"Di gempur 2 hari langsung kerja," celetuk Caca.
Sontak Adhya menimpuk lengan Caca. "Caca! Ih!" serunya. Masalahnya ada mba Dela dan mas Andi.
"Di suruh kak Nolan," balasnya polos.
"A-apa?" Adhya salah tingkah. "Sebentar ya mba, mas.. Duluan aja nanti kita nyusul," lanjutnya.
Caca pasrah saja mengikuti tarikan Adhya.
"Dia nyuruh buat apa?"
"Ca, kakak akan selingkuh kalau Adhya deket cowok juga, jadi awasi sahabatnya, kalau ga mau sakit hati jangan deket cowok,"
"Terus?"
"Dia bilang, kalau ada cowok bilang aja 2 hari di gempur langsung kerja biar cowok itu sadar kalau sahabat kamu bersuami.."
"Terus?"
"Udah."
"Dasar! Kalau mau selingkuh ya selingkuh aja! Malah ngerecokin orang!" gerutu Adhya.
"Emang ga masalah punya suami banyak jajan di luar? Nanti bawa penyakit loh, Adhya."
"Iya sih, udah ah.. Laper, jadi emosi, kita makan! Mana kerjaan numpuk," keluhnya terus misuh-misuh.
Caca menggeleng samar dan mengekori sahabatnya yang terus saja bergumam tidak jelas itu.
"Kak Nolan udah ada niat ga main perempuan lagi aja udah bagus, Adhya. Dukung dia, selagi ke hal baik."
"Iya." balas Adhya malas.
"Biasanya kalau buaya tobat itu jadi bucin, gemes banget," Caca gemas sendiri. "Jangan lupa, jangan sampai kak Nolan nempel lagi sama kak Azura." tegasnya.
"Kenapa?"
"Kak Adit udah terbius bisanya, takutnya dia serakah mau kak Nolan juga, feeling aja sih," jawab Caca acuh tak acuh, dia fokus pada makanan.
Adhya termenung sejenak. Haruskah dia mencoba posesif? Benar kata Caca, Nolan bisa saja membawa penyakit dan menularkannya. Anggap saja karena itu.
"Pulang nebeng ya? Mau beli makanan ga? Dah lama kita ga jajan," ujar Adhya.
"Kuy!"
Andi yang tidak jauh dari mereka hendak membawa air minum tersenyum mendengar seruan kuy dari Caca. Menggemaskan.
***
"Lelah, hm?" Nolan menepuk-nepuk pantat kiri Adhya sambil mengecup sekilas pipinya lalu memeluknya sekilas.
"Ck! Apa sih, ini di depan kantor!" bisik Adhya kesal lalu segera masuk ke dalam mobil.
Nolan terkekeh lalu mengkode Caca untuk segera masuk juga.
"Kan, bau kebucinan terdeteksi." gumamnya lalu masuk di jok belakang sendirian.
"Mau kemana dulu nih?" Nolan melirik keduanya bergantian. "Rebahan aja," Nolan membenarkan jok agar Adhya lebih rileks.
Adhya tidak mendebat karena membutuhkan itu. Letih sekali tubuhnya.