Chapter 23

2.1K 143 12
                                    

“HAECHAN!”

Suara dengan nada tinggi terdengar dari pintu masuk rumah, Haechan yang berada di dapur itupun menoleh menatap Mark yang berjalan menghampiri dirinya. Tidak, bukan hanya itu saja. Mark terlihat kesal, wajahnya memerah bahkan tangannya mengepal.

“M-mark?”

“Apa yang kau lakukan?! Mama mengatakan kamu ingin mencelakakan Jaemin?! Are u serious?”

Sudah Haechan duga, Mark akan mengetahui hal itu dari mamanya. Tapi, apa Mark tak bertanya dulu kejadiannya hingga menyimpulkan dirinya salah? Haechan menundukkan kepalanya, bingung mengatakan apa ia memilih diam karena membela juga tak akan berhasil, Mark pasti lebih percaya pada mamanya.

“C'mon haechan! Aku tau kamu pasti merasa iri, merasa sedih saat tau Jaemin hamil. Tapi ga seharusnya ngelakuin itu! Aku tidak mendukung perbuatan buruk itu! Bagaimana jika terjadi sesuatu pada calon keturunan adikku? Aku akan sangat merasa bersalah!”

Haechan menggigit bibir bawahnya menahan isakan tangis, bahkan air matanya sudah habis karena menangis seharian ini. Ia berfikir dengan pulangnya Mark dapat mengobati luka hatinya, namun salah. Mark malah justru menyalahkan dirinya.

“M-maafkan aku Mark...”

Mark menghela nafas berat, ia mengusap kasar wajahnya. Hari yang melelahkan dan hari yang sangat sial baginya, Mark mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan. Ia memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan rasa lelah.

Haechan bersujud di bawah kaki Mark, Mark menoleh ke bawah saat Haechan mulai terisak. Ia terkejut bukan main.

“Hiks! M-maafkan aku Mark! Aku memang istri yang buruk hiks! A-aku adalah sebuah dosa yang hadir dalam hidupmu hiks.. M-mark jika kamu ingin menikah lagi hiks s-silakan.. atau jika kamu ingin menceraikan aku a-aku akan ikhlas hiks! A-aku akan menyerah a-aku akan—

BRAK!

“DIAMLAH HAECHAN!”

Haechan menutup kedua telinganya mendengar suara bentakan Mark dan pukulan keras di meja makan itu. Ia semakin menutup bibirnya menahan isakan tangisannya.

“Apa kamu sudah gila?! Kenapa kamu melantur seperti itu hah? God! Aku membenci ini haechan! Berani beraninya kamu bilang aku akan menceraikan kamu?! Setelah aku susah payah dapetin kamu gitu?!”

Mark berdiri ia menjambak rambutnya kesal, “hiks.. m-maaf!”

Mark berjalan meninggalkan Haechan di dapur, ia pergi ke atas untuk menenangkan diri dan pikirannya. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara pada Haechan pikirnya.
Haechan mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

Ia tidak berbohong dengan ucapannya, jika suatu hari Mark ingin melepaskan dirinya maka ia ikhlas. Dunia memang tidak memihak padanya, ia pikir setelah menikah dunia akan memihak padanya dan ia akan menang melawan takdir, namun salah. Takdir selalu menjadikan masalah dalam hidupnya.

Mark menyandarkan punggungnya di kursi kerja, ia memijat pelipisnya masih memikirkan apa benar Haechan melakukan hal itu? Jika benar, Mark tak habis fikir. Mamanya mengatakan Haechan sengaja melakukan hal itu, oh god! Ia belum percaya 100% tapi saat tau jeno mengatakan itu ia sangat kesal.

Ting

Jaemin

Mark...

Iya jem?
Ah, aku minta maaf sebelumnya atas nama haechan. Aku minta maaf atas perbuatannya padamu...

What??
Mark? Apa kamu memarahi haechan?
Oh god! Haechan tidak bersalah mark..
Akulah yang salah, tolong jangan memarahinya jangan menyalahkan dirinya!
Demi tuhan aku tidak sanggup lagi! Cukup tamparan keras yang mama layangkan padanya! Cukup hinaan dan cacian dari mama!
Aku tidak kuat mark ...
Haechan hanya punya kamu..
Haechan hanya percaya padamu! Ia tidak punya siapa pun termasuk aku yang seharusnya ada di dekatnya malah menyakitinya maafkan aku mark..

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang