tersebut adalah jaemin, begitupun jaemin tersenyum saat melihat perempuan itu membuka pintu.

grep!

“ya ampun, kamu udah lama ga kesini”

“iya ma, karena lagi sibuk bimbingan maaf banget”

orang yang di panggil mama oleh jaemin adalah mama jeno lebih tepatnya jeno dan Mark. perempuan itu bernama Gina. Gina menatap haechan yang hanya tersenyum kikuk di belakang jaemin.

“ini temen nana, ma. namanya haechan”

“ouhh, manis sekali”

haechan membungkukkan tubuhnya kemudian tersenyum manis pada Gina. setelah berkenalan Gina mengajak Jaemin dan Haechan ke dalam.
mereka duduk di sofa posisinya jaemin duduk dekat dengan Gina sedangkan haechan duduk berhadapan dengan mereka.

“haechan sama nana mau nganterin pesanan kue kak Mark” ucap jaemin

“oh, jadi Mark pesen kue dari haechan?” tanya Gina sembari menatap haechan.

“i-iya tante”

“MA! MARK MAU PERGI DUL—

Mark yang baru saja turun dari tangga menjeda ucapan kala melihat pemuda yang ia kenali beberapa hari yang lalu.

“Mark, sini deh”

Mark mendekati Gina bergabung duduk di samping Gina.

“kamu kenal ya sama haechan?” tanya Gina

Mark menatap di seberang sana haechan yang juga menatap dirinya, Mark mengangguk pelan kemudian tersenyum.

“iya ma, tapi baru kenal juga beberapa hari yang lalu” jawab Mark

Setelah berbincang cukup lama akhirnya Mark bangkit dari duduknya sembari melirik jam di tangannya.

“ma, Mark mau pergi dulu”

“kemana?”

“Mark mau nemenin renjun konsul ke dokter hari ini”

“kamu masih berhubungan dengan renjun?” tanya Gina

“ma, ga enak ngomong disini nanti Mark jelasin aja”

“yaudah hati hati”

Setelah berpamitan Mark pergi meninggalkan mereka, jaemin menatap haechan dan Gina secara bergantian.

—°°—

“Haechan, lo ga perlu dengerin omongan mama Gina, ya.”

haechan menoleh menatap jaemin bingung, “omongan apa jem?”

“gue ga setuju kalo kamu deket sama kak Mark”

haechan terkekeh pelan kemudian tersenyum, sedangkan jaemin menatap haechan bingung sekaligus kesal.

“lo pikir gue mau? lagian emang Mark mau sama gue? si miskin? gue sadar diri kok jem”

jaemin menghela nafas pelan kemudian menghadapkan tubuhnya ke samping menatap haechan.

“bukan masalah itu chan, lo ga tau banyak hal tentang Mark dan gue ga mau lo nyesel suatu hari nanti”

haechan mengangguk cepat, “iya iya, lo tau kan kalo gue ga mentingin cinta cintaan”

“gue cuma takut chan, gue ga mau masalah hidup lo bertambah rumit setelah kenal Mark”

Jaemin benar benar kepikiran saat tadi Gina mengatakan ingin mendekatkan haechan dan Mark menurutnya haechan cocok dan tipe ideal Mark banget. Jaemin akui memang haechan tipe ideal Mark ia tau betul mantan mantan laki laki leo itu, lemah lembut, cantik, memiliki senyum indah persis seperti haechan.
tapi, dia punya alasan kenapa tak ingin haechan berdekatan dengan Mark karena Mark belum selesai dengan masa lalunya.

Sementara di sisi lain Mark bersama renjun tengah berada di dalam mobil lebih tepatnya di parkiran rumah sakit.

“apa ga ada kesempatan lagi, Mark?”

“tolong renjun, biarin aku lepas dari kamu aku mau lupain kamu meski aku tau ini berat tolong jauhi aku” ucap Mark dengan lirih

“a-aku minta maaf Mark, aku memang bodoh aku emang salah t-tapi apa ga bisa kita perbaiki hubungan kita? 3 tahun Mark, 3 tahun..bukan waktu yang cepat”

Mark memalingkan wajahnya menahan agar tidak emosional, ia selalu kalah saat menatap mantan kekasihnya itu. ya renjun adalah mantan kekasih Mark yang paling lama dan yang paling ia cintai sedalam ini (?)

“ayo kita lepas satu sama lain, aku yakin kamu bisa hidup tanpa aku” ucap Mark pelan

“m-maafin aku Mark” renjun menundukkan kepalanya mengusap air mata yang terus menerus keluar.

Mark meraih jemari renjun kemudian ia usap pelan.

“meski kita udah pisah kamu boleh hubungi aku kalo penyakit kamu kambuh, aku akan ada di samping kamu sampai kamu sembuh aku juga udah maafin kamu”

“can i hug u?”

“sure”

Renjun dan Mark dulunya adalah sepasang kekasih, keluarga mereka sudah tau dan merestui hubungan mereka. namun siapa sangka hubungan itu kandas saat Mark tidak sengaja melihat renjun tidur dengan laki laki lain yang sudah ayah renjun jodohkan padanya.

penyakit menular seksual yang di alami renjun hiv dan penyakit mental yang renjun alami membuat Mark tidak tega untuk melepaskan renjun bagaimana ia ingat renjun adalah pemuda yang baik satu satunya tahta di hatinya namun sekarang ia harus belajar melupakannya.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang