Hari ini Jaemin tiba tiba mengajak Chenle untuk menginap di rumahnya, alasannya karena rindu dengan anak itu yang sudah jarang bermain di rumahnya semenjak ia beranjak di bangku smp.
Nyatanya sih Jaemin sengaja membawa Chenle ke rumahnya agar Haechan dan Mark bisa menikmati malam pertama mereka eh alisan malam kedua.Haechan dan Mark kini berada di pusat perbelanjaan, semalam Mark sudah mengatakan mereka akan mengisi dapur dengan bahan bahan makanan untuk pertama kali karena sejak Mark membeli rumah itu, ia sama sekali tak mengisi apapun di dapurnya itu.
“Apa lagi yang mau di beli, hm?”
Haechan yang sejak tadi berjalan memutari rak rak sayuran itu sama sekali tak menghiraukan pertanyaan dari Mark, Mark menyenggol lengan sang istri di rasa istrinya itu tak merespon apapun.
“Mau beli apa lagi??”
“Eum, gatau sih. Kamu mau beli apa lagi?”
“Ga ada yang mau aku beli, aku kan nemenin kamu belanja.”
Haechan menggandeng lengan Mark menuju kasir karena tak ada lagi yang ingin ia beli, satu roller penuh sudah cukup menurutnya. Sebenarnya ia juga bingung karena ia tak oernah belanja sebanyak ini, jadi ia hanya memilih bahan bahan yang menurutnya awet selama sebulan.
Mark membayar tagihan, setelah mereka keluar dari tempat sayuran mereka langsung mencari toko lain mungkin ada yang ingin di beli. Haechan hanya menuruti langkah suaminya itu entah ia juga bingung Mark akan membawanya kemana.
“Kesana bentar, yok?”
Haechan menatap arah tunjuk Mark, toko skincare. Ia hanya pasrah saat Mark menariknya kedalam toko tersebut.
“Pilihlah, mana yang kamu suka dan yang cocok denganmu.”
“M-maksudnya?”
“kamu ga mau skincare? Kemarin aku liat ada beberapa skincare lama kamu yang sudah habis, jadi beli lah.”
“Aku jelek ya? Makanya kamu nyuruh aku beli skincare?”
Mark terkekeh pelan kemudian mengecup kening Haechan pelan, “Bukan begitu sayang, kamu udah cantik. Tapi apa salahnya suamimu ini ingin kamu mempertahankan kecantikan kamu, memangnya kamu ga pengen skincare? Kalo kamu ga mau juga gapapa kok.”
Sebenarnya Haechan sudah lama berhenti memakai skincare sejak beberapa tahun yang lalu karena uangnya tak cukup untuk membelinya, ia berfikir lebih baik untuk keperluan kuliah dan adiknya. Lagipula pakai skincare untuk apa? Memangnya ada orang yang tertarik padanya? Itulah yang ada di pikirannya saat itu.
“Beneran boleh?”
“Boleh dong, kenapa ga boleh?”
Haechan mulai memilih beberapa skincare yang dulu sering ia beli, Mark menatap Haechan yang sedang sibuk mencoba skincare disana. Ia tersenyum bahagia karena akhirnya ia bisa mengembalikan kehidupan Haechan yang dulu setelah bertahun tahun.
“Sudah, Mark.”
“Cuma itu? Apa mau tambah lagi?”
Haechan menatap keranjang kecil itu kemudian menggeleng pelan, “Ga, cukup kok.”
“Ya udah ayo bayar”
“Totalnya 2,560” Ucap pelayan tersebut
“H-hah?” Haechan melirik Mark yang nampak biasa saja kemudian ia mengeluarkan kartu kreditnya.
“Eum, Mark..” Haechan menahan lengan Mark pelan
“Kenapa sayang?”
“Kayaknya kemahalan, aku balikin separuh aja deh”