Kepergian Xiao yang begitu saja membuat Luan merasa dirinya bukan apa-apa baginya. Memang benar sih? Sekarang dia bersama dua pemuda baik hati yang rela memberikan nyawanya hanya demi menyelamatkan nya. Luan berkata kikuk, "Terimakasih... karena sudah menyelamatkan nyawa ku."
Mendengar itu, si pria bersurai biru tua tersenyum dan mengangguk sedikit, "Tidak masalah." Lalu menoleh ke arah lain.
Luan mengikuti pandangannya dan melihat pria bersurai beku, berjalan ke arah mereka dengan setumpuk kayu bakar. Sebelum Xingqiu menghampiri, Luan sudah berlari dan mengambil kayu bakar dari tangannya, namun Chongyun menahannya dan bergumam, "Luan, kau harus duduk, duduklah. Aku bisa melakukannya sendiri kok."
Tapi Luan bersikeras ingin membantunya, ia berkata, "Kenapa kau bekerja sendiri? Aku juga baik-baik saja! Sini, biarkan aku membantumu."
Saat Luan bicara, mata biru lautnya melengkung membentuk senyuman dan membiarkan Luan mengambil kayu bakar itu, lalu duduk di sebelah pria bersurai biru tua, Chongyun bertanya, "Bagaimana keadaanmu?"
Xingqiu mengangguk perlahan dan kembali memperhatikan gadis yang tengah sibuk menambah kayu bakar ke api, Chongyun mengikuti pandangannya dan tersenyum, "Xingqiu masih terluka, harusnya aku membawa kalian ke penginapan, tapi di kota pasti akan ada banyak orang yang mengejar lagi, jadi tidak akan aman. Aku harus merepotkan kalian berdua untuk bermalam ditempat dingin seperti ini." Sahut Chongyun, suaranya tidak keras, tapi sangat nyaman di dengar. Suaranya lembut, perkataannya juga tidak terlalu cepat ataupun lambat, seperti mencoba membuat nyaman dua anak muda ini. Waktu Xingqiu mendengarnya, tiba-tiba dia mulai mengasihani diri dan bergumam pelan, "Maafkan aku, karena sudah merepotkan kalian berdua..."
Luan berpikir sebentar dan menggelengkan kepala lalu berkata, "Dari awal, aku yang sudah merepotkan kalian berdua. Aku minta maaf..."
Luan memikirkan keadaan Xingqiu, dan menambahkan pertanyaan nya, "Bagaiman bisa Xingqiu sudah sadar kembali dari serangan menyeramkan itu..."
Chongyun menjawab jujur, "Tadi saat kelompok bawahan Scaramouche akan menyerang kami, seorang pria menolong kami. Dia juga yang membantu memulihkan keadaan Xingqiu, aku sangat bersyukur bertemu dengannya!"
Luan mengerutkan keningnya dikalimat 'seoramg pria' kemudian tertegun dan bertanya memastikan, "Apa pria itu bertumbuh tinggi dengan pakaian abu-abu bersurai oranye?"
Kedua pemuda itu mengangguk secara bersamaan, membuat Luan membelalakkan matanya dan bertanya lagi, "Lalu kemana dia pergi setelahnya?"
"Entahlah dia bilang ada urusan..." Chongyun menjawab, terlihat raut wajah kecewa.
"Dan aku juga sangat berterimakasih kepada Tuan Adeptus Xiao karena telah memancing setan brengsek itu pergi dari sana, jadi aku dan pria jangkung itu bisa dengan cepat memusnahkan benalu-benalu fatui dan menyembuhkan Xingqiu. Aku sepertinya bertindak tidak sopan karena telah berteriak padanya... Setelah sampai di Liyue sampaikan permohonan maaf ku ya, Luan?"
Mendengar pengakuan Chongyun yang merasa bersalah pada Xiao, Membuat hati Luan kembali sakit karena mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Jadi, Luan hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian menambahkan kayu bakar lagi ke api.
Setelah beberapa saat membicarakan hal yang memang tidak penting, Ketiga remaja itu tertidur pulas didekat api unggun yang lumayan menghangatkan tubuh mereka karena melelehkan salju disekitarnya.
Luan tahu dia sedang bermimpi, tapi mimpinya terlalu nyata. Wajah orang dalam mimpinya kabur, tapi masih bisa melihat ciri-ciri gadis kecil _______ yang digendong dalam pelukan ibunya, seperti anak domba tak berdosa dan tak berdaya, sementara ayahnya yang merupakan sang pelindung tidak pernah lalai dari tugasnya meskipun putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY LIVING DEAD || XIAO魈
FanfictionSelama ribuan tahun, penduduk Liyue sering menceritakan kisah tentang Yaksha. Tapi seiring dengan waktu, para pelindung rakyat ini perlahan menghilang. Hanya Xiao yang masih mematuhi kontraknya dengan Archon Geo, dan menjalankan tugas yang diberikan...