Minhyung merengkuh tubuh Donghyuck yang masih terasa gemetar, membawanya dalam gendongan pengantin menuju ke pemandian. Donghyuck menelusupkan kepalanya ke dada Minhyung, enggan melihat siapapun yang tadi berada di kamarnya. Terlalu malu bahkan pada Putri Renchin sekalipun.
Minhyung secara perlahan berusaha menurunkan tubuh Donghyuck, namun Donghyuck semakin mengeratkan tautan lengannya di leher Minhyung. Tidak ingin lepas.
"Donghyuck..."
"Hks... jangan tinggalkan aku... kau bi—lang akan melindungiku, Minhyung... mengapa kau tidak menolongku?"
Minhyung menatap pada surai Donghyuck yang tercium harum di hidungnya, mengecup singkat pelipis sang Pangeran kecil—masih terlihat terisak di dadanya.
"Maaf.. aku tidak tahu jika Jeno lancang padamu... di bagian mana Jeno menyentuhmu?"
Donghyuck menggelengkan kepalanya namun tautan lengan di leher Minhyung mengerat. Minhyung menyesap aroma yang menguar dari tubuh polos Donghyuck.
"Lihat aku, Pangeran Donghyuck.. beritahu aku di bagian mana Jeno menyentuhmu?"
Donghyuck merengek kecil, tubuhnya gusar namun kini wajahnya mendongak menatap Minhyung dengan bibir yang mengerucut. Minhyung menyalahpahami itu, maju dan mengecup bibir bengkak yang tetap saja terlihat ranum dan menggoda.
"Ke.. kenapa menciumku?"
"Bukankah kau yang memintanya?"
"Tidak, kau bertanya padaku dimana Jeno menyentuhku.."
Minhyung berpikir sejenak, mengingat kembali teriakan Putri Renchin yang mengatakan Jeno mesum karena melecehkan sang Pangeran kecil. Apa yang dimaksud oleh Putri Renchin adalah Jeno mencium bibir Donghyuck?
"Jika begitu, biarkan aku menghapus jejaknya di bibirmu...."
Netra Donghyuck membola ketika hangat dan basah kembali menyapa bibirnya. Jujur saja, bibirnya masih terasa sedikit berdenyut karena sejak pagi tadi Minhyung selalu menghisap dan menggigit bibir penuhnya di sela lumatan yang memabukkan. Donghyuck memejamkan mata ketika bibir Minhyung bergerak, menuntun dirinya untuk semakin tenggelam dan terlena dalam cumbuan. Tanpa sadar, Donghyuck menekan tengkuk Minhyung untuk memperdalam ciumannya yang tentu saja disambut dengan sukacita oleh Minhyung.
Bahkan, tidak tahu bagaimana namun keduanya kini sudah berada dalam bak pemandian—masih dengan Donghyuck dalam pangkuan pengantin Minhyung.. ah juga lumatan yang masih terus berlanjut. Nafas Donghyuck sungguh memendek ketika tautan bibir keduanya terpisahkan, malu dan merona. Perutnya seakan tergelitik dengan kupu-kupu berterbangan dalam taman bunga.
"Dimana lagi?"
"Eung?"
"Di bagian tubuh mana lagi Jeno menyentuhmu?"
.
"Aku tidak menganggap urusan kita selesai sampai di sini!"
"Tendanganku belum cukup terasa rupanya ya? Ingin kuberikan tendangan tanpa bayangan yang kukuasai di selangkanganmu itu, tirani mesum?"
"Katakan itu sekali lagi dan aku benar-benar akan membalasmu, Putri.."
"Aihh, tirani mesum keturunan Raja Jeong terdahulu.. mesum dan cabul sekali, pasti Raja terdahulu malu sekali memiliki keturunan sepertimu, Jung Jeno..."
Jeno merapatkan bibir tipisnya, menahan amarah dengan mengatupkan deretan giginya sedangkan Putri Renchin sudah berbalik untuk kembali menuju ke kamarnya, biar saja karena Pangeran Donghyuck sudah bersama tirani keji lainnya.. yah yang walaupun keji namun tampaknya Minhyung Minhyung itu yang disukai oleh Pangeran Donghyuck.
![](https://img.wattpad.com/cover/371400115-288-k874071.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [END]
Ficção HistóricaPangeran kecil Lee Donghyuck, putra ketiga dari Selir pertama sang Raja Dinasti Joseon begitu menyukai putra dari Petinggi Jung, Jung Minhyung. "Kuberikan giok ini untukmu, Minhyung.. di kunjungan berikutnya, kau yang harus memberiku hadiah." Sebua...