----------------------------
"What we call the human heart... It's such a mystery, isn't it?"
"Apa yang kita sebut hati manusia... Sungguh sebuah misteri, bukan?"
----------------------------
Sementara itu, Xiao saat ini tengah menarik lengan Luan dengan kasar dan menyeretnya pulang ditengah keramaian kota Liyue malam itu, "X-xiao tunggu! Kenapa buru-buru sekali?! Aku kan mau-"
"Berhenti bicara." Sahut Xiao dengan nada tegas membuat gadis itu seakan langsung menjahit mulutnya, memilih untuk patuh.
Beberapa saat kemudian, Luan melihat bangunan yang sangat familiar di ingatannya, sebuah bangunan kedai sederhana, dia bergumam dalam hati, "Kedai itu... Entah kenapa aku merasa-" tiba-tiba rasa sakit di kepalanya muncul lagi, membuatnya mengerang kecil sembari memegangi kepalanya, Xiao sontak menghentikan langkahnya kemudian melirik ke arahnya, "Ada apa?" Dia bertanya.
Luan menggeleng kecil, kemudian menjawab singkat "Kepalaku sedikit nyeri..." Mendengar hal itu, Xiao melepaskan pegangannya kemudian memperhatikan gadis itu dalam waktu yang lumayan lama. Meskipun sedikit ragu, Xiao perlahan memegangi kepalanya dengan lembut, "Maaf, aku terlalu memaksakan mu berlari." Katanya, sembari mengelus kepala gadis itu, kemudian berkata lagi kali ini bahkan dengan nada lebih lembut dari sebelumnya, "Kesalahanku." Rona merah sudah menghiasi wajah pucat Luan, dia mundur beberapa langkah namun malah tersandung dan tersungkur kebelakang.
"Aduh!"
Xiao terkejut, kemudian segera mendekatinya dan bertanya "Hey, kau baik-baik saja?" Dengan gugup Luan menjawab, "A-aku baik-baik saja..."
Xiao terdiam, meski masih terlihat seperti piring datar, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan raut kekhawatiran nya, lalu berkata, "Kau tunggu disini, saya akan segera kembali." Luan mendongak, melihat pria itu sudah pergi, "Mau kemana, Xiao?"
"Saya akan membawakan mu obat." Sebelum melakukan telepati, Xiao menjawab pertanyaan nya sesingkat mungkin.
Luan duduk dikursi taman, menunggu kedatangan sang Adeptus dengan sabar, sampai seseorang datang menghampirinya, dan bertanya santai "Sedang menunggu seseorang, nona?"
Luan mendongak, dan terkejut melihat seseorang yang telah berada dihadapannya, "Ku... Kunikuzushi?" Sahut Luan.
Pria itu tercengang mendengar panggilan gadis itu padanya, Kemudian mengerenyitkan matanya dan menarik lengan gadis itu dengan kasar membawanya pergi entah kemana.
"Apa yang-"
Scaramouche hanya diam sembari terus membawa lari gadis itu menjauhi kerumunan.
Sebelum akhirnya Scaramouche berhenti, sosoknya menghadap Luan. Entah kenapa dia dibawa ke persimpangan sepi ini, tapi hatinya sudah bisa menebak, jadi Luan berdiri dua langkah dari pria itu dan mengamatinya dengan curiga.
Scaramouche membiarkan dirinya diamati tanpa menjelaskan apa-apa. Postur tubuhnya tetap sama selalu tegap, anggun dan tampan, atau terlihat sembrono dan sok. Setelah beberapa saat, Scaramouche bertanya, "Apa yang kau lihat?"
Luan terkejut, akhirnya dia mengerti dari mana datangnya kesan tidak peduli itu, dan menundukkan kepala, "Kuni-gege... Aku,"
#Ge ge= panggilan kepada seorang Kaka laki-laki di Tiongkok.
Scaramouche terdiam beberapa saat, tanpa mengatakan apapun, tiba-tiba menangkup kedua pipi gadis itu dengan kasar, tatapannya sangat tajam dan ganas, benar-benar tidak menunjukkan belas kasihan, "Beraninya kau memanggilku dengan sebutan menjijikan itu lagi setelah apa yang telah kau lakukan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY LIVING DEAD || XIAO魈
Fiksi PenggemarSelama ribuan tahun, penduduk Liyue sering menceritakan kisah tentang Yaksha. Tapi seiring dengan waktu, para pelindung rakyat ini perlahan menghilang. Hanya Xiao yang masih mematuhi kontraknya dengan Archon Geo, dan menjalankan tugas yang diberikan...