Bab 7

489 77 0
                                    

BUKU CATATAN BECKY

Tidak banyak kesenangan yang bisa ditemukan di Fulton Edge—kecuali jika ide kesenangan mu adalah politik. Namun seminggu sekali, pada hari Jumat sore mereka mengadakan pertemuan klub yang tidak terlalu menguras tenaga dibandingkan duduk di kelas.

Klub drama. Ke sanalah kau selalu pergi. Mereka berkumpul di auditorium sekolah, hanya dua lusin orang di sebuah ruangan yang diperuntukkan bagi ratusan orang.

Rapat sudah dimulai hari ini saat kau masuk. Itu tidak penting karena mereka tidak melakukan apa pun selain berdebat. Kau berhenti di lorong, menatap mereka yang tersebar di sepanjang panggung. Perdebatannya adalah pertunjukan apa yang akan dilakukan tahun ini—Macbeth atau Julius Caesar.

Kau berpaling dari mereka hendak pergi, namun ketika kau melihat seseorang bersembunyi di belakang auditorium kau berhenti. Itu dia si gadis baru. Dia tidak memperhatikan pertemuan itu. Sebaliknya, dia sedang sibuk membaca.

Kau baru beberapa minggu memasuki tahun ajaran, tapi ini pertama kalinya dia muncul di auditorium. Penasaran, kau berjalan mendekat, meluncur ke kursi terdekat, meninggalkan kursi kosong disampingmu. Dia sedang membaca buku komik. Itu mengejutkan mu. Di sekitar Fulton Edge kau pasti berharap melihat salinan Atlas Shrugged.

"Aku belum pernah melihatmu di sini sebelumnya," katamu. "Maurer merekrutmu agar dia punya cukup banyak orang untuk menyaksikan acara masturbasi Shakespeare tahunannya ya?"

Dia tertawa sambil menatapmu. Kau mungkin dapat menghitung dengan jari berapa kali kau melihat gadis itu tersenyum. Tertawa kini semakin jarang terjadi. Dia muncul setiap hari, menundukkan kepala, dan melakukan apa pun yang membuatnya sibuk, selalu yang pertama di sini dan yang terakhir hilang. Tapi kau bisa tahu dia tidak bahagia bahkan mungkin lebih tidak bahagia daripada mu.

Kau sudah melewatkan enam hari sekolah dalam waktu sebulan. Mereka mendenda ayahmu karena pembolosanmu, tapi sebaliknya mereka membiarkanmu tergelincir.

"Aku sudah mencoba yang lainnya," katanya. "Aku payah dalam bermain catur. Tim debat adalah sebuah bencana, klub menulis ternyata juga tidak cocok untukku, jadi..."

"Jadi???"

"Inilah aku" katanya sambil mengangkat komiknya. "Membuat klubku sendiri."

"Ah, bolehkah aku bergabung denganmu?  kurasa ini jauh lebih baik daripada bertengkar dengan para idiot itu" katamu.

"Silakan bergabung" katanya. "Mungkin tidak terlalu menyenangkan, tapi terdengar tidak terlalu buruk bukan?"

"Ide mu jauh lebih menarik daripada mereka" katamu sambil menunjuk ke panggung. "Jika semua akting ini tidak berhasil, aku mungkin akan mengajakmu melakukannya. Selalu membutuhkan rencana cadangan."

Klub Drama memilih Julius Caesar… selama empat tahun berturut-turut… dan argumen beralih ke siapa yang mendapat peran apa. Maurer, yang mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin klub bersikeras menjadi Caesar. Dia tipikal anak kaya, berambut hitam, cucu seorang pengacara Watergate. Dia ingin menjadi pahlawan. Dia merenggut ketika beberapa orang lain tidak setuju malah menyarankan agar kau yang memerankannya.

"Kupikir kau tidak harus nongkrong di sini pada hari Jumat," kata pria itu, tersenyum hingga tatapannya beralih padamu, yang berdiri sangat dekat dengan putrinya. Matanya menyipit saat dia mengulurkan tangan untuk memperkenalkan dirinya. "Michael Armstrong"

"Freen" katamu sambil menjabat tangannya.

"Sarocha" kata pria itu. "Aku tahu siapa kau. Aku bekerja untuk ayahmu. Tapi aku tidak tahu jika ternyata kau mengenal putriku. Dia tidak pernah bercerita"

Ketidaksetujuan terlihat jelas di setiap suku kata dari kata-kata itu. Kau memiliki reputasi di mata orang-orang yang bekerja untuk ayahmu dan itu tidak baik.

"Ayah tidak boleh mengatakan itu" gerutunya, wajahnya memerah karena malu dengan ucapan Ayahnya.

Kau tidak mengatakan apa pun saat dia menyeret ayahnya pergi. Dia akan naik ke kursi penumpang mobilnya ketika kau melangkah maju untuk memanggilnya. "Hei, Nona Armstrong..."

Dia berhenti, menoleh padamu.

Ayahnya melotot dari belakang kemudi.

"Kau lupa ini," katamu sambil mengangkat buku komiknya.

Dia mengambilnya, tapi kau tidak langsung melepaskannya, sedikit ragu tapi kau berkata, "Tolong jangan panggil aku seperti itu. Panggil aku apa pun selain nama itu."

Kau melepaskan peganganmu dan dia memberikan mu senyuman sebelum dia naik ke mobil dan pergi, mengambil buku komiknya.

Kau tidak tahu ini, tapi gadis itu? Dia mengumpulkan komik Breezeo-nya segera setelah dia sampai di rumah. Keempat belas edisi dalam ketiga alur cerita yang berbeda—Transparent, Shadow Dancer, dan Ghosted. Dia menghabiskan akhir pekannya dengan membacanya kembali, supaya masih segar dalam ingatannya, jadi ketika dia membawanya ke sekolah untuk kau pinjam dia mengingat setiap barisnya.
 

Ghosted (adaptasi) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang