"Sedang melihat apa, samchon?"
Taeyong terkesiap, tanpa sengaja menutup kitab keluarga Lee dengan gugup. Taeyong menyembunyikan kitab tersebut di balik tubuhnya, menatap pada Jeno yang berada di pintu. Raut terkejut jelas terlihat sehingga Jeno merasa heran dengan sikap Taeyong yang terasa berlebihan.
"O..oh, tidak.. bukan sesuatu yang penting..."
Jeno mengangguk namun sudut matanya memicing berusaha melihat berkas apa yang tadi dilihat oleh Taeyong. Jeno tersenyum dan mendekati Taeyong.
"Samchon, Pangeran Mingyu melarikan diri.. perkiraanku saja jika ia dibantu oleh beberapa orang prajurit lainnya. Ada seorang prajurit yang keberadaannya tidak dapat ditemukan saat ini..."
"Anjing akan patuh pada tuan yang telah memberinya makan selama ini, benar bukan? Mungkin para prajurit itupun begitu. Aku sudah dengar ceritanya, Minhyung bagaimana?"
"Ketika aku tiba, semuanya sudah selesai.. Hyung membantai mereka, dibantu prajurit militer.. dan kini Hyung berada di kediaman Pangeran kecil.."
"Pangeran kecil... Lee Donghyuck.. bukankah dia benar-benar mencuri seluruh atensi Minhyung?"
Jeno mengangguk setuju, dirinya memikirkan kondisi sang Pangeran yang sedang mengandung. Sumpah Jeno tidak mau menjadi pengabdi dari keturunan Lee!
"Jika boleh jujur, aku tidak tega menghabisi Pangeran Donghyuck... dia... manis, ah maksudku dia tidak terlihat sebagai ancaman bagiku.. tapi pada saatnya Pangeran Donghyuck tetap harus mati..."
"Kau sanggup melakukannya, Jeno? Walaupun itu berarti mungkin kau akan berakhir bertarung dengan Minhyung?"
Jeno terdiam.. tidak pernah terlintas sedikit pun dalam pikiran Jeno jika dirinya harus beradu pedang dengan sang kakak yang telah menjaganya sejak kecil. Namun, jika memang diperlukan untuk menyadarkan betapa Minhyung telah melenceng dari tujuan awal mereka, Jeno siap.
Jeno tidak langsung pergi, ia menunggu hingga Taeyong meninggalkan ruangan berkas terlebih dahulu. Dirinya sedikit banyak penasaran pada kitab apa yang tadi dilihat oleh Taeyong. Jeno mendecih kecil kala melihat tumpukan kitab di meja berkas tersebut, mungkin Taeyong tadi sempat menumpuk beberapa kitab namun Jeno mengingat ujung kitab berwarna marun yang sempat dipergokinya.
Jeno mengernyit ketika menyadari jika kitab tersebut merupakan silsilah keluarga Lee. Nampak tidak asing karena Jeno seringkali mempelajari isi dari kitab silsilah keluarga Jeong. Isinya nyaris serupa namun tak sama dalam segi sejarah.
"Untuk apa samchon melihat kitab ini? Apa ada yang penting?"
Jemari Jeno meraba helaian perkamen tua, terasa kasar namun lembut disaat yang bersamaan. Jeno tertarik ketika menyadari di bagian silsilah keturunan Raja Young Min, ada sebuah nama yang menyedot atensi Jeno. Gelar yang tertulis disana memiliki sedikit coretan dan tekstur yang jauh lebih kasar—seakan dihapus untuk ditulis ulang. Jeno mengangkat kitab tersebut, memegang halamannya dengan begitu hati-hati dan mengangkatnya tinggi untuk diarahkan pada sinar lilin besar. Mencoba menerawang hangul apa yang tertulis sebelumnya.
"Apa ini?? Pangeran Lee Yongie.. sebelumnya, ditulis sebagai—Putri??"
Langkah kaki yang mendekat membuat Jeno dengan cepat mengembalikan kitab tersebut pada posisinya.
"Jeno, sedang apa? Ayo, ikut denganku."
"Uh ya, baik samchon."
Jeno melirik pada kitab yang membuatnya sungguh penasaran, namun Jeno terpaksa meninggalkan ruangan berkas dan mengikuti Taeyong. Dalam hati, Jeno bertanya-tanya.. siapakah itu Lee Yongie? Mengapa gelarnya seakan ditulis ulang sebagai Pangeran? Apakah dalam keluarga Lee memang memiliki keturunan dengan genetik yang sama seperti Pangeran kecil? Selama ini yang Jeno ketahui hanyalah Raja Youngho seorang, tidak memiliki saudara lainnya lagipula status Pangeran Lee Jungwoo sudah ditulis sebagai 'yang dikenang', namun tidak dengan Pangeran Yongie. Apa itu artinya, Pangeran bungsu keluarga Lee terdahulu masih hidup saat ini? Dimana dia berada dan mengapa tidak ada seorangpun yang menyinggung keberadaannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [END]
Historical FictionPangeran kecil Lee Donghyuck, putra ketiga dari Selir pertama sang Raja Dinasti Joseon begitu menyukai putra dari Petinggi Jung, Jung Minhyung. "Kuberikan giok ini untukmu, Minhyung.. di kunjungan berikutnya, kau yang harus memberiku hadiah." Sebua...