CHAPTER 18 : IN THE WOODS

42 12 0
                                    

-----------------------------------------------------------

"One can trust him, but one ought not get too attached_________"
"Seseorang bisa mempercayainya, tapi dia tidak boleh terlalu terikat."

-----------------------------------------------

-----------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------------------------------------------

Luan memalingkan ke arah anak panah itu berasal dan melihat seorang pria jangkung bersurai Burnt Sienna atau coklat bercampur oranye dengan high density colours Khas orang Snezhnaya, beberapa garis pirang terlihat di rambutnya.

berpakaian abu-abu atau grey dengan busur berwarna biru muda ditangannya. Syal warna merah yang berkibar, Vision dari hydro terselip di sabuk selebar telapak tangan yang terikat erat di pinggangnya, memakai anting manik-manik dengan kristal merah ditelinga kirinya. lelaki itu seperti bukan anggota fatui tapi lebih mirip bangsawan yang hidup dalam kemewahan. Ocean eyes nya tersenyum, tapi kalau dilihat lebih dekat, pandangannya ke arah para kelompok fatui itu sedikit dingin.

Dalam benaknya yang berkabut, Luan berpikir kalau orang ini... Pria yang pernah dia lihat sebelumnya tapi... Dimana?

Fatui itu ragu sebentar sebelum melesatkan panah ke arah orang yang memegang busur. Hembusan angin tajam berkelabat di telinga Luan, dan sebelum dia menyadari apa yang terjadi, fatui itu sudah mati.

Luan baru saja melihat pria berbaju abu-abu itu dari kejauhan, tapi dalam sekejap mata orang itu sudah ada di sampingnya, meraih tangan Luan yang berdarah sambil membungkuk dan memeriksa luka nya dengan cermat, lalu menjilat bersih darah di lengan gadis itu.

Luan tidak peduli dengan hal lain, menarik ujung pakaian pria itu sekuat tenaga dan berkata, "T-tuan... tolong selamatkan..."

Suara yang keluar dengan sisa tenaga malah jadi tumpang tindih saat mencapai bibirnya, pria jangkung disampingnya sempat kebingungan, tapi untung orang itu masih bisa mengerti, dan bertanya lembut, "Kau memintaku menolongmu menyelamatkan seseorang? Dimana?"

Luan mengulurkan jarinya menunjuk ke arah dia datang tadi, bergumam, "X-xiao... Selamatkan... Xingqiu dan... Dan Chongyun... Mereka.. selamatkan mereka..."

Si pria disebelahnya menatapnya tajam sebelum akhirnya mengikuti pandangannya ke arah yang ditunjuk gadis itu, dia tersenyum sembari berkata, "Jagalah dirimu, aku akan segera kembali." Lalu dia berbalik dan menghilang.

(。•́︿•̀。)


Luan mulai merasa pusing untuk ke sekian kalinya, terdengar suara petir bergemuruh di telinganya, dia mendengar suara-suara disekitarnya seperti tak nyata dan terpisah selapis benang, itu suara pertempuran.

Luan yang merasa khawatir berlari ke arah tempat dimana Xiao bertarung sebelumnya. Namun ia tidak melihat siapapun kecuali pria yang sangat ia kenal berdiri susah payah sembari menopang seluruh tubuhnya pada tombaknya, topeng yang menyeramkan masih terpasang menutupi wajahnya. Seluruh tubuhnya diselimuti hawa menyeramkan berupa asap hitam yang tebal. Disekitarnya terdapat mayat-mayat kelompok fatui yang mengelilinginya, salju yang awalnya berwarna putih bersih kini menjadi merah darah.

DEAR MY LIVING DEAD || XIAO魈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang