Chapter 27

2K 129 6
                                    

Haechan dan Mark telah sampai di korea kemarin, hari ini Haechan di ajak oleh Jaemin untuk ketemuan di sebuah restoran. Sebelumnya Haechan sudah memberitahunya kalo Mark tidak mengizinkan siapapun datang kerumah mereka dan Jaemin memakluminya, Haechan juga memberitahu kalo sampai kapan pun keluarga Jung tidak akan bisa menginjakkan kakinya di rumah mereka. Jaemin merasa sedih karena nanti ia tak bisa berkunjung dan bertemu dengan leluasa bersama Haechan namun, Haechan mengatakan mereka bisa bertemu jika di luar rumah.

“Gue bener bener bahagia denger kabar lo hamil!”

“Gue juga ga nyangka jaem, ternyata doa gue di kabulin.”

Jaemin menarik jemari Haechan di atas meja kemudian ia genggam dengan lembut, tatapannya menghangat dan Haechan dapat merasakan hal itu.

“Gue harap setelah ini lo bahagia, chan.”

Haechan tersenyum, “Gue selalu bahagia selama bersama Mark.”

Mark yang duduk di sebelah Haechan tengah sibuk memainkan ponselnya kini melirik ke arah sang istri. Ternyata mereka tidak hanya berdua tapi bertiga bersama Mark, Mark sudah mengatakan kalo Haechan ingin bertemu dengan sahabatnya itu boleh asal bersama dirinya.

 Ternyata mereka tidak hanya berdua tapi bertiga bersama Mark, Mark sudah mengatakan kalo Haechan ingin bertemu dengan sahabatnya itu boleh asal bersama dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“I know..” Ucap Jaemin

“Oh iya, perut lo udah gede aja! Udah keliatan!” Ucap Haechan sembari melirik perut buncit Jaemin.

Jaemin menunduk sembari mengusap perutnya, “iya, tapi lo tau ga? Semenjak perut gue udah buncit nih, rasanya keram, sering kencing mulu sampe gue cape bangun malem malem buat ke kamar mandi!”

“Oh ya? Berarti nanti gue kek gitu juga?”

“Iya! Rasanya ga enak bangettt”

Haechan terkekeh kecil mendengar ucapan Jaemin, apalagi ekspresinya itu memang tidak pernah gagal kalo sedang bercerita.

“Chan, l-lo ga ada niatan buat ke rumah?” Tanya Jaemin pelan

Haechan diam, Mark yang tadi fokus memainkan ponselnya kini mendongak menatap Jaemin di depannya, “Untuk apa Haechan ke tempat itu? Kurasa kaki istri ku akan kotor saja jika ke tempat itu”

Deg

Jaemin mengulum bibirnya, sedangkan Haechan menyentuh lengan Mark agar memerhatikan ucapannya. Tapi, Mark tetaplah Mark. Ia melipat kedua tangannya di depan dada sembari memalingkan wajahnya.

“M-maafkan aku kak..”

“Aku tak begitu marah padamu, aku juga sudah memaafkan kamu. Aku tau kamu sahabat yang baik bahkan kamu lebih dulu mengenal Haechan dari kecil, kamu juga yang selalu jadi garda terdepan saat Haechan merasa terpuruk. Tapi, aku hanya kecewa padamu disaat Haechan dihina kamu sama sekali tidak bisa melawan mama. Ya aku tau karena status karena ia mertuamu, tapi seharusnya kamu bisa membela Haechan.” Ucap Mark dengan tegas.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang