CHAPTER 40 : SACRIFICE

40 8 4
                                    

Luan mencoba melupakan kejadian sebelumnya dan mulai membuka kedainya.

Hari itu cuaca sangat cerah sebenarnya. Luan juga senang karena banyak pembeli yang datang ke restoran nya dari pagi menjelang siang. Dan ketika selesai Luan pun melanjutkan menggambar sketsa untuk pakaian pengantin yang ia impikan di balik meja kasir.

Ah memikirkan sang Yaksha terkuat, pelindung Liyue Alatus Nemeseos entah kenapa membuat kebahagiaan Luan hari itu menjadi bertambah dua kali lipat. Dia bahkan senyum-senyum sendiri dibuatnya.

Namun...

Harinya hancur saat tokonya kedatangan sosok Childe yang keberadaannya selalu membuat hati kesal.

"Selamat siang, Ojou-chan."

Ugh... Luan bahkan ingin sekali menyumpal mulut pria jangkung itu.

Mau tidak mau Luan pun menyambut kedatangan pria tersebut walau dengan senyum yang dipaksakan.

"Jadi ada apa gerangan yang membawa seorang 'Harbinger' datang ke kedai saya yang sederhana ini?"

Luan tidak ingin berbasa-basi, jadi gadis itu langsung to the point saja setelah memberi hormat untuk si pria laknat. Agar cepat juga dia angkat kaki dari restorannya.

"Tidak A-Xie, aku hanya ingin berkunjung." Jawab Childe dengan senyum ramahnya yang pastinya palsu. "Aku baru tahu kalau kau kembali membuka kedai makanan, makanya aku ingin sekalian melihat-lihat."

#A-Xie=(a) adalah awalan sayang yang digunakan antara orang-orang yang memiliki hubungan dekat; (Xie) nama keluarga karakter Luan Xie. Panggilan ini disebutkan bentuk kedekatan yang paling dekat.


“Ah, aku merasa sangat tersanjung karena kau bersedia mengunjungi kedaiku.” Luan pun menunjukkan senyum palsunya. Sambil sedikit merendah meski dalam hati ia mengumpat. Entah apa yang membuat Childe memanggilnya dengan panggilan non formalitas seperti itu. Dan sejak kapan dia membuang formalitas kepadanya?

Childe menatapnya ramah, namun dia tidak menyukai perkataan Luan. Gadis itu terdengar merendah padahal sebenarnya sedang menyinggungnya. Apalagi melihat senyum yang penuh keterpaksaan itu ditampilkan membuat perasannya jadi lebih buruk lagi. Seingatnya dulu Luan memang sinis tapi tidak sampai sesinis sekarang. Ya, meski Childe merasa dibenarkan, siapa yang akan berbaik hati setelah ditipu atau dibohongi?

"Tempat ini sangat bagus. Begitu pun dengan makanannya. Pasti enak."

"Terima kasih." Ya cukup menanggapi itu saja, tidak perlu ia banyak bicara pada orang seperti Childe ini. Sebaliknya, karena respon acuh dari sang puan membuat Childe kesal, dia bertanya, "Kenapa kau semarah itu, 'sih? Memangnya jika aku seorang Harbinger dunia akan terasa seperti neraka bagimu? Aku bahkan tidak berniat mencelakai mu, A-Xie."

"Dunia sudah terasa seperti neraka hanya karena kedatangan mu, Tuan Tartaglia." Balas Luan kesal.

Childe menghela napas, mencoba untuk tetap sabar pada pujaan hatinya. Pujaan hati yang sekarang malah memandangnya seperti hewan buas. Kasihan.

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan agar kau tidak semarah ini padaku? Setidaknya kau mau memaafkanku."

Luan memperhatikannya sesaat, menelusuri bahwa permintaan maafnya benar-benar sangat tulus. Kalau dipikir lagi, Childe sama sekali tidak pernah mencelakainya... Dia bahkan pernah menyelamatkannya, apa itu tidak cukup membuktikan bahwa dia tidak memiliki niat jahat. Jadi, apa salahnya mencoba mempercayai orang ini.

"Ehm! Baiklah, akan ku maafkan jika kau bisa menulis pengakuan maaf mu di atas batu besar itu selama satu minggu penuh." Celetuk Luan sembari menunjuk batu besar yang ada di atas tebing tinggi jauh disana. Dia bercanda? Itu terlalu berlebihan.

DEAR MY LIVING DEAD || XIAO魈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang