42. Cerita Masa Lalu

353 62 273
                                    

VOTE & KOMEN [100] Awas kalau gak rame aku mau menghilang 1 bulan biar kalian lumutan

VOTE & KOMEN [100] Awas kalau gak rame aku mau menghilang 1 bulan biar kalian lumutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
Alea merasa tersentak dengan pertanyaan Galih, namun dia berusaha untuk tenang. "Semua orang bakalan mati Gal. Tapi lo gak akan mati sekarang, gak akan" Alea mengatakannya dengan percaya diri

Alea bergerak mengambil tisu basah, memberikannya pada Galih agar bisa membersihkan darahnya. "Jangan berusaha inget apapun lagi" ucapnya

Galih menggelengkan kepalanya, "Gue boleh ke kamar mandi? Lo langsung tidur aja" kata Galih

"Lo baik-baik aja kan?" Galih mengangguk dua kali

Galih berjalan keluar dari kamar Alea, dia masuk kedalam kamar tamu. Dia melihat Gibran yang sudah berbaring menghadap tembok

Galih membuang tisurnya dan masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya. "Gue harus ke dokter besok" gumamnya

Galih keluar dari kamar mandi, dia mendekati kasur. Galih menarik selimut untuk menutupi tubuh Gibran, Galih melihat ponsel Gibran yang masih menyala. Menampilkan kartun upin ipin musim 18

"Selamat tidur Gib" Galih meletakkan ponsel Gibran di meja. Dia menepuk kepala Gibran dengan halus

Gibran membuka matanya setelah merasa Galih tidak bicara lagi, 'Maafin gue Gal' sebenarnya Gibran belum tidur sejak tadi

"Apa Rey tidur nyenyak? Gue gak pamitan sama dia" Gibran bisa mendengar helaan nafas Galih yang begitu panjang

"Gue udah terbiasa tidur sama Rey. Harusnya dia meluk gue" Galih berusaha memejamkan matanya

'Galih paling suka dielus kepalanya atau dipeluk sampai tidur' Hasbi pernah mengatakannya pada Gibran

Gibran berbalik dan menghadap Galih dengan kedua mata terpejam. Dia memeluk Galih dengan erat

"Gib" Galih terkejut, dia melihat kearah Gibran, "Lo tidur beneran gak?" Bingungnya

Galih mengusap lengan Gibran yang ada diperutnya, "Gue gak bisa nafas Gib, tangan lo gede banget" mendengar keluhan itu, Gibran sedikit melonggarkan pelukannya

"Gue udah dapet beberapa alamatnya. Dia gak punya tempat tinggal tetap, jadi agak susah buat nyeret dia secara diam-diam. Semuanya harus murni tanpa orang tau kalau ini penculikan" Mahar memberikan banyak gambar yang sudah dicetak pada adiknya

"Miskin ya ni orang" ucap Alea, melihat banyaknya tempat yang Yasmin singgahi

"Dan ini" Mahar memberikan satu foto lagi

Alea manelitinya, "Ini kakaknya, namanya Yoga" kata Yasmin

"Apa gue juga harus nyeret dia?" Tanyanya

"Gak usah. Yang punya urusan sama gue cuma Yasmin, gue rasa Yoga juga gak terlibat nyakitin Galih" jawab Alea dengan jelas

"Papa gak tau kan?" Mahar menggeleng

OUR PART (Start Chapter 33) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang