Mark sudah berdiri sejak 5 menit yang lalu di depan kamar adik iparnya itu, ia nampak gelisah kenapa Haechan belum juga bangun? Ia ingin meminta maaf dan menyelesaikan kesalahpahaman ini.
Cklek
Haechan terperanjat saat membuka pintu kamar ada Mark yang sudah berdiri di depannya. Mark langsung memeluk tubuh Haechan.
“Haechan maafkan aku! A-aku bahkan tidak bisa tidur karena ingin meminta maaf padamu dan chenle.”
Haechan tak membalas pelukannya ia masih terdiam, ia sudah lelah semalaman menangis dan hari ini ia ingin mengawali harinya dengan normal.
“Sudah Mark... Aku sudah memaafkan kamu”
“Mana adek? Aku mau ngobrol dengannya!”
“Ayo sarapan dulu, kamu akan bekerja seben—
“Please aku ingin bicara padanya, Haechan.” Mohonnya
“Iya, tapi turun dulu. Chenle sedang mandi”
Sekarang disini, di meja makan. Mark berjongkok di depan Chenle sembari menggenggam kedua tangan adiknya itu memohon maaf dan menjelaskan permasalahan dan kesalah pahaman kemarin.
“Kakak berani sumpah! Kakak sangat menyayangi kamu! Maafkan kakak, kakak tidak bermaksud seperti itu, kakak memang salah, kakak memang bodoh mengatakan hal hal buruk padamu. Tolong hukum kakak...”
Chenle melirik Haechan yang duduk di ujung sana, Haechan menganggukkan kepalanya pelan seolah memberi isyarat untuk memaafkan kakaknya itu.
“A-adek udah maafin kakak, adek juga minta maaf. Adek janji ga akan ngulangin kesalahan itu lagi dan akan berhati hati lagi, adek akan menuruti perkataan kak Mark.” ucapnya pelan
“Can i hug u?”
Chenle kembali melirik Haechan, dan jawabannya masih sama. Setelah mendapatkan anggukan kecil itu Mark langsung memeluk tubuh kecil adik iparnya itu dengan erat sembari menggumamkan kata kata maaf.
Haechan berjalan mendekati keduanya, ia menaruh bekal di dalam tas Chenle dan menaruh bekal satunya di dalam wadah Mark.
“Mark, hari sudah jam 7:00 sebentar lagi akan masuk”
Mark melepaskan pelukannya kemudian tersenyum kecil, “kakak antar ke sekolah, ya?”
“iyaa”
Setelah menggandeng tas, Chenle berjalan kelur untuk menunggu Mark di dalam mobil. Sedangkan Mark menghampiri Haechan yang tengah membereskan sisa makanan.
Ia tak bodoh sampai tak tau kalo Haechan masih kecewa padanya, ia merengkuh tubuh Haechan membawanya dalam pelukannya. Sesekali ia kecup keningnya dengan lembut.“Tak apa jika kamu belum maafin aku, tapi tolong jangan lama lama. Aku ga bisa liat kamu sependiem ini sayang hatiku sakit...”
“Aku juga sakit Mark! Aku juga sakit!” batinnya
“Jaga diri di rumah, ya. Setelah aku pulang aku bawain makanan kesukaan kamu”
Cup!
Mark mencium kening Haechan pelan, Haechan tersenyum kecil kemudian mengangguk pelan. Setelah itu Mark pergi meninggalkan rumah untuk bekerja.
—°°—
Hari sudah mulai sore bahkan langit mulai menggelap, Haechan menyibukkan dirinya menyirami tanaman di depan halaman rumah. Ia ingin membuang fikiran negatifnya dengan menyibukkan diri dengan hal positif.
Haechan menatap mobil milik suaminya baru saja pulang, mobil itu masuk kedalam halaman dan terparkir diujung sana. Mark keluar dari mobil menatap Haechan dengan lembut sembari membawa sebuah paperbag putih di tangannya dan menghampiri Haechan.