Chapter 30

2.1K 137 2
                                    

Haechan sudah di periksa oleh dokter dan dokter mengatakan kandungan Haechan baik baik saja karena Haechan menuruti semua saran dokter, dari berolahraga, makan makanan sehat dan tidak begadang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan sudah di periksa oleh dokter dan dokter mengatakan kandungan Haechan baik baik saja karena Haechan menuruti semua saran dokter, dari berolahraga, makan makanan sehat dan tidak begadang.

Saat ingin keluar dari ruang pemeriksaan Haechan dan Mark terkejut melihat Jaemin dan Mama Gina berada di depan kursi tunggu, sepertinya jadwal periksa sama seperti Haechan. Mark merangkul pundak Haechan posesif, wajahnya datar menatap kedua orang di depannya. Sedangkan Haechan tersenyum kecil, ia sudah menuruti ucapan Mark untuk tidak terlalu merunduk pada mamanya.

“Haechan? Cek up juga?”

“Iya, Jaem.”

Gina menatap perut buncit Haechan, ada rasa bahagia dan ada rasa gelisah. Ia sedikit merasa bersalah karena telah menghina menantunya itu beberapa bulan yang lalu, saat ia mengetahui kabar Haechan hamil ia merasa kaget, ia tau Mark sedang berbahagia dan ia tau sejak itu juga pasti Mark sangat membencinya.

“Apa kaki mu masih bengkak?” Tanya Gina namun dengan ekspresi datar.

Haechan terkejut, “Eum, udah engga ma.”

“Tidak usah sok peduli pada istriku, urus saja menantu mu itu.” Celetuk Mark

Gina menautkan kedua alisnya, “siapa yang peduli? Aku sebagai perempuan yang pernah hamil hanya bertanya karena jika di biarkan bengkak akan berbahaya, tidak lebih.”

“Jadikan itu pertanyaan terakhir mu.”

Gina terkekeh pelan, “oh, apa sekarang kamu sudah tidak menganggap aku mama mu? Kenapa nada bicara mu seperti itu Mark?”

“Coba mama perhatikan nada mama bicara pada istriku, sama seperti ku bukan?” Mark balik bertanya.

Haechan dan Jaemin hanya diam mendengarkan percakapan yang mulai sedikit panas itu, Haechan pun tak ingin berkomentar apapun biarkan Mark saja yang bicara ia sudah percaya penuh pada Mark, ia tak peduli apa yang akan terjadi kedepannya.

“Jangan terlalu sombong, Mark. Dikemudian hari kamu akan tetap membutuhkan seorang ibu.” Ucap Gina sembari mentap Mark

“Dikemudian hari itu juga akan aku pastikan Mark hanya membutuhkan ku.” Sahut Haechan dengan senyuman manisnya.

Mereka terkejut mendengar ucapan Haechan, Gina mengeram kesal sedangkan Mark menyunggingkan senyumnya merasa bangga Haechan sudah berani membela dirinya.

“Ayo masuk, Na.” Ucap Guna kemudian menarik Jaemin masuk ke dalam ruangan.

Tangan Mark mengepal kuat, Haechan sadar Mark tengah meredam emosinya mendengar perkataan mertuanya itu. Ia menatap wajah Mark kemudian mengusap rahang suaminya dengan lembut.

“Sudah jangan di pikirin ya?”

“Iya sayang, aku seneng akhirnya kamu berani ngomong kayak gitu.” Ucap Mark sembari tersenyum.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang