21. Diawasi, Harapan, Kebersamaan Dan Sekasur

22.1K 912 15
                                    

Adhya melirik bossnya yang menatap kearahnya? Tidak, tapi pada Caca? Adhya melirik Caca yang lesu tanpa melanjutkan makannya.

Adhya menelan ludah. Kenapa bossnya itu ikut makan di kantin? Apa sedang melihat aktivitas kantor ini? Dan bagaimana gizi yang di dapat pegawainya?

"Ca, kenapa? Lo diliatin boss tahu," Adhya menyenggol lengan Caca.

Caca menoleh pada Adhya lalu celingukan mencari dimana bossnya berada.

"Jam 9, arah jam 9.." bisik Adhya yang pura-pura mengaduk makanannya. Hari ini semua hidangan lebih sehat dan enak.

Caca menoleh agak lemot. "Arah.. Oh, iya." cicitnya terhenyak kaget. Caca tersenyum canggung lalu kembali mencoba makan.

"Mual ya?" bisik Adhya.

"Sedikit. Adhya, apa boss kita itu lagi bikin rencana buat culik Caca? Dia musuh kak Adit sama Kak Nolan," bisiknya agak cemas.

Adhya menelan makanannya. "Ah masa, kayak di novel aja," balasnya sebal namun juga cemas. "Apa karena gue istri Nolan?" bisiknya mendadak ikut panik.

"Bisa jadi, Caca terus diliatin kenapa ya?" dia risih plus takut salah.

"Ca, kayaknya kalau culik ga mungkin deh.. Dia pasti lagi bikin rencana buat kita kesulitan, udah mulai lemburkan beberapa hari ini,"

Caca mengangguk serius.

"Apa kita dengerin Nolan sama kak Adit? Kita pindah kerja,"

Caca menggeleng. "Udah nyaman di sini, belajarnya lama tahu sampai Caca bisa," balasnya. "Kak Nolan kan kaya, kenapa kerja. Mending habisin uang dia," lanjutnya.

"Nikah ga harus begitu, Ca. Kebosenan juga kalau terus di rumah, Nolan juga di rumah, takutnya nanti cepet bosen,"

Caca memilih diam saja saat mual kembali terasa. Dia akan berhenti makan dari pada muntah. 

***

"Duluan, beneran ga papa?" Adhya menatap Caca yang tersenyum manis.

"Ga, Adhya. Udah ga mual, ada obat." bisiknya.

"Oke, gue pulang duluan. Minta jemput kak Adit,"

Caca mengangguk, membiarkan Adhya pulang duluan dan dia mengerjakan tugasnya yang belum selesai.

Mba Dela tengah bersiap pulang dan tak lama pamit padanya. Apa dia akan lembur lagi hari ini?

Caca fokus menyelesaikan tugasnya agar cepat selesai. Hingga sebuah minuman hinggap di sampingnya.

Caca mendongak menatap si pemberi. Mata Caca membola sesaat saat tahu kalau itu bossnya Ciko.

"Lembur lagi? Lanjut besok." Ciko berlalu dengan tenang namun beraura gelap. Caca merinding dibuatnya.

Sosoknya yang tinggi, besar dan tegap dengan otot membuatnya terlihat begitu menyeramkan.

Caca akan lewat jika bossnya banting. Bahkan dengan sekali banting.

Caca menggeleng menyingkirkan pemikiran itu. Dia menatap minuman kesukaannya dengan menelan ludah ragu.

Apa ini cara Ciko akan menculiknya? Apa permusuhannya dengan kakaknya tetap memanas?

Caca memilih tidak minum. Dia segera menyelesaikan tugasnya. Dia tidak ingin pulang bersama dengan bossnya lagi.

Namun akibat buru-buru membuatnya banyak melakukan kesalahan. Mungkin juga dia tidak fokus.

Caca berhenti sejenak, matanya berat. Terpejam sebentar mungkin tidak masalah. Letih sekali tubuhnya.

Apa mungkin karena sedang hamil juga?

Musuh Seranjang (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang