Quaint

2.8K 308 93
                                    

Ruangan milik Raja jauh lebih luas daripada bagian ruangan lainnya, lantainya terbuat dari kayu pilihan dan terdapat sebuah kursi besar—nyaris mirip dengan singgasana yang terletak di ruang Utama Istana—namun menggunakan bahan yang jauh lebih lembut sehingga Raja dapat beristirahat lebih nyaman di sana.

Kursi dengan ukuran yang cukup lebar tersebut kini diduduki oleh pria yang sedang memangku pria lainnya. Saling berhadapan dan menatap satu sama lain. Sebelah lengan Minhyung masih berada di perut Donghyuck, mengelusnya perlahan karena sang empunya tubuh tampaknya masih berkutat hebat dengan pikirannya sendiri.

Hingga Minhyung menjentikkan jemarinya di depan wajah Donghyuck, barulah Donghyuck mengerjap dan menunduk—menghindari tatapan Minhyung. Kedua kakinya yang terbuka mengangkang dalam pangkuan Minhyung bergerak gelisah, ingin melepaskan diri.

"Kenapa kau menjadi diam?"

Donghyuck tetap tidak menjawab. Pikirannya kalut sekali, apa tadi telinganya tidak salah mendengar ketika Minhyung berkata jika ia menyukai Donghyuck? Tapi, menyukai dalam arti sebagai apa? Dan lagi,,, dirinya mengandung? Apa itu dapat menjelaskan segala rasa tidak nyaman yang akhir-akhir ini menganggu di perutnya?

Minhyung menelengkan wajahnya—miring ke arah kiri—menyadari kerutan di dahi Donghyuck dan gelisah tubuhnya dalam pangkuan. Minhyung menyunggingkan senyuman tipis lalu maju dan mengecup ringan bibir Donghyuck yang disambut dengan respon terkejut.

"A—apa.."

"Apa yang berada dalam pikiranmu? Memikirkan ucapanku jika aku menyukaimu? Atau karena aku mengatakan kau sedang mengandung? Aku tidak berbohong.."

"Lalu kenapa? Kau akan tetap membunuhku untuk menuntaskan dendam keluargamu bukan? Perasaanmu tidak akan berpengaruh apapun padaku.. dan kau bilang apa tadi? Aku... aku.. mengandung?? Apa kau sedang mengigau?"

"Tidak, tabib sudah mengkonfirmasikan perihal kehamilanmu.. apa kau lupa jika tubuhmu begitu istimewa, Pangeran kecil? Dia sudah tumbuh... di dalam perutmu, rahimmu... itu berarti kau dan dia adalah milikku.."

Donghyuck entah mengapa.. rasanya seperti tersedot begitu dalam oleh tatapan Minhyung, Donghyuck dapat merasakan elusan lembut di sekitar perutnya. Apakah itu sungguh terjadi? Ada bayi kecil yang menghuni rahim yang bahkan Donghyuck tidak sadari jika ia memilikinya? Apa setelah ini Minhyung akan mempermalukannya? Bagaimana tanggapan orang-orang nanti? Bagaimana jika dirinya dikucilkan dan dianggap sebagai orang aneh? Apakah akan ada orang yang menerima kelainan dirinya? Donghyuck membayangkan tanggapan miring macam apa yang akan diterimanya nanti.

"Pangeran kecil ternyata wanita?? Bukankah dia pria??"

"Dia hamil! Pria jadi-jadian!"

"Jangan dekati, jika tidak mau tertular penyakitnya yang aneh! Dia bisa mengandung.. mengerikan sekali.."

"Jauhi! Jauhi! Asingkan Pangeran kecil dan juga bayinya!"

"Mungkinkah bayinya juga sama anehnya dengan dirinya? Ini kutukan Dewa!"

"Hukum mati! Bayinya juga! Bayinya juga!!"

Lamunan Donghyuck terpecah ketika Minhyung menangkup wajahnya. Donghyuck menatap ngeri pada Minhyung, pria yang merupakan satu-satunya orang yang disukai oleh Donghyuck ternyata sangat keji. Tubuh mungil Donghyuck mulai bergetar, membayangkan nasib dirinya juga sang bayi kelak. Donghyuck mulai menggelengkan kepalanya kuat-kuat seraya menutupi kedua telinganya.

"Tidak! Tidak! Aku tidak aneh! Aku bukan pria jadi-jadian!! Jangan asingkan aku! Jangan!!"

Minhyung memegangi Donghyuck yang semakin resah, telinganya menangkap semua ucapan Donghyuck dan Minhyung sangat memahami kemana arah ucapan Donghyuck. Apa yang terjadi pada Donghyuck mungkin dapat tercatat sebagai fenomena pertama di dunia.

KINGDOM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang