-----------------
If a day comes where even you are taken by the darkness, it will be up to me.
Jika suatu hari tiba dimana kamu dibawa oleh kegelapan, itu terserah padaku.
-----------------
-----------------------------------------------
Chapter ini panjang banget jadi aku simpan lagu di atas, soalnya lebih enak baca nya kalau pake lagu itu karna ost genshin sendiri, baca nya santai aja ya?
ฅ^•ﻌ•^ฅ
------------------------------------------------Perang Archon telah memakan banyak korban. Meskipun mereka menghilang dari kehidupan, kekuatan dan kebencian mereka masih tertinggal sebagai sisa-sisa yang terus mengancam dunia.
Di Liyue, orang yang bertugas mengakhiri ancaman ini atau lebih tepatnya menanggung ancaman ini, adalah Xiao.
Bagi sebagian besar orang di Liyue, Xiao adalah nama yang jarang disebut orang-orang. Namun bagi sebagian kecil orang yang pernah melihat Xiao mengatakan, Xiao hanya akan muncul saat bahaya besar mengancam... Bertemu dengan Adeptus dalam kondisi seperti itu, lebih pantas disebut sebagai suatu berkah, atau kutukan...?
••••••
Langit begitu mendung meski hari masih sore. Gemuruh terdengar bersamaan dengan suara dering dari senjata yang digunakan dalam pertarungan.
Luan, gadis yang sudah terdampak karma dari sang yaksha, Adeptus Xiao. Saat ini sedang diam-diam menyaksikan pertarungan sang yakhsa itu sendiri dengan berbagai jenis hilichurl, gadis itu membawa nampan berisikan sepiring almond tofu ditangannya. Matanya seperti lupa caranya berkedip, terus melihat pertarungan tersebut dibalik semak-semak yang tinggi.
Xiao bertarung di pinggir sungai, pria itu menggunakan tombak sebagai senjatanya dan topeng menakutkan terpasang diwajahnya.
Xiao sangat lincah, kelincahannya membuat Xiao terlihat seperti sedang menari di Medan pertarungan. Menghunuskan tombaknya ke atas membuat hilichurl terlempar. Xiao melompat sangat tinggi, saat berada di udara, memutar-mutar tombaknya dan nenghantamkannya di tanah, gemuruh terdengar sangat keras, ilalang (dibaca: rerumputan yang tinggi.) bergoyang mengikuti irama pertarungan dan para hilichurl tersungkur terlihat tak berdaya. Dia kemudian menerjang semua hilichurl dan memusnahkan mereka dengan sangat cepat, tanpa ampun dan belas kasihan. Melumpuhkan semua musuh hingga tidak ada musuh yang tersisa.
Luan tau, topeng yang dipakainya adalah topeng yaksha Alatus yang memberikan kekuatan tiada Tara namun juga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Gadis itu bisa melihat dengan jelas tubuh pria itu mengigil dan mengerang kesakitan, seluruh tubuhnya diselimuti asap atau mungkin aura hitam yang pekat. Lebih banyak dari asap hitam yang tadi ia lihat diwajahnya. Dari sanalah, Luan mengerti bahwa aura hitam itu adalah karma. Dan dia juga memilikinya saat ini.
Apakah itu kutukan?
Luan tercengang, berpikir dalam hati, "Aku saja sudah sangat tersiksa dengan karma ini meskipun baru saja mendapatkannya, Xiao, sudah memiliki Karma selama ribuan tahun lebih dan Karma nya sudah tidak bisa terbendung lagi, apa rasa sakitnya lebih dari yang kurasakan saat ini? Xiao... apa kau sangat menderita? Apa dia pantas menderita selama itu?"
Ditengah lamunannya, tiba-tiba Xiao melesat kearahnya dan mengarahkan ujung tombak tepat ke wajahnya. Gadis itu membelalakkan matanya, seluruh tubuhnya mengigil melihat ujung Tombang yang runcing dan dipenuhi darah demon yang dibunuh pria itu, Dengan gugup Luan berkata, "Xi... Xiao... Ini aku," Luan kemudian dengan cepat mengganti ekspresi ketakutannya dengan senyuman tulus, walau Xiao mencodong kan senjatanya lebih dekat lagi, Luan tidak merasa terancam dia perlahan mengangkat lengannya untuk membelai rambut sang yaksha, kemudian bergumam, "Ini aku, Luan." Suaranya lembut, selembut sutra namun tidak mudah rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY LIVING DEAD || XIAO魈
FanfictionSelama ribuan tahun, penduduk Liyue sering menceritakan kisah tentang Yaksha. Tapi seiring dengan waktu, para pelindung rakyat ini perlahan menghilang. Hanya Xiao yang masih mematuhi kontraknya dengan Archon Geo, dan menjalankan tugas yang diberikan...