Haechan baru saja menyelesaikan kuis, kini ia masih berada di dalam kelas sembari menghitung uang yang sudah ia kumpulkan dari pesanan pesanan teman sekampusnya. setidaknya beberapa minggu ini tidak ada masalah di hidupnya tapi mungkin nanti.
Cklek
“haechan, ya?”
haechan mendongak menatap seseorang yang berdiri di hadapannya, sekilas orang itu sangat manis dengan senyumannya haechan tanpa sadar membalas senyumannya.
“iya”
“katanya kamu jualan kue ya? boleh aku beli?” tanyanya dengan antusias
“maaf, tapi aku cuma nerima pesanan” jawab haechan
orang itu nampak melunturkan senyumannya saat mengetahui kalo haechan hanya menerima pesanan. “minimal berapa pesanan?”
“sepuluh, tapi kalo kamu memang pengen bisa lima kok khusus untuk pelanggan baru” ucap haechan sembari tersenyum
“really?!” haechan mengangguk
“yaudah aku pesen lima, ya?”
“boleh, eum sebelumnya nama kamu siapa? anak mana? biar aku mudah cari kamu” tanya haechan padanya sebab haechan benar benar tidak pernah melihat orang itu di kampus ini.
“namaku renjun, aku anak sastra. gedung sastra di belakang gedungmu hukum jadi kalo mau nganter pesenan kesana aja” ucap renjun sembari mengulurkan tangannya
haechan menyambut baik uluran tangan itu kemudian tersenyum. “oke, aku haechan anak hukum. besok aku antarkan pesanan mu”
“kamu angkatan berapa?” tanya renjun
“2024, kamu?” haechan balik bertanya
“2023” jawab renjun
“ah, ternyata kating? maaf ya kak aku ga tau” ucap haechan sembari membungkukkan badannya
“it's oke haechan, yaudah aku pergi dulu ya” pamit renjun
“iya kak”
—°°—
Haechan dan jaemin kini berada di kantin mereka sedang menikmati makan siang, sebenarnya haechan jarang ke kantin karena memang ia tak pernah membeli jajanan di kantin pikirnya lebih baik di tabung lagi pula selesai kelas ia akan pulang untuk kerja.
tapi, karena hari ini haechan sedang gajian ia mentraktir jaemin untuk pertama kalinya meski haechan memaksa. ya, biasanya jaemin tidak pernah mau ditraktir haechan ia selalu mengatakan lebih baik haechan simpan uangnya, dan jaemin lah yang selalu mentraktir haechan.
“ini yang terakhir ya! setelah itu lo ga usah traktir gue, chan”
haechan terkekeh pelan kemudian mengangguk pelan, “iyaa, gue cuma mau ngerasain traktir lo kan biasanya lo yang selalu traktir gue”
“jaemin!”
jaemin dan haechan menoleh ke arah sumber suara yang sangat mereka kenali, menghampiri mereka dan duduk di samping jaemin.
“sayang, aku tadi nyariin kamu ke kelas”
laki laki itu jeno, ia menatap sekilas ke depan di mana ada haechan yang masih sibuk menikmati makanannya.
“iya maaf, handphone aku mati gara gara semalem nonton drakor” ucap jaemin
“iya gapapa sayang”