CHAPTER 31 : IS PIVOTAL

33 12 2
                                    

Sudut pandang Xiao,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudut pandang Xiao,

Malam itu, Luan menangis tepat di hadaan ku. Derai air mata membasahi wajah cantiknya, lalu apa yang harus kulakukan? pergi meninggalkannya sendiri bersama kesedihan menyertainya? Atau memberinya kehangatan yang menenangkan hatinya? Tapi bukankah itu malah memberinya harapan yang seharusnya tidak kuberikan?

Tapi jikalau pilihan pergi meninggalkan nya adalah yang terbaik, rasanya aku tidak memiliki belas kasihan dan tidak memiliki empati pada hati murninya yang dipenuhi kasih sayang itu.

Jikalau boleh aku jujur pula, nyatanya aku telah menyukai bahkan mencintai Luan. Setiap kali aku memejamkan mata, gadis itu selalu menampakkan perangainya, menukar lelapku dengan lara. Dengan menjelma "kemustahilan kita." Di dasari "ke tidak abadi an" kisah kita tenggelam, menjadi angan yang meradang di ingatan. Di dasari "ke abadi an" pula, kisah kita hancur, lebur dan terkubur.

Jadi dalam kisah yang tak bernama ini, bisakah aku yang menyembunyikan kata yang disebut "perasaan" ini, dan kau sebatas angan yang enggan berpaling pergi?

Aku menghela nafas, Berdebar cemas. Kaki ku melangkah dengan berat hati pergi meninggalkannya begitu saja.

Flashback Xiao on⁽⁽ଘ

Satu hari setelah Luan tidak sadarkan diri waktu itu,  Xiao dipanggil oleh tuannya sang Geo Archon, Morax. yang kini telah melepas gelarnya dan memiliki nama Zhongli.

"Xiao, kau tau apa yang kau lakukan?" Zhongli memulai pembicaraannya. Xiao hanya mengangguk dan tetap berlutut, "Apa sekarang kau menyesal?" Mendengar pertanyaan Zhongli, Xiao mendongak sebentar kemudian menjawab, "Tidak, Tuan."

Zhongli tersenyum kemudian melirik ke segala arah, dan berkata, "Luan Xie, sejak awal aku selalu memperhatikan kedekatan mu dengan gadis itu. Sekarang apa yang akan kau lakukan?"

Tidak ada yang bisa mempersiapkan Xiao untuk jawaban pertanyaan ini.

Melihat tidak ada jawaban dari pemuda itu, Zhongli kembali tersenyum dia melirik Xiao sebentar kemudian menghela napas tetap tidak menghilangkan senyuman tipisnya, "Katakan padaku, bagaimana perasaanmu pada gadis mortal itu?"

Xiao memberi jeda, memikirkan dengan matang sebelum menjawab, "Aku tidak begitu mengerti dengan perasaan. Hanya saja... Saya merasa nyaman ketika berada di dekatnya, itu membuat saya tidak ingin dia dalam bahaya. Keinginanku untuk terus melindunginya dan sangat peduli padanya, lebih dari yang ingin saya akui."

Zhongli memegangi dagunya seperti tengah berpikir dan mengangguk, dia kemudian berkata, "Itu artinya kau mencintai gadis itu."

Xiao tidak menjawab dan masih memasang ekspresi bingung di wajahnya, Zhongli kembali berkata, "Kau ingin gadis itu tidak berada dalam bahaya? Maka Menjauhlah darinya... Karma mu, karma di tubuhmu sangat berbahaya bagi manusia. Kau tau kan? Jika kau mencintainya, jika kau ingin melindunginya, jika kau peduli padanya," Zhongli berhenti sebelum melanjutkan,

DEAR MY LIVING DEAD || XIAO魈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang