Haechan merutuki hidupnya kala motor yang ia gunakan mogok, matahari menyoroti begitu panas lihatlah baju yang ia kenakan kini basah saat sebuah mobil melajuh begitu kencang melewati jalan berlubang hingga cipratan mengenai baju haechan.
“telat dikit di pecat ini” gumamnya
pin!
sebuah mobil berhenti tepat di samping motornya, ia menatap pintu kaca mobil itu terbuka menampakkan seseorang yang ia kenal.
“haechan? what happened?”
“Kak Mark?—eum ini motor haechan mogok”
“lo mau ke kampus?” haechan menggeleng
“mau kerja”
“ya udah ayo masuk gue antar” ucap Mark
“ga usah kak—
“lo mau telat?”
haechan menghela nafas pelan, benar apa yang dikatakan Mark ia tak ingin telat dan kehilangan pekerjaannya itu satu satunya pekerjaan yang gajinya lumayan gede.
“iya kak”
haechan duduk di samping kemudi, ia menatap sekilas Mark kemudian Mark melajukan mobilnya.
“motor gue gimana kak?” tanya haechan
“nanti temen gue nganter ke rumah lo, lo tinggal kasih alamatnya” jawab Mark
“oke kak”
Mark menoleh sekilas menatap haechan yang sedari tadi mengusap usap baju putihnya yang terkena kotoran lumbur(?) Mark menepikan mobilnya kemudian mengambil kemeja dalam paperbag di kursi belakang.
“pake ini, lo mau kerja apa mau ke taman safari?”
haechan ragu mengambil kemeja yang Mark sodorkan, tanpa babibu Mark menaruh kemeja itu di pangkuan haechan.
“g-ganti dimana?”
“di belakang, cepetan gue ada kelas siang ini”
haechan bergegas keluar dari mobil kemudian beralih ke kursi belakang guna mengganti pakaiannya. ia melirik sejenak ke depan dimana Mark sibuk memainkan ponselnya, dengan cepat haechan membukak kancing bajunya dan memakai kemeja tergesa-gesa.
“santai aja haechan, gue tungguin”
haechan merona malu, seharusnya ia bersikap biasa saja kenapa malah terburu buru seperti ini kan jadinya malu.
“iya kak, sudah”
selama perjalanan menuju minimarket keduanya tak bersuara hanya ada suara jalanan, haechan merasa canggung tapi ia berusaha biasa biasa saja.
“haechan”
“iya kak?”
“lo, kenapa kerja di minimarket? lo juga jualan kue? maaf kalo gue nanya hal kek gini gue cuma penasaran biasanya anak muda kek kita ini kebanyakan gengsi tapi lo mau mau aja kerja jualan bahkan di kampus”
haechan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian tersenyum kecil.
“eum, maaf tapi gue ga wajib jawab pertanyaan lo kan kak? karena itu privasi gue, buat gengsi ataupun malu itu udah gue alami sejak dulu sekarang gue enjoy aja, menurut gue malu maluinnya sekarang aja biar tua nanti ga malu maluin” jelas haechan
haechan masih ingat dengan prinsip dirinya, orang asing tak perlu tau kehidupannya tak perlu tau cerita hidupnya karena mereka cuma penasaran dan tidak peduli akan hal itu.
Mark menoleh sekilas kemudian mengangguk paham, “hm, gue suka gaya lo. gue cuma penasaran aja soalnya kuliah di universitas kita itu ga mudah dan ukt nya mahal atau mungkin karena itu lo cari tambahan, ya?”