Chapter 31

1.6K 115 3
                                    

Pagi ini Haechan dan Mark tengah jalan jalan di komplek perumahan mereka, udara sejuk pagi memang sangat bagus untuk berolahraga ringan agar kandungan Haechan sehat.

“Sayang”

“Hm?”

“Aku udah nemu nama bagus lho..”

Haechan mendongak melihat kesamping, “apa?”

“Zelio kalo dia cowok, Zelia kalo dia cewek. Bagus ga?”

“Kamu serius ga ada unsur nama koreanya?”

“Iya, kan aku udah bilang anak kita nanti aku kasih nama Belanda.”

“Perasaan Zelio sama Zelia ga terdengar kayak nama belanda dah?”

Mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari terkekeh pelan, sedangkan Haechan hanya merengut sembari mengusap usap perutnya.

“Ga tau juga sih, tapi nama itu bagus! Aku liat di tik tok lho, Zelio artinya pemberani terus Zelia artinya sinar bulan.” Jelas Mark

“Yaudah terserah kamu deh, btw marganya tetap Jung kan?” Tanya Haechan pelan

“Ya.. mau gimana lagi, masa ikut marga kamu Lee?” Ucap Mark

Haechan hanya tertawa pelan, ia mengeratkan genggamannya selama berjalan jalan di kompleks perumahan mereka. Sudah hampir setengah jam mereka berjalan tapi Haechan bisa kuat, beberapa kali Mark ingin mengajak Haechan duduk tapi anak itu tidak mau dan sangat bersemangat untuk pulang.

“Eh, Mark liat itu!” Haechan menepuk pundak Mark pelan kemudian menunjuk ke arah pinggir pohon.

“Apaan?”

“Kucing! Ayo kesana bentar!”

Mark pasrah saat Haechan menariknya menuju pinggir pohon, Haechan berjongkok sedikit meski kesusahan. Mark menahan badan Haechan agar tidak jatuh.

 Mark menahan badan Haechan agar tidak jatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cuteee~”

Haechan mengusap usap kepala kucing tersebut, Mark tau apa yang akan Haechan katakan setelah ini.

“Bawa pulang ya?”

“Ga!”

“Ish! Kucingnya lucu Mark~ aku pengen bawa pulang!” Ucap Haechan sembari mengulum bibirnya.

“Haechan, bulu kucing itu ga baik buat orang hamil. Lagian juga siapa yang mau ngurus itu kucing? Nanti kalo mati gimana? Lebih baik dia hidup di lingkungan bebas kasihan dia kalo kita kurung.” Jelas Mark dengan lembut.

“Nanti aku yang urus! Aku kasih makan banyak banyak, rutin setiap hari. Di belakang juga ada halaman taman kan? Nanti bebasin aja disana!”

“No! No! Taman belakang itu kecil, bisa bisa dia stres kalo cuma mau di taman sekecil itu dan lagi nanti dia pup siapa yang mau bersihin? Kamu jongkok aja susah, masa mau suruh adek? Atau mau suruh aku? Jawabannya tidak! Jadi ayo pulang.”

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang