Kita percepat alurnya, ya.
Kini pernikahan Haechan dan Mark berjalan layaknya seperti orang orang. Namun, belakangan ini Mark dan Haechan sama sama sibuk karena pekerjaan mereka. Haechan masih bekerja di minimarket dan Mark berkerja di sebuah hotel milik mendiang ayahnya.
Sore ini Mark membawa rekan kerjanya ke rumah, Chanle yang berada di ruang tamu pun pindah ke ruang sebelah saat tau ada orang penting rekan kerja kakak iparnya itu.
Semua berjalan lancar namun kejadian tak terduga saat Chenle bertengkar dengan anak dari istri rekan kerja Mark. Mark yang merasa tak enak itupun langsung meminta maaf kepada beberapa rekan kerjanya.
Entah apa karena efek lelah atau karena merasa malu, Mark membentak adiknya itu dengan keras. Ia memarahinya bahkan saat rekan kerjanya sudah pulang, Chenle hanya diam mendengarkan omelan dari Mark meski ia menahan tangisannya. Ia tak ingin menangis dan di anggap lemah, tidak sepenuhnya ia salah! Tapi ia juga harus di marahi.
—°°—
Haechan baru saja pulang dari tempat bekerja, hari sudah malam. Ia berjalan ke arah tangga namun terhenti saat mendengar suara suaminya itu.
“Sudah kubilang, berhenti bekerja dan urus saja adikmu itu.”
Haechan menautkan kedua alisnya bingung, ja berjalan menghampiri Mark yang tengah menuangkan air mineral di dalam gelas.
“Ada apa, Mark?”
“Apa kurang jelas? Aku menyuruhmu berhenti bekerja dan urus adikmu!”
“Iya aku dengar, maksud ku kenapa tiba tiba? Kita sudah membicarakan hal ini kan? Aku akan tetap bekerja selama beberapa tahun dan kamu sudah menyetujuinya.”
“Terserah kau saja.”
Mark melenggang pergi meninggalkan dirinya, Haechan menatap punggung lebar itu yang semakin menjauh. Ada apa dengan Mark? Tunggu, kenapa Mark mengatakan ia harus mengurus adiknya? Apa yang terjadi?
Haechan berjalan ke atas menghampiri kamar adiknya, ia membuka pintu kamar itu. Ia melihat Chenle tengah duduk di ujung kasur sembari menutup wajahnya dan melipat kedua tangannya.
“D-dek?”
“Hiks.. k-kakak?”
“Hei.. ada apa?”
Haechan duduk di tepi ranjang kemudian menangkup wajah Chenle yang sudah penuh dengan air matanya.
Grep!
Chenle memeluk tubuh Haechan dengan erat, tangisannya pecah saat itu juga. Haechan terkejut ada apa dengan adiknya?
“Hei! Katakan pada kakak apa yang terjadi, hm?”
“A-adek hiks! Adek takut hiks kakak”
“Takut kenapa?!”
“K-kak Mark hiks.. kak Mark membentak adek hiks! Adek memang salah hiks! T-tapi ga sepenuhnya s-salah adek hiks! A-adek takut! A-adek mau pulang...”
Deg
Haechan terkejut dengan apa yang baru saja Chenle katakan, Mark membentaknya? Karena apa? Apa benar Mark setega itu membentak Chenle?