"Kau sudah mendaftar?"
Minhyung mengangguk.
"Tiga nama sekaligus. Lee Taeyong, Lee Minho dan juga Lee Jaeha."
"Lee? Kau menggunakan marga menjijikkan itu?"
Taeyong tertawa mendengar nama samaran yang digunakan oleh Minhyung dan Jeno. Dirinya sendiri memang tidak memerlukan nama samara karena hingga detik ini tidak ada yang mengetahui keberadaan Taeyong sebagai penyelamat dari kedua putra Petinggi Jung.
"Baiklah, jadi kapan sayembaranya akan dimulai?"
"Dua hari dari sekarang. Di lapangan utama Istana, disaksikan langsung oleh Yang Mulia Raja serta Putra Mahkota..."
Taeyong mengangguk. Sayembara. Perekrutan prajurit Istana yang dilakukan lima tahun sekali akan segera dilaksanakan, mengumpulkan ratusan pria berbakat dalam ilmu bela diri untuk kemudian menjadi prajurit bahkan gabsa di Istana Kerajaan. Itu pula yang menjadi tujuan utama dari kedatangan ketiganya kembali ke Joseon. Bagaimanapun caranya, hal pertama yang harus dilakukan adalah memasuki Istana Kerajaan! Menghancurkan dari dalam jauh lebih mudah daripada penyerangan dari luar. Lagipula, kemampuan Taeyong telah diturunkan begitu sempurna pada Minhyung dan Jeno.
Minhyung dan Jeno memiliki bakat alami dalam bertarung, mungkin karena memang keduanya memiliki darah keturunan sesungguhnya dari Raja terdahulu. Latihan keras selama belasan tahun menjadikan kemampuan keduanya bisa dikatakan melebihi gabsa di Istana. Pun begitu dengan Taeyong.
"Jae, sertai kami... beberapa hari lagi aku akan menginjakkan kaki di 'kediamanmu'..."
Taeyong bergumam kecil seraya menatap langit.
.
Para penduduk dari berbagai lapisan dinding Istana mulai memadati lapangan utama. Entah sebagai peserta ataupun penonton. Saling beradu kekuatan dan kemampuan dalam menyerang dan bertahan baik menggunakan tangan kosong ataupun senjata.
Taeyong menang mudah, pun begitu dengan Minhyung dan Jeno. Setidaknya Jeno berada dalam peringkat ketiga setelah dikalahkan oleh Taeyong. Kini Taeyong bersitatap dengan Minhyung, saling menggenggam sebuah pedang.
Disaksikan oleh Raja, Putra Mahkota Mingyu, Pangeran San hingga Pangeran kecil Donghyuck. Donghyuck sejak tadi menautkan jemari, bokongnya tidak bisa diam karena gelisah. Matanya berkedip-kedip memperhatikan setiap serangan yang Minhyung berikan melawan Taeyong. Sesekali meringis ketika Taeyong berhasil telak mengenai Minhyung. Donghyuck awalnya terkejut ketika mendapati Minhyung benar-benar mengikuti sayembara tersebut, semakin terkejut ketika menyadari kemampuan pria yang baru dikenalnya itu ternyata sangatlah mumpuni.
Pemenang sayembara ini akan menjadi ketua dari pasukan khusus yang menyertai Putra Mahkota.
Trangg..
Pedang Taeyong terpental, kini ujung pedang Minhyung berada tepat di depan dagu Taeyong. Merunduk menatap Taeyong yang memegangi sebelah tangannya yang terluka.
Donghyuck nyaris tidak dapat menahan diri untuk bersorak ketika Minhyung yang dinyatakan sebagai pemenang. Bukankah itu artinya Donghyuck dapat lebih sering bertemu dengan Minhyung yang dikenalnya dengan nama Minho? Walaupun menjabat sebagai pengawal utama Putra Mahkota, rasanya Donghyuck sangat senang.
.
Minhyung membersihkan beberapa luka di tubuhnya, setelah secara resmi menjabat sebagai gabsa dari Putra Mahkota, tanpa memerlukan waktu lama, Minhyung haruslah mempersiapkan diri. Pun begitu dengan Jeno yang menjadi gabsa dari Pangeran San ataupun Taeyong sebagai gabsa dari Pangeran kecil. Ketiganya, sebagai peringkat teratas dari sayembara yang dilakukan, dengan segera ditugaskan untuk mengawal masing-masing pangeran—tentunya disertai tim prajurit lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM [END]
Fiction HistoriquePangeran kecil Lee Donghyuck, putra ketiga dari Selir pertama sang Raja Dinasti Joseon begitu menyukai putra dari Petinggi Jung, Jung Minhyung. "Kuberikan giok ini untukmu, Minhyung.. di kunjungan berikutnya, kau yang harus memberiku hadiah." Sebua...