•S O M•
.
..
...🎬🎬🎬🎬
Seokjin mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja kerja. Pikirannya melayang jauh. Ia bahkan tidak mendengarkan presentasi dari divisi pengembangan untuk proyek taman digital di Seoul.
Orang-orang di ruangan mengira Seokjin tidak puas dengan presentasi sehingga Jin mengetuk-ngetuk meja karena bosan. Ketukannya seperti bel kematian yang menakutkan seisi ruangan.
"Bagaimana, Direktur Kim?" tanya Hwan yang berada di sampingnya.
Seokjin tidak menyahut. Hwan kembali memanggil pria itu.
"Seokjin, " bisik Hwan pelan.
Barulah Jin tersadar dan menatap ke depan. Ia berdehem pelan. Menetralisir suasana yang hening akibat ulahnya.
"Revisi proposalnya. Setelah itu akan kita rapatkan kembali, " ujar Seokjin sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan.
Seisi ruangan membungkuk hormat pada Jin. Lalu Hwan menyusul langkah Jin. Setibanya di samping Jin, Hwan berdehem.
Jin melirik Hwan, "aku ingin pergi. Jangan ganggu dan jangan tanya aku pergi kemana. "
"Tapi, investor dari China akan datang, " sanggah Hwan.
"Undur pertemuannya besok. Kepalaku sakit. Hasil rapat tadi pun tidak memuaskan. Minta divisi pengembangan untuk mengirimkan revisinya malam ini, " balas Jin.
"Baik, " jawab Hwan. "Kau tidak ingin ditemani?"
"Aku butuh sendiri. "
🎬🎬🎬Seokjin menghela napasnya panjang. Ia tidak menyangka dirinya akan berada di desa Angok lagi.
Pria itu menjejalkan tangannya ke dalam saku celana. Menatap gedung perpustakaan yang ada di hadapannya.
Ucapan Yerin kemarin membuatnya penasaran. Lagipula ia juga tidak terima di tampar seperti kemarin. Karena itu ia berada di perpustakaan ini.
Lama berdiri di halaman perpustakaan, Seokjin memutuskan untuk masuk. Ia disambut oleh seorang pria blasteran. Jin pernah melihatnya di depan rumah Sowon saat itu.
"Selamat datang! Anda ingin membuat kartu anggota?" sapa Jhonny ramah.
Jin menatap datar, "tidak perlu. "
"Anda ingin membaca saja?"
"Ya. "
"Apa ada buku yang ingin anda cari?" tanya Jhonny.
Kening Seokjin mengernyit kesal, "tidak perlu. "
Melihat penolakan itu, membuat Jhonny ciut. Ia tidak lagi bertanya.
Jin pun berjalan menuju petunjuk yang diberikan Yerin. Cukup lama mencari buku yang dikatakan Yerin. Sebab semua buku bertumpuk. Hingga tak lama kemudian ia mendapati sebuah buku dengan sampul berwarna cokelat seperti diary.
Membuka halaman pertama, Jin membaca deretan tulisan rapi milik Sowon. Awalnya hanya menceritakan pengalaman Sowon selama pindah ke desa. Namun menyelami halaman selanjutnya mata Jin basah. Hingga ke halaman terakhir, napasnya jadi tersendat-sendat.
Jin pun menutup buku tersebut. Menghapus air matanya. Lalu membawa buku tersebut pergi meninggalkan perpustakaan. Melewati Jhonny yang bingung melihatnya.
Langkahnya yang awalnya lambat menjadi cepat hingga ia berlari menuju rumah Sowon.
Seokjin seketika ingat kalimat-kalimat yang ditulis Sowon dan hal itu membuat air matanya kembali menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal or Me? | Sowjin
Fanfiction[LOVE-HATE RELATIONSHIP] Kim Sowon adalah seorang artis papan atas di Korea Selatan. Di tengah kepopulerannya, tidak ada yang tau bahwa dulunya ia adalah seorang pembully. Kim Seokjin, korban sekaligus teman Sowon yang pernah ia bully hadir kembali...