Minhyung tidak akan pernah lupa, tiga titik kecoklatan yang berada di pipi tembam Donghyuck dan juga bola mata seperti kelereng kaca yang berbinar. Itu sungguhan Donghyuck, walaupun parasnya sedikit banyak memang berubah—menjadi lebih dewasa, Minhyung nyaris tidak mengenali Donghyuck jika tidak melihat mole itu dengan jelas.
Segala ingatan mengenai Donghyuck dan juga Istana berputar kembali begitu cepat dalam pikiran Minhyung. Membuat nafasnya memburu dan matanya memerah. Jeno yang menyadari perubahaan sang kakak dengan cepat menghampiri dan memegangi kedua lengan Minhyung.
"Tenangkan dirimu, Hyung.. kendalikan dirimu..."
"Dia.. tadi... sungguh... Pangeran kecil.. Lee Donghyuck..."
Jeno terkesiap, benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan salah satu tokoh antagonis dalam berakhir tragisnya keluarga Jung secepat ini.
"Sungguh? Dia tampak seperti anak berandal.. mungkin kau salah—"
"Aku tidak mungkin salah! Aku mengingatnya dengan jelas, Jeno! Mole yang berada di pipi kirinya ataupun manik mata itu... aku yakin dia benar-benar Donghyuck..."
.
"Lihat baik-baik giok itu Minhyung... penyebab lain yang membuat Yang Mulia Raja mengirim utusan untuk membantai kereta kuda kalian saat itu. Bahkan kau diumumkan sebagai pencuri giok Pangeran ketiga."
"Ta—tapi, Pangeran berkata jika aku adalah temannya sehingga—"
"Jika Pangeran itu sungguh temanmu, bagaimana mungkin dalam dua bulan ini tidak ada sanggahan sama sekali, kau diumumkan sebagai pencuri tepat di hadapan semua penghuni Istana, termasuk Pangeran Donghyuck. Dia jelas bukan temanmu, Minhyung... dia mengelabui dan menjebakmu.."
"..."
"Kau harus membalaskan dendam leluhurmu Minhyung.. Ayahmu tentu sudah sering memberitahukan silsilah asli keluarga Jung bukan?"
Minhyung mengangguk. Sejak usia Minhyung menginjak 6 tahun, Jaehyun secara bertahap memberitahukan sejarah kelam leluhur keluarga Jung. Minhyung berusaha mencerna semua ucapan dan juga kisah tersebut, menyadari jika Raja yang kini begitu dihormati oleh rakyat ternyata bukanlah Raja sesungguhnya. Raja yang saat ini hingga leluhur serta keturunannya sesungguhnya ternyata merupakan pengkhianat sejati Kerajaan, pencetus dan pelopor sebuah kudeta yang sangat memalukan! Membuat keturunan dari Raja sesungguhnya yang tersisa dengan amat terpaksa menggunakan marga baru yaitu Jung setelah dihapuskannya marga Jeong.
"Tuan Taeyong.. ajari aku agar aku dapat memiliki kemampuan sehebat dirimu..."
"Tentu Minhyung.."
.
Bertahun-tahun lamanya, baik Minhyung dan juga sang adik, Jeno berlatih bersama Taeyong. Sebenarnya ketika Jaehyun masih hidup, Minhyung juga sudah belajar ilmu bela diri namun Jaehyun lebih menekankan pengetahuan akan sejarah dan juga Istana pada Minhyung.
Taeyong menggembleng keduanya begitu keras. Melalui latihan demi latihan, disertai beberapa kali berpindah kediaman untuk menghindari kejaran para prajurit Istana. Menyembunyikan diri sejauh dan serapat mungkin hanya demi satu tujuan pasti.
Apa yang telah digulingkan haruslah dibangun kembali, jauh lebih kokoh dari sebelumnya. Kegelapan yang melanda marga Jeong ataupun Jung akan Minhyung akhiri dengan kedua tangannya sendiri, kelak. Menggantinya dengan cahaya yang sesungguhnya, jati dirinya yang sebenarnya. Raja dari Dinasti Joseon. Dan Minhyung bersumpah atas nama Jaehyun dan juga ibunya serta seluruh nyawa yang telah terbantai habis di hari yang kelam tersebut.
.
"Sial, apa yang telah terjadi, Jeno? Katakan sejujurnya padaku."
"Ka—kami berkeliling sebentar lalu seorang pemuda menabrak Hyung, menurut Hyung.. orang itu adalah Pangeran Donghyuck.. aku tidak tahu karena aku memang belum pernah bertemu Pangeran Donghyuck, namun Hyung yakin sekali jika itu adalah Pangeran ketiga. Segera setelah pertemuan singkat itu, Minhyung Hyung menjadi sangat marah... dan kau pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya.."

KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [END]
Historical FictionPangeran kecil Lee Donghyuck, yang dilahirkan oleh Selir pertama sang Raja Dinasti Joseon begitu menyukai putra dari Petinggi Jung, Jung Minhyung. "Kuberikan giok ini untukmu, Minhyung.. di kunjungan berikutnya, kau yang harus memberiku hadiah." Se...