Chapter 32

1.7K 121 5
                                    

Haechan tengah memasak di dapur, semalam ia mengira dapurnya akan rusak ternyata Mark dan Chenle benar benar membereskan kekacauan semalam. Hari ini Haechan memasak makanan enak karena ia tau semalam suami dan adiknya itu makan makanan seadanya saja.

Grep!

Tak kaget lagi karena Haechan tau Mark lah yng memaluknya dari belakang, sesekali Mark mencium tengkuk lehernya.

“Masih marah sayang?”

“Mark, duduk sana!”

“Ga mau! Kamu tau ga aku ga bisa tidur karena kangen kamu sama baby~”

Haechan tak menyauti, Mark merasa sedih karena Haechan hanya diam saja kemudian ia membalikkan badan Haechan hingga menghadap dirinya.

“Apa sih aku lagi siapin makanan!”

Cup!

Mark mencium bibir plum milik Haechan, ia tersenyum manis kemudian kembali mencium pipi kanan dan kiri Haechan bergantian membuat Haechan mendorong pelan dada Mark.

“U-udah ih!”

“Masih marah sayang?”

“Enggak.”

“Bohong! Sayang.. aku minta maaf demi apapun aku ga bisa ngizinin kamu rawat—

“Iya aku tau!” potong Haechan

“Tau apa?”

“Semalem aku udah mikirin omongan kamu kok, emang sebaiknya ga usah. Aku juga mikirin bayi aku nanti ga sehat kalo rawat kucing, dokter juga bilang ga boleh jadi yaudah.” Ucap Haechan pelan

“Sungguh?”

“Eum!”

Cup!

Mark kembali mencium bibir Haechan, “good babe, aku janji kalo kamu udah lahiran atau baby kita udah gede dikit nanti kamu boleh rawat kucing banyak gapapa! Biar rame rumah kita.”

“Ga usah ah, aku kemarin cuma kepengen aja sekarang ga lagi.”

“Cepet banget ilang moodnya?”

“Ga tau juga mungkin efek hamil.”

Mark mencubit gemas pipi Haechan kemudian ia mengusap perut sang istri dengan lembut dan menciumnya. Haechan mengusap rambut hitam Mark yang tengah mencium perutnya.

“Keram ga?”

“Enggak.”

Mark berdiri kemudian mendekatkan tubuhnya dan merengkuh pinggang ramping Haechan meski perutnya membatasi mereka tapi Mark bisa mendekatkan wajahnya pada wajah Haechan.

Cup...

“Emnhhh”

Haechan mengalungkan tangannya di leher Mark saat suaminya itu mencium bibirnya, sudah lama Mark tidak mencium bibir sexy milik Haechan kini ia bisa merasakan lagi candunya bibir Haechan. Beberapa saat ciuman itu terlepas, semenjak hamil Haechan tidak bisa lama lama berciuman karena nafasnya tak sepanjang sebelum hamil.

“Nghh s-sudahh”

“Udah konsul dokter belum?”

“Konsul apa?”

Mark menggaruk kepalanya kemudian mengelus perut buncit Haechan, “boleh making love ga?”

Haechan menautkan kedua alisnya, “udah berapa lama kamu nahan?”

“Setiap hari malah, kamu semenjak hamil makin cantik sexy lagi mana tahan aku! Tapi aku nyelesain sendiri karena ga mau nanti kamu kenapa napa sama baby.”

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang