Sudah satu minggu Mark uring-uringan mencari haechan dari tempat kerja, kampus bahkan ke tempat tempat biasa haechan mengirim pesanan. malam ini Mark berdiri di depan pintu kos haechan hari sudah sangat larut tapi ia masih setia menunggu pintu itu terbuka, bahkan pesan Mark beberapa hari yang lalu tidak di balas oleh haechan.
“please sayang buka pintunya..” ucap Mark dengan lirih
Cklek
“h-haechan..”
namun bukannya haechan malah chenle yang membuka pintu tersebut, Mark nampak melihat kebelakang adakah haechan di sana.
“kak? ngapain kesini?”
“kak haechan ada? kakak boleh masuk? kakak mau ketemu kak haechan tolong”
chenle diam sejenak, sebenarnya haechan ada di dalam sedang istirahat karena baru pulang kerja. haechan juga memeberi pesan pada chenle jika Mark datang suruh saja pulang atau bilang ia tak ada di rumah.
“kak haechan ga ada di rumah”
“kamu bohong? bukannya haechan sendiri yang bilang kamu ga boleh bohong kan? katakan chenle dimana haechan? ada di dalam kan?”
Mark terus bertanya pada chenle, chenle menghela nafas pelan. “maaf kak, tapi kata kak haechan berbohong untuk kebaikan ga apa apa”
“ini bukan kebaikan, kak Mark mau menyelesaikan masalah kakak sama kak haechan jadi tolong izinin kakak masuk ya?” mohon Mark.
dengan pasrah akhirnya chenle mengizinkan Mark masuk, saat Mark masuk ia langsung menatap haechan yang baru saja keluar dari kamarnya juga terkejut melihat Mark.
“Mark? kamu ngapain ke sini?!”
grep!
“ugh!”
Haechan hampir tersungkur kebelakang karena Mark tiba tiba memeluknya erat sekali, kedua tangan Mark merengkuh pinggang haechan hingga terhimpit pada tubuhnya dan pintu kamar.
“sayang maafkan aku! t-tolong jangan begini... aku sangat mencintaimu haechan aku hampir gila memikirkan kamu tolong maafkan aku!”
haechan meringis merasa sesak karena tubuhnya benar benar di rengkuh oleh Mark, ia melirik chenle kemudian mengkode untuk pergi ke kamarnya.
“M-mark lepas!”
“aku ga akan lepasin kalo kamu masih belum memaafkan aku dan kita balik kayak dulu haechan!”
geram karena Mark tidak melepaskan pelukannya haechan mencengkram rambut belakang Mark sembari meringis.
“M-mark! jangan bodoh begini aku ga pantes buat kamu perjuangin! aku yang salah seharusnya aku ga berharap lebih sama kamu! aku ga ada apa apanya dari kak renjun yang sem—
“Don't say that Haechan! kamu pantes buat aku perjuangkan! dan aku ga pernah mempermainkan kamu aku benar benar mencintai kamu tulus! dan jangan pernah kamu sama samakan diri kamu dengan orang lain! kamu yang paling sempurna haechan kamu lebih hebat darinya! kamu punya segalanya haechan... dan aku hanya punya kamu”
haechan lemas bukan main, matanya terpejam merasakan basah di pundaknya ia yakin Mark sedang menangis. cengkraman di rambut Mark kini melemah hanya ada usapan di tengkuk laki laki dominan itu.
“maafkan aku sayang... maafkan aku..”
“M-mark, sudah... lepaskan aku sudah memaafkan kamu” ucap haechan lirih
perlahan Mark melepaskan pelukannya tapi kedua tangannya masih bertengger di pinggang haechan.
“ayo baikkan, jangan seperti ini...”