10 | Keep You Up

110 24 1
                                    

"Find hope in the hopeless. "

-SOM-

🎬🎬🎬

"Anda belum makan hari ini, tuan. "

Seokjin mengalihkan perhatiannya dari berkas di tangannya pada Hwan yang baru saja tiba di ruangannya.

Laki-laki itu mengangguk singkat. Seolah hanya menganggap hal itu biasa dan mengabaikan ucapan Hwan.

"Tuan?"

"Jangan menggangguku!" Tegas Jin.

"Tapi, anda belum makan hari ini. Apa tuan mau saya membelikan anda sesuatu?"

Mengabaikan pertanyaan Hwan, Jin melempar semua berkas di tangannya ke atas meja, "Tidak ada pekerjaan mereka yang memuaskanku. "

Hwan menatap khawatir ke arah Jin. Laki-laki itu belum tidur selama tiga hari. Kantung mata yang menghitam adalah bukti dari ucapan Hwan. Dan sekarang, Jin belum makan.

Seokjin terlalu memaksakan dirinya bekerja selama tiga hari ini. Entah apa yang ia pikirkan, wajahnya tampak kusut. Semakin suram.

"Atur rapat evaluasi kerja jam dua nanti, Hwan!" Perintah Jin.

Kemudian ia bangkit dari kursi kerjanya. Menyampirkan jas ke bahu dan berlalu pergi meninggalkan Hwan.

"Aku ingin pulang sebentar. Atur semua kepentingan rapat.  Pastikan semua karyawan hadir. Jika tidak, langsung pecat. "

"Baik, tuan. "

Seokjin kembali seperti dua tahun yang lalu. Gila kerja. Tidak mementingkan kesehatan tubuhnya sendiri. Tapi, Hwan tau dibalik itu banyak kegelisahan yang menumpuk di hati tuannya itu.

🎬🎬🎬

Sebuah toko kamera bergaya antik berdiri tegak di sebuah komplek perumahan elite. Sowon mengangkat kepalanya menatap bangunan yang sudah lama itu.

Hingga tak lama kemudian, kakinya melangkah masuk ke dalam toko. Karena bangunan ini terbuat dari kayu jati, hal pertama yang Sowon cium ialah bau kayu.

"Sudah berapa lama aku tidak kesini, " gumamnya pelan.

"Selamat datang! Anda mencari kamera dengan harga murah?" Pemilik toko menyambut ramah kedatangan Sowon.

Mendengar itu, Sowon melepas topi dan maskernya. Pemilik toko tersebut terkejut.

"Noona! Sudah lama kau tidak datang kemari, " ucapnya girang hampir saja memeluk Sowon.

Sowon menghindar lantas tersenyum tipis, "Apa kabar?"

"Seperti yang kau lihat, " balasnya.

Sowon tersenyum lembut. Ia menatap sekeliling toko dengan perasaan sendu.

"Kau sedang merindukan kakek?" Tanya laki-laki itu.

"Ketahuan, ya?" Sowon terkekeh.

"Jelas sekali. Kau selalu datang setiap merindukannya, " ucapnya.

"Hei!" Ucap Sowon dengan suara keras.

Laki-laki itu tertawa kecil, "kau masih saja gengsi mengutarakan perasaanmu. "

Scandal or Me? | SowjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang